Anna menggigit buah yang sempat dirinya ambil, mengunyah nya dengan pelan agar tidak tersedak, lorong berkaca yang dilewati nya menampilkan pemandangan senja yang sebentar lagi akan diselimuti oleh malam.
Tidak terasa waktu bergulir dengan begitu cepat.
"Kita akan tidur diruangan-ku." Ujar Alaric tiba-tiba membuat Anna sedikit terkejut.
"Kenapa?" Tanya Anna menatap Alaric yang sudah berada di samping nya.
"Karena pelayan belum membereskan nya."
Mengerti dengan maksud Alaric, Anna langsung mengangguk, "Baiklah."
"Apa ruangan-mu yang penuh dengan buku itu?" Ujar Anna saat mengingat perpustakaan kecil berjajar disudut ruangan yang pernah dirinya kunjungi.
Ruangan kerja milik Alaric.
"Hmm, kau bisa membaca buku yang kau mau."
"Tentu saja." Ujar Anna tersenyum cerah hingga menampilkan gigi putihnya.
"Ayo Willi, aku tidak sabar ingin segera membaca buku." Sambung Anna sambil menarik lengan kekar Alaric untuk mempercepat langkah nya.
"Giliran berkaitan dengan buku kau sangat bersemangat." Balas Alaric yang menuruti perintah Anna.
"Karena aku sangat suka membaca."
"Benarkah?" Tanya Alaric, "Andai semangat-mu seperti ini saat kita membuat Slime."
Sontak ke-dua bola mata Anna langsung melebar, "Bisakah kalau kita berbicara jangan kaitkan dengan hal itu?"
"Kenapa? Lagi pula tidak ada salahnya, memang nya kau tidak mau memiliki bayi?"
"Te-tentu saja aku mau!"
Alaric menyeringai, membuat Anna yang melihatnya langsung menelan ludah gugup.
"Sa-sampai." Ujar Anna kemudian kala sudah berdiri didepan pintu berwarna hitam.
Terlihat tidak ada prajurit satu pun yang berjaga disana, karena sang Lord yang menyuruh mereka untuk tidak berdekatan dengan ruangan miliknya.
Kini giliran Alaric yang menarik lengan Anna untuk membawa gadis itu masuk ke dalam, Anna mengedarkan pandangan nya ke segala arah, hanya kegelapan yang bisa dia lihat.
Namun tidak lama saat Alaric menjentikkan jari, sebuah kristal mulai menyala dengan perlahan membawa cahaya hingga menerangi seluruh ruangan tersebut.
Buku-buku yang tersusun rapi ditempat nya bisa Anna lihat dengan jelas sekarang, dirinya melepaskan tautan tangan nya bersama Alaric, Anna mulai berjalan ke arah salah satu rak buku, mengambil salah satu untuk dirinya baca.
Anna mulai mendudukkan diri ditepi ranjang, meja tempat Alaric membaca gulungan berjarak tidak jauh dari tempatnya, gadis itu mulai meluruskan kaki sembari mengambil satu bantal untuk diletakkan diatas paha, dengan begini Anna bisa lebih nyaman saat membaca.
Sedangkan Alaric, bola mata miliknya berputar dengan jengah saat melihat Anna yang sudah anteng dengan bukunya, sebelum menyempatkan diri untuk duduk bersama Anna, Alaric berpikir untuk membersihkan diri terlebih dahulu.
Anna membuka syal yang mencekik leher disusul dengan mantel lembut ditubuhnya, Anna belum menyadari jika Alaric tidak ada, pria itu sudah pergi ke kamar mandi.
Berjalannya waktu hingga detik sudah tergantikan oleh menit, Alaric keluar dari kamar mandi lalu menatap Anna masih ditempat yang sama, berjalan ke arah gadis nya, Alaric langsung menidurkan diri diatas paha Anna yang terdapat bantal di atasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY WITH THE DEVIL II
Fantasy[Utamakan follow sebelum membaca.] Please, don't copy my story. ──────────── "Angin berbisik diantara daun-daun gugur, membawa cerita-cerita lama yang terluka. Meskipun waktu telah berlalu, luka di hati masih membekas, trauma itu seperti senja yang...