2 bulan sebelumnya
"Killian!"
Killian Grisville muncul dari dalam air sembari menyibak rambut basahnya. Sinar matahari di penghujung sore menerpa wajah dengan garis rahang tegas itu. Mengusap wajahnya kasar, Killian menyipit, memperhatikan sosok yang berdiri di pinggir kolam sembari berusaha memanggilnya.
"Kenapa kau mencariku hari ini, Tuan Grisville yang terhormat?" sapa Killian sambil mengulas senyum.
"Kau kemari dulu, Bocah!"
Killian memutar bola mata, tidak membalas, tetapi dia berenang ke pinggir kolam. "Apa?"
"Ayah menemukan sesuatu."
Sosok pria tadi berjongkok, menyodorkan foto seorang perempuan lewat ponselnya. Killian mengamati foto itu sebelum menengok kembali pada Ayahnya. "Apa maksudnya ini?"
"Kau tidak mengenalnya?"
Killian menggeleng. "Kenapa aku harus?"
Ayahnya berdecak tak percaya. "Dasar parah. Kau sudah melupakan Jasmine."
"Jasmine?"
"Jasmine Sanders."
Killian mengernyit sebentar sebelum membelalakkan mata. "JASMINE YANG ITU?!"
"Kau ingat dia?" tanya Ayahnya.
Killian terkekeh kecil. "Dia anak yang dulu selalu aku jahili, kan?" Bibirnya melengkungkan senyum kecil. "Dia satu-satunya orang yang tahan dengan tingkah lakuku." Nada suaranya mulai memelan, "... gadis favoritku."
"Hah, cocok sekali! Kau akan kukenalkan dengan dia minggu depan." Ayahnya mendadak antusias.
Killian melukis senyum. "Oh... Aku sudah lama tidak bertemu dengannya. Aku jadi penasaran...."
"Hei, tapi sebelumnya, ibu Jasmine, sang model penuh sensasi itu, Zalena Rose ingin bertemu denganmu," ungkap Ayahnya. "Ada sesuatu yang ingin dia katakan tentang putrinya, yang mungkin sangat penting untuk pertemuan kalian nanti."
Killian mengerutkan kening. "Kapan? Aku sebenarnya punya jadwal untuk pergi ke ESC Tech minggu ini, tapi kalau dia ingin bertemu, mungkin aku bisa menunda."
"Sekarang. Dia sudah menunggu di ruang tamu."
Killian speechless.
"Cepat naik, Killian Grisville!"
"HAH?! Apa maksudnya dia ada disini?!"
Ayahnya berdecak sebal. "Dia sudah datang. Kau cepatlah naik dan pakai bajumu. Kau bilang putrinya adalah gadis favoritmu, jadi jangan membuatnya menunggu lama."
----------
"Maaf kalau aku berlebihan soal putriku." Zalena Rose tertunduk muram. "Dia... sedikit berbeda. Killian harus tahu sebelum bertemu dengannya."
Killian yang duduk di sofa seberang Zalena, dengan kaus putih tulang dan rambut yang masih berjejak basah, memandang wanita di depannya itu dengan bingung. "O–ke... beritahu saja padaku...."
Zalena menarik napas dalam-dalam sebelum mulai bercerita. "Aku tidak tahu apa kejadian yang pernah menimpa putriku itu waktu dia kecil."
"Dulu, saat kami liburan ke Alandara, dia bertemu dengan teman baru. Seorang anak perempuan. Parasnya cantik dan dia terlihat seperti orang asli Alandara. Rambutnya pada saat itu blonde."
"Setiap hari, dia mengajak Jasmine pergi bermain. Aku membiarkan mereka karena orang tua anak itu tinggal tak jauh dari resort kami."
"Suatu sore, Jasmine pulang sehabis bermain dengannya. Pakaiannya kotor penuh lumpur. Rambutnya berantakan dan ada sisa-sisa serpihan daun menempel. Aku pikir, mereka mencoba permainan baru yang berhubungan dengan alam, tapi sejak saat itu, Jasmine berubah."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗗𝗼𝘄𝗻 𝗙𝗼𝗿 𝗟𝗼𝘃𝗲 ✔
General FictionKompilasi cerita dark romance. "𝐈𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐫𝐞𝐚𝐥𝐦 𝐰𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐥𝐨𝐯𝐞 𝐛𝐞𝐜𝐨𝐦𝐞𝐬 𝐨𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧, 𝐰𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐥𝐨𝐯𝐞'𝐬 𝐞𝐦𝐛𝐫𝐚𝐜𝐞 𝐭𝐮𝐫𝐧𝐬 𝐢𝐧𝐭𝐨 𝐚 𝐩𝐨𝐬𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐯𝐞 𝐠𝐫𝐢𝐩, 𝐞𝐯𝐞𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐬𝐰𝐞𝐞𝐭𝐞𝐬𝐭 𝐟𝐞𝐞𝐥𝐢𝐧𝐠...