_____________________________
Happy Reading!
_____________________________"You are the dream I can never awake from."
°
"Tuan Dyezelle, terima kasih."
Ungkapan tulus Angela itu justru disambut dengan kernyitan alis dari Tyson. Sergio yang menyadarinya langsung tertawa kecil, memecahkan kecanggungan yang ada.
"Maaf Nona, temanku ini memang sedikit aneh. Dia tidak suka orang-orang memanggilnya seformal itu. Dia lebih suka dipanggil dengan nama depan."
Angela hanya mengangguk. Gadis itu tidak menatap ke arah Tyson lagi. "Aku harus permisi sekarang. Terima kasih sekali lagi untuk kalian."
"Ah, Nona, kami belum tahu siapa namamu?"
Pertanyaan Sergio mengejutkan Angela. Selama ini, orang-orang yang berinteraksi dengannya akan cepat jengah karena sorot matanya yang dingin. Angela jarang tersenyum. Angela jarang menampilkan emosi di wajahnya jika sedang berhadapan dengan orang lain.
Namun, Sergio terlihat ramah sekali dan terus tersenyum, membuat Angela sedikit berandai-andai jika memiliki teman seperti Sergio, pasti hidupnya yang dilingkupi kegelapan ini akan menjadi terang.
"Angela Sanchez."
"Nona Angela Sanchez, apa kau suka menulis?"
Lagi dan lagi, Sergio membuatnya terkejut. "I-ya. Kau... tahu dari mana?"
"Aku hanya menebak dari auramu saja." Sergio terkekeh. Lelaki itu merogoh sesuatu dari saku jas hitamnya dan memberikan benda itu pada Angela.
Sebuah kartu nama.
"Aku punya usaha penerbitan. Skalanya masih baru, jadi kami butuh banyak orang di bagian redaksinya. Kalau kau suka menulis, kau bisa menjadi penulis atau editor di tempatku," terang Sergio. "Itu kalau kau mau dan membutuhkannya, Nona Sanchez. Jika kau nyaman dengan pekerjaanmu sekarang, tidak apa, tidak usah hiraukan penawaranku ini."
Mata Angela menatap sayu ke arah kartu nama itu. Apakah hidupnya akan membaik jika dia melamar ke tempat ini?
"Jika kau tertarik, kau bisa datang ke kantorku besok pagi, Nona."
Tawaran itu terdengar menggiurkan bagi Angela yang saat ini kekurangan uang. Namun, hatinya tiba-tiba terdetak akan sesuatu.
Gadis itu menoleh ke arah Tyson yang sejak tadi diam. Lelaki itu tidak peduli. Ada rasa tenang begitu Angela sadar bahwa lelaki itu tidak sedang menaruh perhatian pada percakapannya dengan Sergio.
"Tyson tidak bekerja di perusahaanku."
Seolah-olah Sergio dapat membaca pikiran Angela, gadis itu tertegun. Ia menatap ke arah Sergio dengan waspada. Lelaki itu hanya tersenyum penuh arti. "Kau terlihat penasaran dengan temanku."
"Tidak!" bantah Angela cepat.
Lelaki itu terkekeh kecil. "Tidak apa-apa. Ini perusahaanku, Nona. Sejak dulu aku suka dengan buku. Tyson, teman baikku itu berkebalikan denganku. Dia tidak suka dengan buku sehingga tidak mungkin dia bekerja di perusahaan penerbitan."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗗𝗼𝘄𝗻 𝗙𝗼𝗿 𝗟𝗼𝘃𝗲 ✔
General FictionKompilasi cerita dark romance. "𝐈𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐫𝐞𝐚𝐥𝐦 𝐰𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐥𝐨𝐯𝐞 𝐛𝐞𝐜𝐨𝐦𝐞𝐬 𝐨𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧, 𝐰𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐥𝐨𝐯𝐞'𝐬 𝐞𝐦𝐛𝐫𝐚𝐜𝐞 𝐭𝐮𝐫𝐧𝐬 𝐢𝐧𝐭𝐨 𝐚 𝐩𝐨𝐬𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐯𝐞 𝐠𝐫𝐢𝐩, 𝐞𝐯𝐞𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐬𝐰𝐞𝐞𝐭𝐞𝐬𝐭 𝐟𝐞𝐞𝐥𝐢𝐧𝐠...