[Inspired by ATEEZ - Deja Vu]
°
_____________________________Happy Reading!
_____________________________"My senses are dulled by the attraction that captivates me."
°
Bagi sebagian orang, mimpi hanya bunga tidur yang akan dilupakan selepas mereka membuka mata. Orang-orang suka bermimpi karena mimpi adalah pelarian mereka dari dunia nyata.
Namun, kenapa mimpi ini terlihat berbeda?
•
"Siapa namamu?"
Aku menoleh ke kanan. Ku sibak rambut cokelat bergelombangku yang sedikit menghalangi pandangan. Di tengah ruang kosong dan hampa ini kudapati seorang lelaki dengan jas hitam lengkap dan dasi merah rapi yang menggantung di leher, tersenyum sembari melangkah kecil mendekatiku. Wajah lelaki itu tak terlihat, seperti ada kabut yang menyelimutinya. Hanya saja, senyumnya yang terukir manis itu tergurat dengan jelas.
"Nona?" Lelaki itu bertanya sekali lagi. Kini ia berdiri tepat di hadapanku, tanpa aku sadari.
Mataku mengerjap sebentar sebelum mencetus pelan. "Alessa."
Dengan alis terangkat, lelaki itu menggumam pendek. "Alessa?"
•
Tubuhku tersentak. Ku menyebar pandang ke sekeliling. Tumpukan buku-buku usang yang tinggi, rak buku dengan jejeran piala di atasnya, serta jendela kaca yang sedikit berdebu menyambut indera penglihatanku.
Semua ternyata hanya mimpi.
Jantungku berdegup kencang. Peluh membasahi seluruh wajah dan rasa lengket memeluk erat kulitku yang sedikit kecokelatan.
Menyadari bahwa aku tertidur di ruang guru ketika jam istirahat makan siang, buru-buru kupaksa tubuhku bangkit dari sofa dan memperbaiki seragam. Kelas akan dimulai sebentar lagi. Sekitar satu jam kemudian aku dapat pulang ke rumah.
Mimpi tadi sekelebat terbayang di benakku. Mimpi yang aneh. Sangat aneh.
Aku memang dianugerahi kemampuan untuk sadar dan mengingat isi mimpi. Selama ini, aku sudah memimpikan banyak hal, mau itu indah, buruk, ataupun menyedihkan. Namun, tak pernah sekalipun aku ditanyai seperti itu di dalam mimpi. Kenapa 'nama' bisa ditanyakan seseorang ketika sedang bermimpi?
Siapa lelaki itu?
----------
"Miss, see you tomorrow!" Seorang gadis kecil melambai kearahku sebelum berlari dengan lucu untuk menemui orang tuanya yang sudah menunggu di luar gerbang sekolah. Senyum lebar terlukis di wajahku, kubalas lambaian tangan sejoli yang berdiri di samping mobil berwarna silver disana. Mereka sedang menunggu putri kecil mereka menghampiri.
"Hei, Alessa!"
Ketika menoleh ke belakang karena panggilan itu, ada Sarah yang tengah berjalan mendatangiku dengan mata memicing.
Aku mencebik. "Apa?"
"Kenapa kau tidak bilang padaku kalau kau akan segera resign?" Sarah bersedekap. "Kenapa harus Gio yang lebih dulu tahu? Kenapa bukan aku?"
"Ah, Gio," Aku memutar bola mata malas. "Guru baru itu suka menguping saat aku menelpon ibuku. Lalu sekarang dia yang menyebarkan berita itu lebih dulu?! Ckck, akan kupukul dia nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗗𝗼𝘄𝗻 𝗙𝗼𝗿 𝗟𝗼𝘃𝗲 ✔
General FictionKompilasi cerita dark romance. "𝐈𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐫𝐞𝐚𝐥𝐦 𝐰𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐥𝐨𝐯𝐞 𝐛𝐞𝐜𝐨𝐦𝐞𝐬 𝐨𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧, 𝐰𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐥𝐨𝐯𝐞'𝐬 𝐞𝐦𝐛𝐫𝐚𝐜𝐞 𝐭𝐮𝐫𝐧𝐬 𝐢𝐧𝐭𝐨 𝐚 𝐩𝐨𝐬𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐯𝐞 𝐠𝐫𝐢𝐩, 𝐞𝐯𝐞𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐬𝐰𝐞𝐞𝐭𝐞𝐬𝐭 𝐟𝐞𝐞𝐥𝐢𝐧𝐠...