Side Story #6 - A Curse for Damian Joe Rua

165 15 0
                                    

____________________________

Happy Reading!
____________________________

°

"Ayah sudah dengar kalau tragedi yang terjadi di dunia entertainment itu disebabkan oleh salah satu putraku yang ada di sini." Oliver Rua yang sedang duduk di sofa tunggal kebanggaannya di mansion Rua mengetuk dagu, melarikan pandangan pada ketiga putranya yang masing-masing duduk di sofa kulit berwarna putih tulang di depannya. "Sekarang beritahu, siapa yang bertanggung jawab atas kejadian selebritas yang minggu lalu melompat ke jurang?"

"Alister." Dengan santai Damian menjawab. Dia menyandarkan tubuhnya pada sofa. "Aku memang ada di sana tapi itu karena Alister."

Sementara Alister memelototinya, Oliver kini memusatkan atensi pada putra pertamanya. "Kau masih saja membuat masalah, Alister?"

"Ayah, kau tahu kan kalau aku pernah bilang akan mengencani selebritas? Makanya aku mengejar gadis itu." Alister membela diri. "Mana aku tahu kalau dia nekat melompat seperti itu."

"Apa dia menyukaimu?" tanya Oliver.

Alister kikuk. "Itu...,"

Pft! Justin menahan tawa di sebelah Damian. Putra bungsu Rua itu memandang Alister dengan ejekan. "Alister itu ditolak, Ayah! Alister Rua ditolak wanita!"

"F*ck you, Justin!" seru Alister dengan sorot mata tajam.

"Cukup." Oliver menengahi. Pria yang rambutnya berwarna keabuan itu memijit kening. Dia menoleh pada putra bungsunya. "Justin, bagaimana keuntungan bar bulan ini?"

Dengan sigap Justin duduk tegap. "Cukup baik, Ayah. Bar sempat dipromosikan oleh vlogger Hayden Gellar. Jadi, banyak yang ikut berkunjung ke sana karena penasaran."

"Bagus. Lalu, soal 'bisnis cookie' kita?"

Justin tergelak kecil. "Soal itu mudah sekali. Karena keberadaan Mauren Merachi, artis pendatang baru yang naik daun itu, dia jadi banyak merekrut wanita-wanita lain untuk bisnis cookie."

Oliver mengangguk. "Pastikan agar mereka menandatangani kontrak tutup mulut."

"Tentu, Ayah."

Sang kepala keluarga itu lalu menoleh pada Alister kembali. "Kau sendiri? Mariyuana yang kau bilang akan dikirim minggu lalu kenapa sampai hari ini belum tiba? Kau tahu kan kartel yang ada di pinggiran Oracle itu sudah sibuk menanyakan keberadaan barangnya."

Alister berdecak. "Ayah, aku baru keluar rumah sakit loh hari ini dan kau sudah menyibukkanku dengan narkoba?" lelaki 23 tahun itu memutar bola mata sebal. "Ayah tidak pernah peduli padaku."

Jarak duduk Alister yang tak jauh dari Oliver membuat ayahnya itu mengeplak wajahnya dengan mudah.

"Kenapa Ayah memukulku?!"

"Kau selalu saja drama," jawab Oliver. Pria setengah baya itu bangkit dari sofa sembari menenteng tongkat jalannya. "Yang penting cepat kirimkan barang itu, Alister. Mereka sudah membayar mahal."

Meski mendengus kesal, Alister mengangguk. "Oke."

Begitu Oliver pergi, Damian sendiri baru sadar jika selama ini dirinya tak pernah ditanyai seperti kedua saudaranya yang lain. Ayahnya pernah bilang bahwa ia sangat percaya dengan kemampuan Damian, tapi putra kedua Oliver Rua itu tidak tahu kalau Ayahnya meletakkan kepercayaan yang begitu besar di dirinya sampai-sampai ia lepas tangan dengan bisnis yang Damian jalani.

Di satu sisi, ia senang. Namun di sisi lain, tekanan akan kesempurnaan datang dengan sendirinya begitu tahu kalau di antara mereka bertiga, dirinyalah yang menjadi putra kebanggaan seorang Oliver Rua.

𝗗𝗼𝘄𝗻 𝗙𝗼𝗿 𝗟𝗼𝘃𝗲 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang