Bab 58

363 32 5
                                    

Pesan-pesan menyebar bagai hembusan angin, wilayah Herliconia, Victoria, dan wilayah Aquestria telah berhasil melenyapkan para monster Hades seperti Tormentor, Devourer, dan Necrotic. Kini yang tersisa tinggal wilayah Neverley, seusai membantu wilayah Victoria dan Equestria, Arlend dan Ethan segera meluncur turun ke wilayah bangsa peri, mereka ikut membantu meredakan kekacauan yang masih meletup-letup di sana.

Karena kesibukan mereka yang saling bahu-membahu di setiap wilayah, mereka lupa ada pertarungan sengit di atas laut, iblis antara iblis. Pertarungan yang berhasil membuat makhluk kraken bangun dari singgasana nya, tetapi malangnya monster raksasa itu berakhir mengenaskan menjadi potongan daging besar saat Alaric mengamuk sampai membuat gelombang laut menggila.

Zelig melayangkan pukulan nya ke wajah Alaric sampai membuat tulang rahang pria itu remuk, karena regenerasi yang secepat kilat, Alaric tidak mengindahkan seluruh luka yang menghiasi tubuh, Alaric malah balik menyerang lebih keras. Mereka saling jual beli pukulan, berulang kali kaki atau lengan mereka berdua tertebas karena terkena sihir satu sama lain, tetapi dalam hitungan detik anggota tubuh yang terpotong kembali terbentuk sempurna.

Mulut Zelig tidak habisnya mengeluarkan lendir hitam, Alaric menebas lehernya menggunakan ujung kuku, Zelig balas memukul telak wajah Alaric bersamaan dengan sebelah lengannya ikut terayun, mengarah ke samping tanduk Alaric.

Alaric menghindar cepat, tapi gerakan Zelig lebih cepat, salah satu tanduknya berhasil tergores, sedikit lagi akan terpotong habis.

Alaric menjaga jarak, ia mengeluarkan sihir bola-bola mengkilap berwarna kuning di udara, memenuhi langit merah menyala. Ribuan jumlahnya, Alaric menjentikkan jari, bola-bola itu melesat menyerbu Zelig, pria iblis itu gesit menghindar, balas mengeluarkan sihir dari balik air laut, sihir bola-bola terang berwarna biru pekat. Alaric lincah menghindar, dari bawah serta dari atas sihir saling meluncur, sedangkan Alaric serta Zelig kembali saling beradu tinju serta tendangan, mereka tidak menghiraukan kulit yang berlubang akibat sihir dari satu sama lain yang masih gencar melesat.

Alaric berhasil membalas menggores sebelah tanduk Zelig, mereka saling melemparkan tendangan yang keras, lalu ke-dua nya berhasil mengarahkan lengan ke sisi tanduk masing-masing dengan posisi tubuh saling condong ke depan, wajah ke-dua nya hanya terpisahkan oleh jarak dua jengkal.

Nafas Zelig maupun Alaric saling memburu, kilat perak dari sepasang netra Zelig itu beradu tajam dengan netra merah menyala terang milik Alaric. Posisi mereka belum berubah dalam beberapa detik, gelombang laut tidak menggila seperti tadi, potongan daging besar dari tentakel kraken memenuhi sekitar mereka, laut masih menghitam, langit terang benderang dengan warna merah mengkilat.

"Jangan memaksaku pulang! Tempat-ku sudah disini!" Suara berat Alaric memecahkan suasana beku yang membelit mereka berdua. "Apa yang akan kau dapatkan jika aku mati, Zelig?"

"Sekalipun aku mati, kau akan tetap kesepian."

Sorot tajam dari sepasang iris perak nya perlahan meredup, Zelig belum mengubah posisinya.

"Lihatlah betapa menyedihkan nya dirimu yang tidak bisa hidup sendirian, hidupmu tidak akan bertahan lama tanpa teman, bukan?" Alaric tersenyum miring.

"Kau lebih menyedihkan dibanding diriku, Zelig."

Zelig memilih memukul telak wajah Alaric sampai hidup mancung pria itu remuk, Alaric terhempas jauh, air laut membelah ketika Alaric terhempas, tetapi ia dapat menahan laju hempasan nya sampai berdiri kokoh, terpisah jarak belasan meter dengan Zelig sekarang.

"Kau banyak bicara, Alaric. Aku melihat banyak kebahagiaan dari matamu sekarang, kau tidak sedingin dulu." Zelig memutar pergelangan tangannya ketika merasa pegal.

DESTINY WITH THE DEVIL IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang