Raja Alfhild menghela nafas panjang seusai mendudukkan diri di samping istrinya, Ratu Carlisle yang begitu paham dengan garis wajah Raja nya segera mengusap lengan pria itu pelan.
"Kenapa? Apa ada masalah?" Tanya Ratu Carlisle dengan suara lembutnya yang khas.
"Apa keputusan kita benar? Menyerahkan putri kita kepada pria itu."
Ratu Carlisle lantas tersenyum tipis, "Tenang saja, menantu-ku memiliki sikap yang belum pernah kau lihat, jadi jangan ragukan dia."
Raja Alfhild mengalihkan pandangan nya ke arah Zero yang tengah berbincang bersama Evan, "Meskipun kau berkata seperti itu, aku masih khawatir."
"Takhta penerus kerajaan Neverley dengan sah akan aku berikan kepada Mimosa, apa aku harus tidak khawatir bila ke-dua nya bisa memimpin masa depan kerajaan Neverley?"
Ratu Carlisle menggeleng pelan, senyuman masih terpatri diwajah nya yang tidak termakan waktu, "Yakin saja jika mereka berdua bisa meneruskan takhta kita, lagipula kau belum berbicara dengan Eland."
Raja Alfhild terdiam, tidak bersuara untuk membalas perkataan istrinya, matanya hanya tertuju kepada Zero yang terlihat bahagia, yang tentu saja bersama putrinya.
"Sepertinya setelah acara disini selesai giliran kerajaan Herliconia yang akan menyusul." Ujar Felix yang berhasil membuat daun telinga Louis memanas.
"Aku harap semuanya diundang." Timpal Veniana dengan tidak tahunya bahwa Felix tengah memanasi Louis.
"Kau akan segera menyusul-ku?" Tanya Zero kepada Axell yang tengah menyuapi Chloe.
"Tentu saja, karena akan sangat lama jika menunggu Louis." Balas Axell.
Louis yang sedari tadi membuka telinga lebar-lebar hanya menghembuskan nafas kesal, beruntung dirinya tidak meninju kakak dan sahabat nya saat itu juga.
Kini mereka tengah mengerumuni meja lonjong yang dipenuhi oleh berbagai makanan, tentu kesempatan itu tidak Anna sia-siakan begitu saja, Anna memilih makanan yang dipenuhi oleh selai, karena cita rasa dari makanan kerajaan Neverley tidak pernah main-main.
"Coba ini yang mulia, anda pasti suka." Ujar Mimosa saat melihat wajah Anna yang terlihat kebingungan.
Anna melihat makanan yang diserahkan Mimosa, terlihat menggiurkan dengan berbagai selai serta buah-buahan yang menghiasi.
"Terima kasih."
Mimosa mengangguk selintas, dirinya kembali berjalan ke arah Zero yang masih bercanda-ria bersama yang lain.
"Willi, kau mau?" Anna menyuapkan makanan kepada Alaric yang memerhatikan nya sedari tadi, bahkan pria itu tidak bergerak sedikitpun dari tempat duduknya.
Alaric menerima suapan itu dengan senang hati, namun saat jari Anna tertelan didalam sana Alaric tidak berniat melepaskan nya, membuat Anna panik, dengan pelan gadis itu mulai menarik lengan nya.
"Lepas Willi, bagaimana jika ada yang melihat kita?" Anna lebih mengikis jarak agar lebih dekat dengan Alaric.
Namun pria itu tidak mendengarkan perkataan nya, Alaric mencekal lengan Anna, pria itu mulai menggigit jari Anna membuat gadis itu memekik tertahan.
"Willi!!" Anna membekap mulutnya sendiri agar tidak menjerit.
Dengan seringaian tipis diwajah tampan nya Alaric mulai melepaskan jari Anna yang terlihat memerah, bisa dipastikan bila taring nya yang menggigit jari kecil itu.
"Kau jahat! Bisa-bisanya melakukan hal seperti itu ditempat ramai!" Anna mengusap jarinya dengan bibir mengerucut marah.
"Lagipula tidak ada yang berani melihat nya." Balas Alaric terlihat tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY WITH THE DEVIL II
Fantasy[Utamakan follow sebelum membaca.] Please, don't copy my story. ──────────── "Angin berbisik diantara daun-daun gugur, membawa cerita-cerita lama yang terluka. Meskipun waktu telah berlalu, luka di hati masih membekas, trauma itu seperti senja yang...