_____________________________
Happy Reading!
_____________________________"It can't be quelled, my desire is so raw."
😈
"Kristal!"Troy melambaikan tangan begitu Kristal memasuki restoran mewah malam itu. Jantung Kristal makin berdegup kencang tatkala ia sadar bahwa lelaki itu sendirian, yang mana berarti Troy memang ingin makan malam berdua saja dengannya.
"Selamat atas kemenangan timmu!" Kristal mengulurkan tangan begitu ia tiba di meja reservasi.
"Terima kasih!" Troy tertawa sembari membalas uluran tangan itu. Dia menarik kursi dan mempersilakan Kristal untuk duduk.
"Kristal." Baru saja duduk, Troy sudah menggenggam tangan gadis itu. "Terima kasih karena selama ini sudah mendukungku. Kau memang teman terbaik yang aku punya!"
Kristal tersenyum. Pipinya merona di bawah sinar lampu chandelier. "Untukmu, aku akan membantu apapun, Troy."
Troy menampilkan sederet giginya yang rapi. Kristal tergelak. Lelaki ini bahkan berpakaian rapi dengan jas biru gelap dan kemeja putih di dalamnya. Sebuah effort yang Kristal sukai.
Seorang pelayan menghampiri mereka dengan sopan dan menyerahkan menu.
"Jadi, apa yang ingin kau pesan, Kristal?" tanya Troy.
Kristal membolak-balik menu. "Apa disini ada daging panggang?"
"Pasti ada," jawab Troy. Dia juga sempat memberi kode pada pelayan. Lalu ia memandang Kristal lagi. "Aku tahu kesukaanmu, Kristal. Jadi aku membawamu ke restoran ini."
Hati Kristal menghangat, mengamati bagaimana Troy begitu sopan memperlakukannya dan tahu akan hal tentangnya membuat perasaan gadis itu kian berbunga.
Itu adalah malam paling menyenangkan bagi Kristal.
----------
Makan malam dengan Troy kemarin membentuk kepercayaan diri Kristal sampai ke titik tertinggi keesokan harinya. Karena hari itu, dimana mereka pergi ke vila keluarga -seperti rutinitas biasa di hari libur-, untuk pertama kali Kristal berani mengungkapkan semua kekesalannya.
Barron Che sedang duduk di sofa sembari menulis sesuatu di atas meja. Ada banyak kertas berserakan disana, sementara Sasha sedang bersiap-siap di kamarnya. Seharusnya mereka berlima akan pergi mencari kuliner di pusat kota, tentu saja untuk kebutuhan flexing Sasha, tapi Kristal tiba-tiba saja bersandar di dekat lemari besar tempat penyimpanan piagam Jason Che, adiknya yang seorang atlet itu, dan memberondong Barron dengan pertanyaan.
"Apa benar aku adalah anak di luar nikah?"
Pertanyaan itu bukan hanya menyita atensi ayahnya, tapi juga Helena yang sedang duduk di single sofa, menonton film di tablet mahal miliknya.
Barron menengadah. "Apa maksud pertanyaan itu?"
"Daddy mendengarnya," tekan Kristal. Gadis yang mengenakan celana denim pendek dengan kaus oversize itu menyembunyikan tangan di balik punggung. "Sejak dulu, Sasha selalu menghinaku sebagai anak di luar nikah. Namun aku tak pernah menanyakan hal ini sama sekali, jadi sekarang aku mau tahu, apa benar Daddy dan ibu kandungku tidak pernah menikah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗗𝗼𝘄𝗻 𝗙𝗼𝗿 𝗟𝗼𝘃𝗲 ✔
Ficción GeneralKompilasi cerita dark romance. "𝐈𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐫𝐞𝐚𝐥𝐦 𝐰𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐥𝐨𝐯𝐞 𝐛𝐞𝐜𝐨𝐦𝐞𝐬 𝐨𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧, 𝐰𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐥𝐨𝐯𝐞'𝐬 𝐞𝐦𝐛𝐫𝐚𝐜𝐞 𝐭𝐮𝐫𝐧𝐬 𝐢𝐧𝐭𝐨 𝐚 𝐩𝐨𝐬𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐯𝐞 𝐠𝐫𝐢𝐩, 𝐞𝐯𝐞𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐬𝐰𝐞𝐞𝐭𝐞𝐬𝐭 𝐟𝐞𝐞𝐥𝐢𝐧𝐠...