Dedaunan disekitar terasa bernafas seraya memerhatikan ke-dua pasangan yang tengah duduk di tepi sungai, makhluk-makhluk kecil bersayap menyembunyikan diri dibalik rerumputan demi menatap kemesraan Lord mereka.
Setelah berjalan-jalan yang hanya membuang waktu, kini disinilah mereka, disisi sungai yang tampak tenang, terlihat Anna tengah berjongkok sedangkan Alaric hanya berdiri memerhatikan gadis itu.
Anna meraup air sungai menggunakan ke-dua telapak tangan nya sebagai wadah, baru akan mengarahkan nya kepada Alaric, pria itu sudah lebih dulu melancarkan serangan.
Bola mata Anna membulat dengan sempurna saat lendir hijau memenuhi gaun nya, air yang berada ditelapak tangan nya seketika jatuh ke atas permukaan tanah kala Anna melepaskan ke-dua tangan nya yang sempat menyatu.
"A-apa ini?" Anna bergidik jijik sambil menarik gaun nya agar melebar, membuat lendir hijau itu semakin jelas terlihat oleh sepasang mata.
"Coba kau tebak." Balas Alaric yang masih setia menggerakkan jari telunjuk nya yang terdapat cahaya merah disana.
"Willi ini sangat menjijikkan, padahal aku belum melakukan apapun kepada-mu." Ujar Anna mengerucutkan bibir kesal dengan sepasang alis saling menaut.
Alaric melangkah saat melihat mahkota yang gadis nya pakai akan jatuh ke bawah, rasanya Alaric ingin tertawa kala melihat hidung Anna yang mulai memerah, namun coba dirinya tahan hingga digantikan oleh senyuman.
"Itu adalah lumpur Nana, aku akan membersihkan nya saat kita turun ke bawah sungai."
Kepala Anna mulai mendongak, air mata yang tadinya akan menetes ke bawah langsung terurung kala suasana hatinya perlahan berubah, kekesalan mulai redum hingga menerbitkan wajah antusias.
"Kita bisa bermain air Willi." Seru gadis itu.
"Hmm, terserah dirimu."
Dengan hatinya yang bahagia Anna mulai turun ke dalam sungai yang airnya memakan tubuh nya sampai batas pinggang.
Alaric menarik mahkota Anna menggunakan sihir angin nya, setelah itu giliran mahkota emas nya yang terlepas disusul oleh jubah pegam nya.
Baru saja kakinya tercelup ke dalam sungai, wajah Alaric sudah basah saat Anna mengguyur nya dengan air, terlihat gadis itu tengah tertawa setelah membuat dirinya basah kuyup.
"Rasakan itu!" Seru Anna yang sedari tadi mendaratkan beberapa serangan ke arah Alaric.
Lendir menjijikkan yang menempel diatas gaun nya kini sudah menghilang, Anna dengan semangat langsung mengarahkan ke-dua tangan nya ke udara, membuat air yang berada disekitar mengikuti gerakan tangan nya.
"Kau ingin menyerang-ku menggunakan sihir?" Tanya Alaric sambil mengusap wajah nya, manik hitamnya menatap Anna yang membalas nya dengan senyuman lebar.
"Aku hanya belajar, lagi pula kau sangat pas untuk menjadi benda pelatihan-ku."
"Sepertinya bibirmu minta untuk dicicipi!"
Byurr!
Anna langsung melemparkan bola air yang berukuran besar ke arah Alaric, ucapan dari pria itu, membuat Anna ingin menendang nya saja.
"Kenapa kau tidak pernah berhenti untuk tidak mengatakan hal itu sekali saja?!" Ujar Anna sambil menggembungkan pipinya kesal.
Alaric membenahi rambut nya yang berantakan, tetesan air mulai berjatuhan dari ujung surai nya, pelan-pelan Alaric memandang Anna yang berdiri tidak jauh darinya.
"Aku tidak bisa berhenti untuk mengatakan hal itu kepadamu," balas Alaric kemudian, "Aku pernah mengatakan bila kau adalah makanan kesukaan-ku Nana."
"Aku istrimu bukan makanan-mu!" Anna mulai menggerakkan sebelah lengan nya ke arah Alaric, membuat air yang berada diatas permukaan terangkat ke udara hingga melilit tubuh Alaric hingga batas dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY WITH THE DEVIL II
Fantasía[Utamakan follow sebelum membaca.] Please, don't copy my story. ──────────── "Angin berbisik diantara daun-daun gugur, membawa cerita-cerita lama yang terluka. Meskipun waktu telah berlalu, luka di hati masih membekas, trauma itu seperti senja yang...