_____________________________
Happy Reading!
_____________________________
Pukul berapa sekarang? Rasanya sudah begitu lama Clara berjalan sejak keluar dari Wynesword. Hutan Aetherwood masih sama seperti terakhir kali ia perhatikan. Bedanya, kini sinar matahari yang menelusup mulai samar-samar.Kepalaku pusing sekali. Clara menghentikan langkah. Ia mendongak, menyipitkan mata memperhatikan pohon-pohon yang menjulang. Aroma kayu dan dedaunan yang khas memberondong indera penciumannya. Menggeleng, gadis itu kembali melangkah. Kali ini ia tak memperhatikan sekeliling lagi, tak mau jika tiba-tiba unicorn mendadak muncul dan membawanya ke dunia lain. Tujuannya hanya jalan lurus, menuju Eaton University, dan menemui Camilla.
Hiruk-pikuk kehidupan kampus mulai terdengar sampai ke telinganya. Dengan pikiran yang sedikit mengawang-awang, Clara memindai sekitar. Banyak remaja-remaja yang sedang berkumpul dengan teman-teman mereka. Bahkan ada sekumpulan laki-laki yang mengenakan jaket kulit dan segala pernak-pernik dari rantai, sepertinya mereka anak klub motor.
Clara terus melangkah. Beberapa gadis yang tengah asyik bergosip disana mengamati jalan Clara yang sedikit sempoyongan seperti orang mabuk. Ragu-ragu apakah mereka harus menelpon nomor darurat atau menunggu hingga gadis itu ambruk saja.
"Clara?"
Suara lembut itu menarik atensi Clara yang tadinya tak fokus. Sepupunya, Camilla Moores, ada di depannya. Mereka berdiri berhadap-hadapan di dekat pintu masuk kampus, sehingga banyak orang yang berlalu-lalang.
"Kenapa kau ada disini?" tanya Camilla. Sepupunya yang sedang menggendong tas di sebelah bahunya itu mengernyit. "Clara? Ini pukul empat sore. Kenapa kau ada di kampusku tanpa menelepon?"
Empat sore? Clara mengerjap pelan. Pelipisnya semakin sakit. Ah, iya. Dia enam hari ada Wynesword, karena itu dia sudah enam jam 'menghilang'.
Namun entah kenapa, Clara terlalu berat untuk berbicara. Rasanya, kepalanya semakin berat dan tubuhnya makin melemah. Saat ia memandang Camilla, seseorang di samping gadis itu justru mencuri perhatiannya.
Di samping Camilla, ada seorang lelaki tinggi yang kulitnya sangat pucat. Matanya biru dan tatapannya sungguh dingin. Ada aura kebekuan yang menguar dari lelaki itu. Clara tak tahu apa yang terjadi dengan dirinya tapi setelah kembali dari Wynesword, ia bisa merasakan jika lelaki di samping Camilla adalah makhluk yang sama seperti makhluk-makhluk yang ada di Wynesword.
Tak kunjung mendapat jawaban, Camilla menggamit lengan Clara. "Clara?"
"Camilla... siapa di–"
"Clara!"
Belum sempat menyelesaikan pertanyaannya, Clara ambruk tak sadarkan diri di depan pintu kampus Eaton.
----------
Kau akan mendapat masalah besar jika mengembangkan sikap rakusmu. Dia akan menuntunmu untuk menemuinya. Suaranya yang selembut sutra akan menarik jiwamu untuk terikat dengannya. Kau akan terpikat. Sangat. Sampai inderamu berhenti berfungsi hanya untuk mempercayainya. Namun setelah itu, dia akan mencengkerammu dengan paksa, merampas hidup berhargamu, dan yang tersisa hanyalah fantasi tiada akhir.
Perkataan peramal yang dulu pernah ia temui itu membayanginya sepanjang waktu setelah keluar dari Wynesword. Dia penasaran. Sangat. Sampai-sampai tanpa ragu ia kembali mendatangi taman hiburan Rainbowvale di malam hari. Jangan tanya bagaimana susahnya ia meminta izin pada ibunya untuk hal ini.
Taman hiburan Rainbowvale tidak seramai dulu saat ia dan Camilla masih anak-anak. Walau ia dan Camilla berbeda dua tahun, hubungan mereka sejak kecil sudah sangat dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗗𝗼𝘄𝗻 𝗙𝗼𝗿 𝗟𝗼𝘃𝗲 ✔
General FictionKompilasi cerita dark romance. "𝐈𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐫𝐞𝐚𝐥𝐦 𝐰𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐥𝐨𝐯𝐞 𝐛𝐞𝐜𝐨𝐦𝐞𝐬 𝐨𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧, 𝐰𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐥𝐨𝐯𝐞'𝐬 𝐞𝐦𝐛𝐫𝐚𝐜𝐞 𝐭𝐮𝐫𝐧𝐬 𝐢𝐧𝐭𝐨 𝐚 𝐩𝐨𝐬𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐯𝐞 𝐠𝐫𝐢𝐩, 𝐞𝐯𝐞𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐬𝐰𝐞𝐞𝐭𝐞𝐬𝐭 𝐟𝐞𝐞𝐥𝐢𝐧𝐠...