_____________________________
Happy Reading!
_____________________________"I will reach you, whom I've been earnestly wanting."
•
23 tahun setelah itu
"Serenia~" Jeslyn Sea melafalkan nama yang tertera di kotak kaca tempat rambut berwarna blue ocean itu terpajang. "Wah, aku jadi penasaran. Apakah rambut ini asli? Lalu kalau begitu...." Kepalanya menengadah, kembali mengamati lukisan yang sejak tadi dipandang oleh ayahnya. Lukisan mermaid yang dari kualitas kanvasnya terasa sudah sangat lama. "Apa mermaid dalam lukisan itu juga nyata, Ayah?"
George tersenyum. "Itu semua tergantung persepsi kita, Sayang." Dia mengelus puncak kepala putrinya.
Jeslyn mengangguk. Seketika ia ingat akan sesuatu. "Ayah, bibi Angeline akan datang ke rumah kita. Katanya dia sudah menemukan dimana jejak ibu terakhir terlacak. Sebaiknya Ayah pergi kesana dan menjemput Ibu. Dia masih marah karena Ayah pulang malam beberapa hari belakangan ini."
George berdehem. Dia tahu bahwa istrinya, Hailey, bukan marah perihal itu. Hailey pergi dari rumah karena menemukan fakta bahwa George memajang rambut dan lukisan Serenia di basement rumah mereka. Wanita itu masih saja cemburu meski George sudah memilih untuk menikahinya.
"Ayah akan mencarinya."
Jeslyn tersenyum senang, mengamati bagaimana sang ayah membalikkan badan dan keluar dari basement itu untuk pergi mencari ibunya adalah hal paling membahagiakan. Jeslyn tahu, selama ini mereka bukanlah keluarga yang harmonis. Namun, dia juga tahu seberapa besar cinta yang ibunya miliki untuk sang ayah.
Jeslyn memandang lukisan berlabel 'Serenia' itu sekali lagi sebelum melangkah keluar dari sana dan tak lupa menutup pintunya.
----------
"Dimana Ayahmu, Jeslyn?"
Angeline tiba di rumah George sejam setelah lelaki itu pergi. Jeslyn yang sedang bersantai di sofa seraya memainkan laptop, menengadah, memandang sang bibi dengan semringah. "Bibi Angeline!"
Sang bibi mendekat dan meletakkan paper bag berisi makanan dari franchise besar di Ricantre. "Makanlah. Kau nampak kurus sekali. Kau bukan ingin berkarir sebagai model kan?"
Jeslyn tertawa kecil. "Tidak~"
"Baguslah." Angeline berujar. "Jadi dimana George?"
"Ayah sudah pergi," jawab Jeslyn. "Aku sudah bilang pada Ayah kalau Bibi tahu dimana Ibu sekarang. Dia pasti sedang menjemput ibu."
"Mustahil," terka Angeline langsung. Dia buru-buru melepas mantel yang dikenakan dan merogoh tas untuk mengambil ponsel. "Sialan. Kakakku itu benar-benar tidak pernah berubah. Dia tidak menghubungiku. Bagaimana dia bisa tahu dimana Hailey sekarang? Dia pasti pergi ke tempat lain."
Mendengarkan bagaimana adik dari ayahnya itu menggerutu, senyum Jeslyn surut. Gadis itu hanya berekspresi datar sekarang. Dia menarik napas dalam-dalam kemudian melanjutkan aktivitas di laptopnya. Berusaha tak terganggu dengan urusan-urusan orang dewasa di sekelilingnya. Gadis 22 tahun itu kemudian hanya memusatkan atensi pada laptop di pangkuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗗𝗼𝘄𝗻 𝗙𝗼𝗿 𝗟𝗼𝘃𝗲 ✔
General FictionKompilasi cerita dark romance. "𝐈𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐫𝐞𝐚𝐥𝐦 𝐰𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐥𝐨𝐯𝐞 𝐛𝐞𝐜𝐨𝐦𝐞𝐬 𝐨𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧, 𝐰𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐥𝐨𝐯𝐞'𝐬 𝐞𝐦𝐛𝐫𝐚𝐜𝐞 𝐭𝐮𝐫𝐧𝐬 𝐢𝐧𝐭𝐨 𝐚 𝐩𝐨𝐬𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐯𝐞 𝐠𝐫𝐢𝐩, 𝐞𝐯𝐞𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐬𝐰𝐞𝐞𝐭𝐞𝐬𝐭 𝐟𝐞𝐞𝐥𝐢𝐧𝐠...