Bab 4

3.1K 350 6
                                    

Kuku panjang hitam nya mengarah keatas bersamaan seluruh tubuh para tahanan, iris semerah darah nya menyala, saat tangan nya terkepal dengan kuat, tubuh para tahanan yang melayang diudara langsung mengeras, mulut mereka langsung mengeluarkan darah segar.

Selang beberapa detik tubuh mereka langsung memuncrat, menjadi daging-daging kecil, bahkan tulang mereka seperti dipotong dengan rapi.

Tubuh tidak berupa itu langsung mendarat diatas tanah yang dingin akibat salju yang terus-menerus turun.

Tubuh para prajurit menegang, tidak berani menatap sosok yang melakukan hal barusan.

Cairan merah terus merambat, memenuhi tanah dingin itu, sedangkan terlihat seorang pria tengah menangkup dagu menggunakan sebelah lengan tanpa menyuratkan ekspresi apapun diwajah nya.

Hanya menatap datar, tidak peduli dengan apa yang barusan dilakukan nya, karena menurutnya itu adalah balasan yang sempurna untuk para bedebah yang berani mengkhianati nya.

Matanya yang masih menyala beralih menatap tahanan yang masih bernafas, terlihat keringat membanjiri dahi mereka karena terkejut dengan apa yang dilihat nya.

Telapak tangan nya perlahan terbuka, sosok yang masih duduk mulai memiringkan kepalanya, jari telunjuk nya mengarah kesalah satu tahanan yang nampak semakin menegang ketika mendapat tunjukkan jari.

Karena dirinya yakin, hanya dengan tunjukan jari tersebut nyawa nya akan segera direnggut.

Dan benar saja, hanya butuh satu detik, tahanan yang diberi tunjukan jari langsung mengerang ketika merasakan seluruh tubuh nya terbakar, bola matanya mengeluarkan kepulan asap, hingga tangan nya melepuh disusul oleh kaki hingga anggota tubuh.

Perlahan tahanan tersebut berubah menjadi sebuah abu.

Semua yang melihat nya hanya meneguk ludah nya dengan susah payah, tenggorokan mereka terasa kering, apalagi saat melihat tatapan maut dari sang Lord.

Ya, dia adalah Alaric.

Pria itu sedari tadi hanya duduk sembari menyiksa sekawanan serangga.

Tatapan nya sangat jelas berbeda, tidak ada lagi kelembutan maupun tatapan hangat, hanya menampilkan jati diri yang sebenarnya.

Sadis dan kejam, itulah yang tergambar didalam diri Alaric, sedari dulu tidak pernah berubah.

Alaric mulai mengangkat dagunya, satu tahanan kembali terangkat, berjalan ke arahnya dengan sendirinya, tangan Alaric bergerak, mengarah ke arah dada tahanan tersebut yang terus menggeleng.

Kukunya kembali memanjang, seketika sebuah bola cahaya muncul dari ujung kukunya.

"Berani-beraninya kau menyebarkan rumor yang tidak jelas tentang Ratu-ku!"

Perkataan dari Alaric mengantarkan atmosfer yang semakin mencekam.

Baru akan menggerakkan bibirnya, tahanan itu langsung memuntahkan darah segar dari dalam mulut ketika bola cahaya itu melesat, melubangi tubuh bagian dadanya.

Darah yang akan jatuh ke permukaan wajah Alaric langsung membeku, namun tetap melayang diudara.

Pria itu beranjak, saat itulah darah yang membeku langsung pecah ketika Alaric mulai berjalan, mencengkram kepala tahanan yang masih berdiri dihadapan nya.

Alaric menariknya dengan kuat hingga terlepas, melemparkan kepala itu keatas seraya menjentikkan jari, tidak berselang lama hujan cairan merah langsung turun ketika kepala itu memuncrat.

Alaric terus berjalan ke arah kepala seseorang yang terpajang ditengah-tengah tempat eksekusi itu.

Di cengkram nya kepala tersebut, yang langsung mengeras, perlahan berubah menjadi sebuah aluminium.

DESTINY WITH THE DEVIL IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang