_____________________________
Happy Reading!
_____________________________"I craved her presence, not for salvation, but for fueling my darkest desires."
😈
Di ranjang sebuah rumah sakit standar, Kristal duduk dengan kedua pergelangan tangan yang diperban. Gadis yang mengenakan pakaian rumah sakit itu hanya membisu tanpa mempedulikan sekitar. Rambutnya berantakan, wajahnya suram, dan tak ada gairah hidup di sorot matanya."Kristal. Berhentilah keras kepala." Servine yang berdiri di dekat jendela itu melipat tangan di depan dada. "Aku tidak akan membiarkanmu mati."
Kristal mendengus lemah. "Tidak ada gunanya lagi. Kau bilang aku sudah mendapat apa yang kuinginkan, sekarang aku akan membayar. Segel saja nyawaku. Aku tidak peduli lagi."
Lelaki berambut hitam itu berdecak. Dia melangkah mendekati gadis itu dengan tegas. "Tidak mau."
Kristal menengadah.
"Aku tidak akan meminta nyawamu sekarang." Servine meraih dagu gadis itu, membelainya lembut. "Aku ingin melihatmu hidup lebih lama lagi."
Manik Kristal membesar. Dia terperangah kala mendengarnya. "Kenapa...?" tanyanya lemah.
Servine mengulas smirk. "Tentu saja aku tidak akan membiarkanmu mati ketika kau ingin mati. Enak saja. Kau pikir aku akan memberimu kepuasan untuk mendapatkan keinginanmu itu? Tentu tidak!"
Kristal memberengut. Dia menepis tangan Servine dari dagunya. "Iblis."
Lelaki itu tergelak. Dia menarik sebuah bangku kayu yang disediakan di sana dan mendudukinya tepat di sebelah ranjang gadis itu. "Memang."
"Rasanya tidak adil sekali karena kau selalu membuatku menangis, tapi kau tidak pernah menangis karenaku," keluh Kristal.
Tangan Servine meraih surai gadis itu. "Kalau begitu tetaplah hidup," bisik lelaki itu dengan suara parau. "Agar kau bisa mencoba membuatku menangis, Kristal."
Gadis itu menilik sosok di sebelahnya dengan intens. Selanjutnya, ia berpaling. Tatapannya kini menembus jendela kamar. Dia sedang berada di rumah sakit yang jauh dari hiruk-pikuk perkotaan. Servine sengaja membawanya kemari, bukan ke rumah sakit mewah yang ada di kota.
"Merindukan dunia luar?"
Kristal mengangguk.
"Mudah saja." Servine berkata santai. "Kau sudah mendapat segalanya. Kau bisa membuat kontrak baru."
"Segalanya?" Tawa sinis meluncur pelan dari bibir imut gadis itu. "Servine, aku tidak mendapatkan Troy. Itu artinya aku tidak mendapatkan segalanya."
"Kau masih saja mendambakan dia?!" Manik Servine membesar. Alisnya berkerut tak suka. "Tidak, Kristal. Aku tak akan mengizinkannya. Dia tidak selevel denganmu dan kau tak boleh mengurusi ataupun berhubungan dengannya lagi."
"I love him so f*ckin much, Servine!" Nada suara gadis itu meninggi. Di ruangan kamar yang kecil itu, suara dorongan troli pembawa baki makanan pasien bolak-balik terdengar dari luar, tapi kedua insan itu sibuk berdebat.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗗𝗼𝘄𝗻 𝗙𝗼𝗿 𝗟𝗼𝘃𝗲 ✔
Художественная прозаKompilasi cerita dark romance. "𝐈𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐫𝐞𝐚𝐥𝐦 𝐰𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐥𝐨𝐯𝐞 𝐛𝐞𝐜𝐨𝐦𝐞𝐬 𝐨𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧, 𝐰𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐥𝐨𝐯𝐞'𝐬 𝐞𝐦𝐛𝐫𝐚𝐜𝐞 𝐭𝐮𝐫𝐧𝐬 𝐢𝐧𝐭𝐨 𝐚 𝐩𝐨𝐬𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐯𝐞 𝐠𝐫𝐢𝐩, 𝐞𝐯𝐞𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐬𝐰𝐞𝐞𝐭𝐞𝐬𝐭 𝐟𝐞𝐞𝐥𝐢𝐧𝐠...