Anna membuka lembar demi lembar gulungan di atas meja kerja Alaric, dirinya duduk di sebelah pria itu yang sibuk menulis surat, ntah untuk apa, untuk semacam pertemuan? Sepertinya tidak mungkin, jika ada rapat untuk membicarakan kekacauan wilayah di setiap kerajaan melainkan Alaric yang selalu mendapat surat, Anna tidak banyak bicara, mungkin itu hanya semacam surat biasa untuk setiap kerajaan dari Alaric, ntahlah Anna juga bingung, gadis itu membaca setiap gulungan dengan teliti, hingga sampai di akhir, Anna menghela nafas panjang, gulungan itu berisi permasalahan yang ada di Desa Dalmary, dimana desa tersebut mengalami kekeringan yang kritis, hewan-hewan berkurang setiap hari nya, tumbuhan pun telah mengering bagai di sergap kepungan api.
"Disini tertulis bila bantuan persediaan air bukan dari ibu kota saja, ada kerajaan lain yang ikut memberi bantuan." Anna membaca halaman lain. "Kerajaan Angeous Moon Black?"
"Kau tahu pangeran pertama kerajaan Vampire?" Alaric ikut menyahut. "Dia jatuh cinta kepada temanmu dan berinisiatif membantu Desa nya."
Anna menganga kecil, kemudian tertawa lebar. "Astaga, makhluk dingin itu jatuh cinta kepada Emily?! Yang benar saja!"
"Itu nyata Nana, mata seseorang tidak bisa berbohong, apalagi saat jatuh cinta."
Anna menggeleng, masih tak percaya dengan fakta ini, dirinya kira itu hanya sebuah gurauan kala Alfred berdekatan bersama Emily, ternyata pria Vampire itu benar-benar serius.
"Ini sangat lucu."
"Kertasnya lucu? Serendah itu kah humormu?"
Anna menampar Alaric dengan gulungan yang ada didalam genggaman nya. "Bukan kertas yang ku baca Willi! Tapi kisah cinta Emily dan Pangeran Vampire itu yang lucu!"
"Sangat konyol sekali jika aku menganggap kertas ini lucu!"
Obrolan mereka berdua berhenti ketika pintu menjulang ruangan kerja milik Alaric terbuka lebar, Evan masuk di ikuti dua orang lain nya di belakang, pria merah itu membungkuk singkat setelah berdiri dua langkah dari meja kerja yang Alaric tempati.
"Kereta kudanya telah siap yang mulia!"
Alaric beranjak berdiri, merapikan tumpukan surat yang telah di buatnya kemudian menyerahkan nya kepada Evan. "Sebarkan ke setiap kerajaan Theo, jangan sampai ada yang terlewatkan!"
Evan mengernyit sembari menerima surat-surat itu. "Laksanakan yang mulia!"
Anna membawa empat gulungan yang berisi permasalahan di desa Dalmary, kemudian dirinya ikut berdiri, Anna tersenyum kepada Lucy yang berada di belakang Evan, satu nya lagi tidak dirinya kenali karena dia laki-laki, mungkin salah satu prajurit Diamond.
"Kita berangkat sekarang Nana, pelayan pribadimu akan ikut bersamamu." Ujar Alaric seraya mengulurkan tangan, mengajak Anna keluar.
Anna membalas uluran tangan nya. "Ya!"
Mereka segera bergegas pergi, waktu telah siang, mentari tampak telah menggantung di tengah-tengah langit, cuaca di luar sangat terik, Anna menyipitkan mata ketika langkah nya telah tiba di luar pintu utama, cahaya mentari menyirami wajahnya, beberapa kereta kuda telah berbaris rapi di halaman kerajaan, para prajurit yang menunggu di luar serempak membungkuk hormat.
"Salam yang mulia Lord serta yang mulia Ratu, semoga anugrah langit tercurahkan kepada anda."
Alaric mengangkat sebelah tangan nya, membuat seluruh prajurit perlahan menegakkan badan nya kembali, pria itu menoleh kepada Anna. "Pilih kereta kuda yang kau mau, kau bebas memilihnya."
"Tapi kau Willi?"
"Ada sesuatu yang harus aku bicarakan bersama Theo, kau masuklah duluan."
Anna mengangguk ragu. "Baiklah."
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY WITH THE DEVIL II
Fantasy[Utamakan follow sebelum membaca.] Please, don't copy my story. ──────────── "Angin berbisik diantara daun-daun gugur, membawa cerita-cerita lama yang terluka. Meskipun waktu telah berlalu, luka di hati masih membekas, trauma itu seperti senja yang...