_____________________________
Happy Reading!
_____________________________"Your breath reaches me. Will my breath reach you too?."
°
Itu mimpi yang buruk.
Selepas terbangun, aku masih ada di sofa. Peluh membanjiri wajahku. Napas terasa berat dan kepalaku berdenyut hebat. Entah kenapa semua ini bisa terjadi.
Biasanya.... Biasanya aku dapat mengontrol mimpiku sendiri, tapi kenapa mimpi yang barusan tidak bisa ku kontrol? Siapa pria yang memberiku minuman itu? Dan kenapa tanganku bergerak sendiri untuk menerima minuman darinya?
Ku acak rambut frustrasi. Pandanganku terpaku pada jam dinding yang menunjukkan pukul 6 sore. Damn it. Hanya 30 menit aku tertidur dan mimpi itu sama sekali di luar kendaliku.
"Alessa?"
Aku tersentak kala suara itu menyapa. Kay baru saja datang dari dapur dengan celemek yang masih menempel di tubuhnya. "Kau kenapa? Mimpi buruk?"
Aku menggeleng. "Bukan mimpi buruk. Hanya...."
Aku memejam. Tidak ada siapapun yang tahu kalau aku mampu mengontrol mimpiku. Mungkin, akan terdengar aneh jika orang lain tahu.
"Kay. Kau tahu dimana J'sfood?" Aku mengalihkan pembicaraan. Berharap Kay tidak akan fokus pada keadaanku lagi.
"J'sfood?" Keningnya berkerut.
Aku mengangguk, mengambil brosur yang tadi diberikan oleh sang montir dan menyodorkannya pada temanku itu. "Besok grand openingnya."
"Wah...." Mata gadis itu berbinar. "Apa ini J'sfood yang sama seperti yang ada di Ricantre?"
"Hah? Mereka punya cabang?"
Kay mengangguk. "Waktu kita kuliah dulu, J'sfood sangat banyak dibicarakan anak-anak kampus, apalagi oleh kami yang gemar hunting makanan enak. Katanya sih, ownernya masih muda, jadi banyak juga yang pergi kesana hanya untuk kenalan."
"Sungguh fantastis." Aku mengamati brosur itu sekali lagi. "Jika dia seramai dan se-trendi itu, kenapa montir tadi bilang kalau kakak iparnya takut restoran mereka sepi?"
"Montir?" Kay mencuri kembali atensiku.
"Iya. Mobilku tadi mogok di jalan. Ada seseorang yang lewat dan kebetulan dia montir. Dia memperbaiki mobilku, tapi saat ingin ku beri uang, dia tidak mau dan bilang aku cukup membalasnya dengan datang ke grand opening itu besok."
"Kau...." Nada Kay melambat. "Kau bertemu dia dimana?"
"Sekitar 700 – 1 km dari sini."
"Alessa...." Sorot mata Kay berubah. Gadis itu meraih bahuku dan meremasnya pelan. Dia menatapku lamat-lamat. "Kau tidak bertemu dengan orang dari Darkensight kan?"
"Darkensight?" Aku menggeleng. Aneh sekali dia ini. "Orang-orang dari Darkensight itu hanya bisa keluar di malam hari, Kay."
"Oh, syukurlah!" Dia melepas bahuku lalu mengucap puji syukur dengan penuh dramatis.
Sejenak, aku jadi penasaran. "Kenapa kalian sangat takut sekali dengan kota Darkensight?"
"Kau tahu sendiri kan, Ale? Darkensight itu sangat misterius. Mereka mungkin masih berinteraksi dengan kota-kota lain untuk keperluan bisnis, tapi membayangkan kalau berteman dengan mereka dapat membuatmu tak bisa keluar lagi dari sana.... Hih! Aku sangat merinding!"

KAMU SEDANG MEMBACA
𝗗𝗼𝘄𝗻 𝗙𝗼𝗿 𝗟𝗼𝘃𝗲 ✔
Narrativa generaleKompilasi cerita dark romance. "𝐈𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐫𝐞𝐚𝐥𝐦 𝐰𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐥𝐨𝐯𝐞 𝐛𝐞𝐜𝐨𝐦𝐞𝐬 𝐨𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧, 𝐰𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐥𝐨𝐯𝐞'𝐬 𝐞𝐦𝐛𝐫𝐚𝐜𝐞 𝐭𝐮𝐫𝐧𝐬 𝐢𝐧𝐭𝐨 𝐚 𝐩𝐨𝐬𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐯𝐞 𝐠𝐫𝐢𝐩, 𝐞𝐯𝐞𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐬𝐰𝐞𝐞𝐭𝐞𝐬𝐭 𝐟𝐞𝐞𝐥𝐢𝐧𝐠...