Bab 44

739 83 1
                                    

Sarapan telah usai, Anna beranjak berdiri, membereskan alat makan yang berserakan di permukaan meja, Emily membantu nya, Elena beberapa menit lalu telah pergi untuk bekerja, suasana makan tetap hangat meskipun hawa di sekitar terasa dingin karena kehadiran Alaric, rasanya ganjal sekali pria itu makan di dalam rumah kecil sederhana yang tak pernah dirinya injak sekalipun, Elena serta Emily pertama kali bertemu bersama Alaric tentu merasa ketakutan seperti kebanyakan orang lain nya ketika bertemu bersama pria itu, tapi hawa serta garis wajah yang Alaric tampilkan tak semenyeramkan biasanya, terlihat lebih ramah.

Anna menghentikan kegiatan nya ketika seseorang masuk tanpa mengetuk pintu, Emily mengerjap kala menangkap kekasih nya datang.

Alfred membungkuk singkat di hadapan Alaric yang tak bergerak sedikitpun, kemudian memilih duduk di samping Emily.

"Pagi." Ujar Alfred dingin.

"Oh ya... Pagi." Emily membalas kikuk.

Anna menahan tawa, tampak kaku sekali pasangan di hadapan nya ini, gadis itu berjalan ke dalam dapur untuk mencuci peralatan makan, seusai bersih gadis itu menata nya di dalam lemari khusus untuk peralatan makan, terlihat kuno memang tapi di dunia immortal semua barang di ciptakan sedemikian rupa seperti di zaman dulu, belum modern seperti di dunia nya.

"Kau belum mencium-ku pagi ini."

Anna terlonjak ketika bisikan itu tiba-tiba terdengar, ketika dirinya hendak menoleh kecupan di atas daun telinga nya begitu terasa.

"Willi...!" Anna menahan agar tidak menjerit. "Apa yang kau lakukan? Berat sekali, pergi dari punggung-ku!"

Alaric memeluk erat Anna yang tengah berjongkok dari belakang, pria itu tak mendengarkan dan terus memeluk gadisnya kuat-kuat, berulang kali menciumi daun telinga nya membuat Anna menggeleng-geleng.

"Hentikan." Anna sekuat tenaga melepaskan pelukan pria itu yang begitu melekat.

"Kau seharusnya pergi, bukankah tugasmu belum selesai?!"

Alaric duduk sembari menyandarkan tubuh nya pada lemari alat makan, kepala nya menoleh, memandang Anna yang wajahnya memerah habis. "Berikan aku satu ciuman, maka aku akan pergi."

Anna melambaikan tangan. "Jangan minta yang aneh-aneh, cepat pergi sana."

"Heh, apa maksud-mu aneh? Aku hanya meminta sesuatu yang masih rasional, tidak sampai melewati batas."

"Baiklah, tapi di sini." Anna menunjuk dahi nya.

Tentu Alaric menggeleng, pria itu menunjuk bibirnya. "Di sini sayang."

"Bagaimana kalau aku menolak?"

"Sederhana, kalau kau menolak aku akan memakan-mu sekarang juga."

Anna langsung menjauh dari Alaric detik itu juga, gadis itu menatapnya dengan melotot.

"Jangan membuang waktu, cepat pilih."

Anna menatap ke sana-kemari, gelisah. "Aku—" Terlambat, tubuhnya sudah lebih dulu bergeser dengan sendirinya, gadis itu bergerak di udara lalu mendarat di atas pangkuan Alaric.

"Kau curang, selalu memakai sihir!"

Alaric menyeringai. "Kau selalu membuat-ku menunggu, aku tidak cukup sabar untuk menunggu-mu Nana."

Anna hendak berseru tak terima, namun Alaric sudah lebih dulu memangsa bibir nya, mengabaikan Emily serta Alfred yang tengah mengobrol di ruang makan.

Hanya beberapa detik, tautan ke-dua nya lepas, Anna menutup seluruh wajahnya menggunakan dua tangan.

DESTINY WITH THE DEVIL IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang