_____________________________
Happy Reading!
_____________________________"It's time for the red sun to rise at dawn."
•
Dia gagal.
Queensha berjalan keluar dari gedung agensi dengan lemah. Juri mengatakan bahwa selama penampilannya berlangsung, dia tidak fokus dan banyak melakukan gerakan yang salah. Gadis itu lalu menunduk, menghentikan langkah dan memandang ke langit cerah kota Brighton.
Matahari masih menunjukkan sinar kebanggaan. Cahaya hangatnya menyoroti Brighton serta menjadi saksi tentang roda kehidupan manusia yang berputar. Queensha mengigit bibir getir. Tangannya mengepal erat. Kenapa disaat semuanya baik-baik saja, hanya dialah yang mengalami nasib buruk?
Selalu saja begitu. Keadaan tidak pernah sejalan dengannya. Sekarang, dia tidak tahu harus melakukan apa. Starquest memang memperbolehkan ia untuk berlatih kembali tetapi tetap saja, butuh waktu lama untuk mencapai final. Queensha sudah terlalu banyak menghabiskan waktu.
Gadis itu berjalan lunglai menuju rumahnya. Namun, langkah terseoknya terhenti saat ia menyadari sebuah bentuk kehadiran. Queensha mengangkat kepala, menemukan sosok Helios berdiri di hadapannya dengan senyum ceria.
"Queensha! Sekarang aku tahu bagaimana caranya agar kau bisa meraih mimpimu!"
Dengan kekecewaan dan emosi yang sejak tadi terpendam, sorot mata Queensha memancarkan kemarahan membara.
"Kemana saja kau, Heli?"
Helios mengerjap. Menyadari bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi, lelaki itu mendekat. "Queen, apa yang terjadi?"
"Kau...," tangannya mengepal. "Ini hari yang penting bagiku. Kenapa kau tiba-tiba saja menghilang?!"
Alih-alih menjawab, Helios justru melontarkan pertanyaan. "Apa yang terjadi pada audisi finalmu? Kau lolos kan?"
"Lolos apanya?! Kau berjanji untuk membantuku! Kau bilang akan bersamaku hari ini! Tadi kau pergi kemana?! Aku... aku jadi tidak fokus... aku gagal melakukannya... aku bodoh sekali." Queensha berjongkok dan mulai menangis. "Kau bohong padaku, Helios! Kenapa kau tidak membantuku seperti hari terakhir evaluasi bulanan?!"
"Kau bisa melakukannya sendiri tanpa bantuanku. Tarianmu berkembang."
"Bullshit!" semprot Queensha tajam. Gadis itu memandang Helios penuh emosi. "Kalau sejak awal kau memang mempermainkanku, bilang saja! Kau tidak perlu bersikap sok baik dan berkata akan membantuku! Aku tidak butuh bantuanmu! Aku tidak butuh kehadiranmu! Pergi dari hidupku, dasar monster!"
Helios diam saja. Sekilas Queensha melihat ia masih berdiri di hadapan gadis itu, hanya saja tidak mengatakan apapun. Namun, sebelum Queensha membuka suara lagi, perlahan ia sadar bahwa bayangan Helios makin transparan dan lama-kelamaan menghilang.
Tangis gadis itu berhenti. Dia mendongak, mencari sisa-sisa bayangan Helios tetapi ia tak menemukannya sedikitpun.
Apa dia marah? Apa dia benar-benar pergi?
Hati Queensha kosong setelahnya. Tak ada lagi sorot semangat dalam matanya. Bahkan, ia tak dapat meneteskan air mata lagi. Yang dia lakukan disana hanya merenung dan melamun.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗗𝗼𝘄𝗻 𝗙𝗼𝗿 𝗟𝗼𝘃𝗲 ✔
General FictionKompilasi cerita dark romance. "𝐈𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐫𝐞𝐚𝐥𝐦 𝐰𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐥𝐨𝐯𝐞 𝐛𝐞𝐜𝐨𝐦𝐞𝐬 𝐨𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧, 𝐰𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐥𝐨𝐯𝐞'𝐬 𝐞𝐦𝐛𝐫𝐚𝐜𝐞 𝐭𝐮𝐫𝐧𝐬 𝐢𝐧𝐭𝐨 𝐚 𝐩𝐨𝐬𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐯𝐞 𝐠𝐫𝐢𝐩, 𝐞𝐯𝐞𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐬𝐰𝐞𝐞𝐭𝐞𝐬𝐭 𝐟𝐞𝐞𝐥𝐢𝐧𝐠...