Flower in Darkness [4]

228 28 0
                                    

_____________________________

Happy Reading!
_____________________________

"No matter what I do, I can only hear you."

Hailey menarik tangannya dengan keras hingga ia hampir terjengkang ke belakang. Angeline spontan membantunya untuk berdiri. Gadis itu menatap tajam ke arah Serenia.

"Kau gila!"

"Angeline," panggil George. "Serenia tidak melakukan apa-apa. Dia hanya ingin berkenalan dengan Hailey."

"Berkenalan your ass!" Angeline berteriak sengit. Selepas Hailey mundur, justru sang adik itu yang maju menantang kakaknya. "George! Buka matamu! Kenapa kau tidak bisa melihat kalau dia berbahaya?!"

"Angeline!" bentak George. Manik birunya melotot.

Wajah adiknya itu merah padam. Dengan langkah marah Angeline berbalik dan menendang pintu toilet. George hanya menanggapinya dengan salah satu alis yang tertaut.

Kepergian Angeline membawa niat dalam diri Hailey untuk meninggalkan tempat itu. Gadis blonde itu juga langsung berbalik dan melangkah keluar tanpa mengatakan sepatah kata pun, menyisakan Serenia, George, dan kedua orang tuanya.

"Ayah kecewa," ungkap Howard dengan nada dingin. Dia menyisir rambutnya dengan tangan. "Terus saja kau bersikap seperti ini dan Ayah semakin yakin untuk menjadikan Angeline sebagai pewaris keluarga Sea."

Selepas mengatakan hal itu, tanpa menunggu tanggapan George, dia berlalu dari toilet sembari menggandeng istrinya, Vivianne, yang hanya bisa menggeleng-geleng akibat tingkah laku putra semata wayangnya itu.

----------

Esok paginya, hal pertama yang George lakukan setelah bangun tidur adalah mengecek Serenia. Dia membuka pintu toilet itu dengan perlahan, memastikan bahwa Serenia tidak akan terkejut sama sekali.

"Serenia."

Wajah mermaid itu berseri begitu George melangkah masuk dan menghampirinya. Dia mengelus puncak kepala Serenia dengan kasih. "Selamat pagi."

"Aku sudah menunggu Tuan."

Suara yang terngiang di telinga George itu membuatnya tersenyum. "Oh, begitukah?"

Serenia mengangguk semangat. Tangannya yang memiliki selaput itu memegang pinggiran bathtub sementara ekornya bergoyang kegirangan, mengibas percikan-percikan air ke arah George. Tawa lebar meluncur dari mulut lelaki itu.

"Serenia...." George mengelus pipinya. "Betapa imutnya. Kau adalah perempuan paling cantik yang pernah aku lihat."

Serenia tersenyum lebar.

"Aku penasaran bagaimana kau menjalani hidupmu di bawah air sana. Apa kau bahagia?"

"Hidupku indah, Tuan." Serenia menjawab dengan suara yang hanya dapat didengar George. "Semuanya saling membantu, saling menyayangi, dan tidak ada kebohongan sama sekali."

Alis George melengkung. "Terdengar seperti dunia yang sempurna."

"Jika kau penasaran, kau bisa ikut ke duniaku, Tuan."

Ucapan Serenia itu menghentikan tangan George yang membelai rambutnya. Lelaki itu menatap Serenia dalam-dalam sebelum memalingkan wajah dan menghela napas. "Seandainya aku bisa. Namun kau tahu kan kalau manusia tidak bisa hidup di dalam air."

𝗗𝗼𝘄𝗻 𝗙𝗼𝗿 𝗟𝗼𝘃𝗲 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang