_____________________________
Happy Reading!
_____________________________
Seminggu kemudian...
"Kau jadi membeli robot itu?"Temannya, Jisu Choi, melontarkan pertanyaan begitu melihat keberadaan Jasmine di studio mereka pagi itu.
Mengangguk, wajah Jasmine sungguh semringah. "Tentu saja. Dia bahkan sudah bersamaku selama seminggu ini."
Jisu menatapnya tak percaya. "Kau gila."
"Jisu, aku sudah bilang kalau aku membutuhkannya."
"Kau benar-benar aneh," tekan Jisu. "Aku tahu kalau sedang terjadi perebutan warisan di keluarga besarmu. Aku juga tahu kalau ibumu ingin kau cepat menikah agar warisan itu jatuh ke tanganmu, tapi bukan berarti kau harus berlatih dengan robot!"
Jasmine tertawa pelan. "Lalu harus bagaimana? Sejak kecil bahkan sampai aku tamat sekolah, aku tidak bisa dekat dengan laki-laki manapun. Sekarang, Mama ingin aku cepat-cepat memiliki pasangan. Mana aku tahu caranya?"
"Membeli robot juga bukan solusinya," komen Jisu.
"Robot itu laki-laki, Jisu. Namanya Killian. Yah... aku dapat berlatih menjadi pasangan dengan robot itu sejenak agar aku tahu seperti apa cara menjalin hubungan itu."
Jisu menganga kaget. "Wah, kau benar-benar gila. Kenapa tidak langsung bersama pria asli? Hei, banyak laki-laki di luar sana. Kenapa harus berlatih dengan robot?"
"Kau tahu kalau aku tidak bisa skinship dengan laki-laki kan?" Jasmine terkekeh. "Aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku kalau aku berlatih dengan manusia."
Jisu berdecak. "Jadi? Siapa yang akan kau nikahi heh?"
"Pilihan orang tuaku, mungkin?" Jasmine menjawab tak yakin. "Aku tak punya pengalaman berkencan dengan siapapun. Aku tidak tahu cara mencari pasangan yang cocok untukku. Jadi, terima saja pilihan orang tuaku."
Memandangnya iba, nada Jisu berubah lembut. "Jangan begitu. Kau bisa memilih. Ibumu tidak sejahat itu. Kau hanya perlu mencoba, Jasmine."
"Kau tahu... Aku tidak bisa mencoba...."
Jisu menyergah. "Bisa. Jika kau bertemu dengan orang yang tepat, pasti bisa." Dia lalu melanjutkan aktivitasnya sebelum Jasmine datang; mencampur warna. Sebelum mengambil tube warna biru, Jisu teringat akan sesuatu. "Kenapa kau tidak menghubungi calon pasanganmu? Ku dengar dia seorang Grisville? Hubungi saja dia dan coba jalani hidupmu dengannya dibanding dengan robot."
"Aku tidak tahu kontaknya...." Ungkap Jasmine lemah. "Mama hanya memberitahuku kalau dia dari keluarga Grisville. Selebihnya, aku tidak tahu seperti apa dia."
"Kau akan bertemu ibumu nanti siang, kan?" Jisu bertanya tanpa memandang Jasmine. "Tanyakan saja identitasnya. Dia akan jadi pasanganmu. Kau harus tahu siapa dia."
----------
"Sepertinya, kau harus mencari pasanganmu sendiri."
"Oh, benarkah?"
Jasmine dilanda keterkejutan saat ibunya berkata demikian. Mereka sedang makan siang di sebuah rumah makan kecil di kota Eslaciva untuk menghindari paparazzi kelas kakap yang hobi memotret kegiatan ibunya tanpa izin.
"Kemarin keluarga Grisville memberitahu Mama kalau putra tunggal mereka itu pergi entah kemana. Sepertinya sih, travelling ekstrem lagi. Jadi, pertemuan kalian dalam rencana dekat ini dibatalkan." Ibunya, Zalena Rose, seorang model yang senang membuat sensasi mengatakannya dengan gamblang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗗𝗼𝘄𝗻 𝗙𝗼𝗿 𝗟𝗼𝘃𝗲 ✔
General FictionKompilasi cerita dark romance. "𝐈𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐫𝐞𝐚𝐥𝐦 𝐰𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐥𝐨𝐯𝐞 𝐛𝐞𝐜𝐨𝐦𝐞𝐬 𝐨𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧, 𝐰𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐥𝐨𝐯𝐞'𝐬 𝐞𝐦𝐛𝐫𝐚𝐜𝐞 𝐭𝐮𝐫𝐧𝐬 𝐢𝐧𝐭𝐨 𝐚 𝐩𝐨𝐬𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐯𝐞 𝐠𝐫𝐢𝐩, 𝐞𝐯𝐞𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐬𝐰𝐞𝐞𝐭𝐞𝐬𝐭 𝐟𝐞𝐞𝐥𝐢𝐧𝐠...