Anna membuka matanya secara perlahan, dirinya tidur dengan posisi terlentang, memandang langit-langit kamar yang jauh berbeda, bukan di kamar ibu Elena atau di kamar nya yang berada di kerajaan Diamond, bukan di ke-dua nya. Anna terdiam cukup lama, kepala nya terasa berputar-putar, perutnya bergejolak seakan ingin mengeluarkan sesuatu, Anna merasa mual dan pusing, secara tiba-tiba.
Gadis itu beranjak duduk, Anna memegangi dahi nya, tubuhnya sedikit lemas, apa ini efek samping dari sihir yang dirinya keluarkan?
Anna meringis ketika kepala nya berdenyut serta perutnya merasa mual.
Cklek!
"Kau sudah bangun?"
Anna mengangkat pandangan, menangkap Alaric yang membuka pintu, berjalan menghampiri lalu merangkak naik ke atas ranjang, Alaric memeluk Anna erat setelah duduk di hadapan nya.
"Aku sungguh merindukan-mu Nana, aku khawatir kau tidak bangun-bangun selama satu hari."
Anna membulat. "Sa-satu hari?"
"Benar, lama bukan?"
Anna mengerutkan dahi, itu tidak mungkin, maksudnya manusia macam apa yang tidur satu hari? Ini terasa tidak mungkin.
"Kau tidak sakit?" Alaric melepaskan pelukan nya, memegangi ke-dua bahu kecil Anna. "Aku sudah mengeluarkan sihir-ku berulang kali untuk membangunkan-mu, tapi sia-sia, itu tidak bekerja."
"Nana, apa terjadi sesuatu kepada-mu saat mengendalikan sihir?"
Anna juga merasa bingung. "A-aku tidak tahu."
Jangankan Alaric, Anna sendiri saja tidak menyangka dirinya tidur selama itu.
Ini terasa aneh.
Anna membekap mulut nya ketika rasa mual itu kembali datang, kali ini lebih hebat.
Alaric menatap wajah Anna yang memucat. "Nana! Ada apa denganmu?!" Alaric mulai panik.
"A-aku tidak ta—hoek!"
Alaric membeku, Anna muntah di atas kemeja nya.
Wajah gadis itu semakin pucat. "Ma-maaf Willi."
"Tidak apa-apa."
Anna kembali muntah, lebih banyak. Alaric tidak merasa jijik sedikitpun, pria itu menatap Anna lekat, wajah gadis itu lebih pucat dari sebelumnya.
"Kau sakit Nana?!"
"Sepertinya begitu."
"Apa kau alergi terhadap kabut?"
Anna yang tengah pusing semakin di buat pusing. "Alergi kabut? Tidak Willi, aku tidak alergi terhadap kabut."
"Syukurlah, karena sekarang kita berada di kerajaan Angeous Moon Black, di wilayah ini kabut sangat banyak."
"Kerajaan apa?"
Alaric menarik helaian surai Anna ke belakang telinga. "Kerajaan bangsa Vampire."
"Kenapa aku bisa ada di sini?"
"Aku membawa-mu lewat portal."
Anna tahu portal Alaric, sangat tahu, bentuknya jelas menyeramkan, dirinya di gendong ke dalam pusaran sihir mengerikan itu? Membayangkan nya saja Anna tidak tahan.
Alaric mengulurkan sebelah tangan, menangkup sebelah pipi Anna, lalu mengusap sudut bibir gadis itu. "Kau terlihat lebih lelah di banding biasanya." Sebelah tangan Alaric yang menangkup pipi Anna mulai turun ke atas pundak hingga tiba di atas punggung tangan gadis itu, Alaric menggengam nya erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY WITH THE DEVIL II
Fantasy[Utamakan follow sebelum membaca.] Please, don't copy my story. ──────────── "Angin berbisik diantara daun-daun gugur, membawa cerita-cerita lama yang terluka. Meskipun waktu telah berlalu, luka di hati masih membekas, trauma itu seperti senja yang...