The Only Owner For Me [1]

719 93 15
                                    

[Inspired by: THE BOYZ - Nightmares]

_____________________________

Happy Reading!
_____________________________

"There is curiosity in your eyes. You've already fallen for me."

°


"Jika XY = 90 dan logx-logy itu sama dengan 1, maka x-y itu...." Gadis itu mencoret sesuatu di kertas sebelum kemudian menoleh, memandang pada sosok laki-laki yang tadi mencegatnya saat berjalan. "Dua puluh tujuh, karena X nya itu 30 dan Y itu 3."

Laki-laki berambut gondrong yang sejak tadi itu tersipu, makin salah tingkah begitu mendapat senyuman dari gadis yang dipujanya. "Ah...iya... terima kasih penjelasannya, Riley."

Sang gadis berambut hitam panjang itu tersenyum. Setelah laki-laki tadi berlalu, dia kembali melanjutkan langkahnya untuk menuju kelas. Begitu dia masuk dan kembali ke tempat duduknya, teman sebangkunya, Chilla, langsung merangkul bahunya. "Wah wah, aku melihat semua kejadian tadi lewat jendela loh!"

Riley hanya tertawa kecil. "Kau kan memang seperti itu."

Chilla menaikkan alis, sembari mengemut permennya, dia terus memandang Riley dengan tatapan jahil. "Serius, Riley. Kalau aku jadi kau, aku sudah marah. Bisa-bisanya dia mencegatmu dan memintamu mengajarinya matematika?! Seriously?! Dari semua tempat di sekolah ini, kenapa dia minta diajari di tengah lapangan basket?!"

"Aku pun tidak tahu," sahut Riley. Remaja perempuan itu mengambil sebuah buku dari tasnya dan mulai menulis sesuatu.

Chilla melirik. "Apa yang kau tulis?"

"Tugas Biologi."

"Riley?!" pekik Chilla. "Tugas Biologi kan baru diberikan guru tadi pagi? Kenapa sudah dikerjakan sekarang?! Itu kan diserahkan minggu depan."

"Tidak apa-apa. Aku cuma tak mau ada tugas yang menumpuk."

Chilla ternganga melihatnya. Oh, tentu saja. Siapa di sekolah ini yang tidak tahu tentang betapa rajinnya seorang Riley Celeste? Si cantik yang selalu meraih posisi pertama di ranking paralel sekolah setiap tahun. Riley pernah menyumbang medali emas saat mengikuti olimpiade matematika dan sains. Bukan hanya itu, dia juga aktif di klub teater dan seni. Bisa dibilang, Riley sangat produktif sekali. Orang sepertinya sangat sulit untuk ditemukan disini.

Banyak dari temannya yang mengatakan kalau Riley adalah sosok yang hampir sempurna. Selain dikaruniai fisik rupawan dan otak cerdas, dia juga baik hati dan tidak sombong. Dia berteman dengan siapapun dan menolong siapapun yang ia bisa.

"Riley. Apa kau ada jadwal klub hari ini?" tanya Chilla.

"Tidak. Klub teater ku dimulai besok. Klub melukis sudah aku ikuti kemarin. Klub musik belum ada kabar, sih."

"Kau tidak lelah?"

"Lelah apanya?"

"Lelah karena terus belajar...," tanggap Chilla. "Riley, kau tidak pernah bersenang-senang? Atau setidaknya... mengencani seseorang?"

Riley masih fokus mengerjakan tugasnya. "Untuk apa?"

"Ya...." Chilla bingung menjawabnya. "Untuk menghibur dirimu sendiri?"

"Tenang saja," sahut Riley santai. "Belajar itu hiburan bagiku."

Chilla berkedip tak percaya. Gadis berambut pink itu mendengus. "Yang benar saja, Riley? Mending kau berkencan dengan Kyle Snow. Semua orang di kelas kita tahu kalau Kyle sangat menyukaimu. Kenapa kau tidak mencoba berkencan dengannya dan... menikmati masa mudamu?"

𝗗𝗼𝘄𝗻 𝗙𝗼𝗿 𝗟𝗼𝘃𝗲 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang