"Uh!" Anna keluar dari portal tanpa bisa menyeimbangkan tubuh nya, Alaric dengan sigap menangkap tubuh nya yang hampir meluruh ke atas permukaan pasir.
Anna memejamkan mata sejenak, membiarkan rasa pusing di kepala nya mereda, Fay masih memeluk leher nya kuat, peri mungil itu nyaris muntah akibat di bawa ke dalam portal untuk pertama kalinya. Pusaran sihir di belakang mereka perlahan hilang, Anna yang tidak memakai alas dapat merasakan butir-butir pasir, perlahan kelopak matanya terbuka, Anna terdiam cukup lama ketika sepasang matanya menangkap luas nya lautan, di permukaan nya terlihat seperti ada ribuan mutiara yang menghiasi, lalu langit di atas sana tampak semakin merah pekat.
Tunggu, merah?
"Kau bisa berdiri?" Tanya Alaric.
Anna mengangguk, kemudian berdiri seperti biasa. Kepalanya masih mendongak ke atas bumantara, rasanya seperti ada yang aneh. "Senja kali ini sepertinya berbeda."
Alaric ikut mendongak.
Ah ternyata Alaric melupakan sesuatu.
"Sepertinya untuk sekarang kau tidak bisa menikmati keindahan laut Equestria, tapi aku berjanji di lain waktu akan membawamu ke sini." Air muka Alaric berubah datar, aura di sekitar terasa menekan kulit, Anna menoleh kepada nya.
"Y-ya?" Anna mencoba memahami tatapan Alaric yang jauh berbeda, bukankah beberapa menit lalu pria itu masih tersenyum? Masih membuat Anna jengkel dengan sikapnya, tapi detik ini, rasanya Anna tidak mengenali Alaric.
"A-ada apa Willi? Kenapa tiba-tiba...?"
Alaric memangkas jarak, lalu menarik ke-dua pipi Anna, tanpa persetujuan pria itu langsung mencium nya, Anna melotot.
"Waktu nya sudah tiba, aku lupa bila malam ini akan ada bulan purnama."
Anna terengah-engah setelah Alaric mencium bibirnya rakus, dirinya hendak mendongak, bersamaan dengan itu Alaric mendorong Anna cepat ke belakang sampai tubuh gadis itu hilang keseimbangan.
Tidak ada yang sadar bila di belakang Anna sudah ada bola transparan, seperti tameng. Anna terkurung di dalam nya bersama Fay yang syok dengan Alaric yang mencium Anna tanpa aba-aba. Anna memberontak di dalam tameng yang Alaric buat untuk mengurung nya, dari dalam gadis itu memukul-mukul bola bening yang tebal nya minta ampun.
"Willi ada apa?!"
"Kenapa sikap-mu tiba-tiba berubah?!"
Rasanya ke-dua bola mata Anna memanas ketika tidak mendapat sahutan dari Alaric. "WILLIAM!!!"
Alaric masih membelakangi nya, menoleh pun tidak.
Fay yang masih duduk manis di atas pundak Anna mulai terbang, ikut memukul bola bening yang mengurung nya.
Anna berhasil menangis, tapi gadis itu tidak menyerah, terus memukul-mukul permukaan tameng bola bening itu dari dalam.
"Willi... Katakan padaku apa yang terjadi?!"
Alaric memejamkan mata nya sesaat, sedari tadi pria itu menahan diri untuk tidak mendengar teriakan Anna dari dalam, dirinya meremas lengan kiri yang sedari tadi mengeluarkan rasa nyeri, seperti luka sayatan segar yang di taburi banyak garam.
Sangat menyakitkan.
Netra merah pekat milik Alaric menyala terang, langit di atas sana perlahan menggelap, bumantara di dominasi warna merah, laut di hadapan nya perlahan meluap-luap, lalu memunculkan ribuan kaum Mermaid yang telah berubah wujud menjadi rupa aslinya. Alaric membalikkan badan, pria itu masih mengabaikan tangisan serta teriakan Anna dari balik tameng.
Tameng itu sangat unik, Alaric menciptakan nya khusus untuk mengurung Anna, orang lain tidak bisa melihat tameng bola itu kecuali Alaric, sedangkan Anna yang terkurung di dalam nya dapat melihat semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY WITH THE DEVIL II
Fantasy[Utamakan follow sebelum membaca.] Please, don't copy my story. ──────────── "Angin berbisik diantara daun-daun gugur, membawa cerita-cerita lama yang terluka. Meskipun waktu telah berlalu, luka di hati masih membekas, trauma itu seperti senja yang...