Sabit Zero kini telah berlumur darah, pria biru itu terus tertawa bersama Ethan, mereka berdua terus berlarian di atas punggung para Orc, tidak habis-habis nya menggores daging keras para raksasa itu, tombak yang Ethan gunakan sudah merah pekat, mereka tanpa lelah terus menebas kepala Orc, di bantu oleh Leviathan —Naga yang Zero keluarkan, tapi sialnya para Orc tampak terus bertambah, wujud mereka tidak ada habisnya, terus bermunculan tanpa henti. Ethan berseluncur di atas lengan salah satu Orc, setelah tiba di atas punggung tangan Orc tersebut, dengan cepat Ethan menebas jari-jemari besar itu yang berjatuhan layaknya cacing raksasa.
Lalu di susul semburan sihir petir dari mulut Leviathan yang langsung membuat Orc itu binasa, tanpa sisa tulang sedikitpun.
Ethan mengusap peluh yang membanjiri dahi. "Mereka ini semacam titan berkepala babi, susah sekali di bunuh!"
Zero yang telah memotong salah satu leher Orc melompat turun ke samping Ethan. "Mereka terus bertambah, ini tidak akan ada akhirnya kalau begini terus."
Ethan menarik nafas berulang kali, menghembuskan nya secara perlahan. "Apa kita pulang saja? Aku sudah lapar."
Zero melotot. "Di saat seperti ini yang harus kau pikirkan adalah cara mengalahkan para raksasa telanjang itu, bukan memikirkan perutmu!"
"Mengalahkan? Naga-mu yang kuat itu juga tidak dapat mengalahkan nya, apalagi kita yang sekecil lalat di mata para Orc itu."
"Kau ini!"
Percakapan mereka terputus ketika kaki besar salah satu Orc terangkat, hendak menginjak mereka berdua, Ethan berteriak, ke-dua nya segera menghindar, Zero mendesis, dirinya melesat ke atas tubuh Orc itu, mengayunkan sabit nya hingga membuat kulit Orc itu mengelupas, mengeluarkan air terjun darah. Zero melompat setelah berada di atas pundak raksasa itu lalu mengayunkan sabit untuk membelah kepala nya.
Tapi serangan nya gagal ketika dari belakang datang segerombolan Org abnormal, mereka berteriak, berlarian ke arah nya lalu mengayunkan lengan nya seolah hendak menampar nyamuk.
Tubuh Zero berhasil terpelanting ketika lengan besar itu menampar nya, kuat sekali. Zero terhempas ratusan meter, keluar dari lingkaran pertarungan.
Ethan yang menangkap tubuh Zero terhempas jauh langsung berteriak panik, laki-laki itu menebas Orc normal lalu melesat ke atas dahan pohon. Ethan melotot ketika kedatangan Orc baru lebih gila di banding sebelumnya, mereka bisa melompat hingga membuat sekitar bergetar, lalu berteriak-teriak seakan suaranya memecahkan langit malam, mereka menerkam buas Leviathan yang tinggi nya sekitar tiga puluh meter.
"Sial, dari mana mereka datang?!" Ethan bergumam, suara nya yang amat pelan dapat di dengar oleh para Orc abnormal, mereka menoleh ke arah nya, lantas berlari seperti telah melihat makanan enak.
Detik itu juga Ethan tidak henti-henti nya berteriak, Orc abnormal lebih meresahkan.
Sedangkan di tengah hutan terang oleh tumbuhan sekitar, Zero mulai bangkit dari duduk nya, pria biru itu meringis, dahi nya tidak penuh lagi oleh peluh, melainkan darah. Zero beranjak berdiri, menjadikan sabit nya sebagai tumpuan untuk menopang tubuh nya, pria biru itu menyugarkan surai berkilau nya ke belakang.
"Pesta ini sudah tidak lagi seru!" Zero menggeram. "Para raksasa babi itu! Benar-benar mengesalkan!"
Zero memasang kuda-kuda, selintas tubuh nya di penuhi oleh cahaya biru, tidak berselang lama Zero langsung melesat, percikan petir dari tubuh nya membuat pohon-pohon raksasa di sisi-kanan nya tergores, sekilat Zero sudah berdiri di lapangan pertarungan. Leviathan yang tadi bertarung di atas tanah telah mengepakkan ke-dua sayap baja nya, terbang di atas ketinggian puluhan meter lalu meluncurkan sihir petir nya dari atas langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY WITH THE DEVIL II
Fantasy[Utamakan follow sebelum membaca.] Please, don't copy my story. ──────────── "Angin berbisik diantara daun-daun gugur, membawa cerita-cerita lama yang terluka. Meskipun waktu telah berlalu, luka di hati masih membekas, trauma itu seperti senja yang...