_____________________________
Happy Reading!
_____________________________
"Ah, sudah datang?"Raut wajah Jasmine semringah saat ia membuka pintu. Seorang lelaki blonde berseragam putih-biru tersenyum ramah padanya sembari membungkuk sedikit.
"Nona Jasmine Sanders?"
Menganggukkan kepala, Jasmine mengalihkan perhatian pada sebuah objek tinggi di samping lelaki blonde tadi. Sebuah robot dengan tinggi yang sedikit melampaui Jasmine berdiri disana dengan mata terpejam.
Jasmine mengerjap. Robot pesanannya benar-benar mirip dengan manusia. Rancangan Profesor Xu terlihat cukup sempurna untuk ukuran robot.
"Ini robot Killian yang Anda pesan." Kurir ber-nametag Miho itu menyodorkan beberapa lembaran kertas. "Nona, silakan tanda tangan disini."
Jasmine segera menandatangani bukti serah terima barang itu, bersamaan dengan atensinya yang kembali ia beri kepada sang robot.
"Killian?" Jasmine menoleh pada si kurir, "nama robot ini Killian?"
Sang kurir mengangguk.
Setelah Jasmine menyerahkan kembali bukti serah terima, ia mendekati robot yang masih off itu dan memandangnya dari dekat. "Dia terlihat seperti manusia," gumamnya, "bahkan dia seperti bernapas."
"Profesor Xu memang sangat ahli dalam dunia robotik, Nona." Kurir itu menjawab. "Robot Artificial Intelligence ini merupakan salah satu karya terbesarnya tahun ini. Memang, beberapa masih dalam tahap pengembangan, maka dari itu Beliau hanya menjualnya pada orang-orang tertentu saja."
Jasmine mengangguk, tapi seketika ekspresinya berubah, "tunggu, sepertinya aku memilih tipe wajah yang lain?"
Kurir itu mengangguk, "ah, benar. Profesor Xu menyampaikan bahwa tipe robot yang Nona pilih adalah tipe A, tapi tipe A mendadak mengalami eror ketika hendak dikirim kesini, maka dari itu Profesor mengirimkan tipe yang B, itu sebabnya wajahnya berbeda. Dia tidak mau membuat Anda menunggu, Nona Jasmine. Anda adalah pelanggan VVIP kami."
Keraguan masih tersirat di wajah Jasmine. Gadis itu mengulurkan tangan, menyentuh rambut coklat kemerahan sang robot yang ia yakini itu adalah rambut palsu karena teksturnya yang berbeda dari tekstur rambut miliknya.
"Jika Nona tidak jadi mengambil robot tipe B ini, maka kami akan mengembalikannya ke gudang dan akan segera mengirim yang tipe A setelah selesai diperbaiki."
"Ah tidak," Jasmine mengelak tidak enak, "aku mengerti. Kalian sangat berusaha untuk memprogram robot ini sesuai dengan kebutuhanku. Aku akan menelpon Profesor Xu nanti untuk berbicara langsung padanya. Toh kalau dikembalikan lagi, robot berikutnya akan lama sampai kan? Aku malas menunggu."
"Baik," kurir itu tersenyum. Ia menyodorkan sebuah remote control kepada Jasmine. "Nona cukup menekan tombol hijau untuk menghidupkan programnya dan tombol merah untuk menonaktifkannya."
Jasmine menerima remote itu dan menekan tombol hijau.
"Selamat siang, Nona Jasmine."
Jasmine mengerjap takjub ketika mendengar suara robot itu untuk yang pertama kali. Ia menoleh pada sang kurir dengan ekspresi tak percaya. "Ah, remote ini mengeluarkan bunyi ketika kita menekannya ya? Aku sedikit terkejut."
Mengangguk, kurir itu menunjuk ke arah remote control. "Benar, bunyi untuk tombol hijau dan merah berbeda, jadi Nona tidak akan bingung membedakannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗗𝗼𝘄𝗻 𝗙𝗼𝗿 𝗟𝗼𝘃𝗲 ✔
General FictionKompilasi cerita dark romance. "𝐈𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐫𝐞𝐚𝐥𝐦 𝐰𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐥𝐨𝐯𝐞 𝐛𝐞𝐜𝐨𝐦𝐞𝐬 𝐨𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧, 𝐰𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐥𝐨𝐯𝐞'𝐬 𝐞𝐦𝐛𝐫𝐚𝐜𝐞 𝐭𝐮𝐫𝐧𝐬 𝐢𝐧𝐭𝐨 𝐚 𝐩𝐨𝐬𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐯𝐞 𝐠𝐫𝐢𝐩, 𝐞𝐯𝐞𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐬𝐰𝐞𝐞𝐭𝐞𝐬𝐭 𝐟𝐞𝐞𝐥𝐢𝐧𝐠...