"Kita mau kemana?" Tanya Anna kala menyadari bila dirinya sudah lama melangkah tanpa tujuan.
"Kau yang bilang ingin mengelilingi hutan ini bukan? Kita tengah mengelilingi nya Nana." Balas Alaric yang mulai membuat gadisnya kesal.
"Meskipun aku berkata seperti itu, bisakah kita istirahat sebentar?"
Tanpa menjawab Alaric membawa Anna kesuatu tempat, dengan pasrah nya Anna hanya mengikuti Alaric yang tidak tahu akan membawanya kemana.
Matahari sudah mendaki dengan begitu cepat, hingga sebentar lagi senja akan menjemput, langkah Alaric berhenti seusai dirinya sampai ditempat tujuan. Anna mengedarkan pandangan, hingga sepasang matanya mengerjap takjub kala melihat hamparan rumput yang begitu luas, di lingkari oleh pepohonan di iringi oleh bunga-bunga yang begitu cantik, bunga tersebut mengeluarkan cahaya kecil yang bertaburan dari arah dalam, apalagi bunga tersebut terlihat sangat hidup, di lihat dari kelopaknya yang terus menutup dan terbuka setiap detiknya.
"Aku tidak tahu bila ada tempat seperti ini didunia-mu Willi." Pekik Anna yang langsung berlari ke arah para bunga, tangan nya terulur untuk mengusap bunga tersebut dengan lembut.
"Tempat seperti ini banyak Nana." Balas Alaric sambil ikut berjongkok disamping Anna.
"Hanya saja kau tidak mengetahuinya."
Bibir bawah Anna sedikit maju saat mendengar perkataan Alaric, "Karena kau tidak pernah mengizinkan-ku untuk pergi kemana-mana!"
"Itu sebabnya aku tidak tahu!"
"Aku takut kau mati saat pergi keluar." Balas Alaric yang mulai beranjak.
Anna yang melihatnya tentu ikut berdiri, "Tidak jika aku bersamamu Willi, karena kau selalu melindungi-ku." Ke-dua tangan nya memeluk sebelah lengan Alaric begitu erat, membuat pemiliknya langsung tersenyum tipis.
"Nana."
"Eumm?"
"Apa kau menyukai tempat ini?"
Anna mendongak hingga iris birunya bertemu dengan manik kelam milik Alaric, tidak lama dirinya menganggukkan kepala.
"Sangat Willi, aku sangat menyukai tempat ini."
Tangan Alaric terulur mengusap puncak kepala Anna, dicium nya sekilas kening gadis itu, hingga Alaric mengalihkan sebelah tangan nya ke depan, "Kalau begitu mulai dari sekarang tempat ini adalah milikmu."
"Eh?" Anna mengerjap, apa dirinya tidak salah dengar.
"Tapi Willi, bukankah tempat ini milik semua penduduk immortal?"
"Tidak," balas Alaric, "Semua yang ada didalam sini adalah milikku, semuanya hanya menumpang hidup di dunia-ku."
"Kau... " Anna menggeleng dengan kekehan pelan, "Astaga."
Tidak lama hembusan angin yang sangat kencang lewat, jubah Alaric yang masih setia melekat ditubuh Anna melambai-lambai hingga bagian atasnya terbuka. Seusai bermain disungai sepertinya Anna lupa tidak mengikatkan tali kecil dibagian dadanya, dan itu tertangkap jelas oleh ke-dua iris gelap milik Alaric, memperlihatkan pemandangan yang membuat dirinya tidak bisa mengendalikan diri.
"Hampir saja mahkota-ku jatuh." Ujar Anna tanpa menyadari ada marabahaya yang tengah menghampiri nya.
Merasakan hembusan nafas yang begitu hangat, Anna segera mengalihkan tatapan nya ke depan setelah memperbaiki tata letak mahkota miliknya. Mata Anna tidak berkedip kala melihat wajah Alaric yang sudah begitu dekat dengan wajahnya, debaran jantung didalam sana mulai berirama membuat Anna kesulitan untuk menelan ludahnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY WITH THE DEVIL II
Fantasy[Utamakan follow sebelum membaca.] Please, don't copy my story. ──────────── "Angin berbisik diantara daun-daun gugur, membawa cerita-cerita lama yang terluka. Meskipun waktu telah berlalu, luka di hati masih membekas, trauma itu seperti senja yang...