_____________________________
Happy Reading!
_____________________________"Fold up your fear and enjoy the pain you can endure."
🚩
Hares bangkit dari lantai sembari meringis memegangi kepala bagian belakangnya. Mendapati bercak darah di tangannya, giginya menggertak, rahangnya mengeras."Ah~ Riley...," gumamnya. "Aku sudah berusaha bersikap baik, loh. Tapi sepertinya kau tidak pernah sadar kalau aku selalu menahan diri."
Lelaki itu berjalan pelan menuju ruang tamu, menjatuhkan dirinya di sofa, lalu memejamkan mata. Ia mengatur napasnya sembari menggerakkan tangannya, seolah-olah sedang panik akan sesuatu.
"Sial. Kalau aku terlalu lama kembali, Arjun Vichai pasti akan mengamuk. Dia pasti membandingkanku dengan Alvaro lagi." Hares bangkit dari sofa, melangkah keluar kabin lalu melongok ke kanan dan kiri. Jejak Riley sudah tak kelihatan. Entah sudah berapa lama dia berlari, tapi gadis itu tidak pernah tahu bahwa Hares adalah pelari cepat di keluarganya.
Dengan ekspresi datar, Hares memandang hutan. Jika kemarin Riley berlari ke pasar, maka sekarang gadis itu akan berlari ke arah yang berlawanan. Hares memutar badan menghadap kanan dari depan pintu kabin. Lelaki itu menunduk dan memasukkan tangan kanannya ke saku celana bombernya. Selang beberapa detik, tawanya mulai menggelegar. Lelaki itu terbahak-bahak dengan mata yang berkilat marah.
"Riley.... Aku tahu sejak awal kau memang tidak suka hal-hal mainstream." Hares berjalan sedikit ke samping kabin, membuka sebuah peti besar, dan mengambil sebuah crossbow dari dalam.
"Jika kau memang suka hal anti-mainstream, maka aku akan mengabulkannya." Lelaki itu berjalan dengan pelan sejauh lima langkah sambil menyeret crossbow di tangannya. Setelahnya, dia berlari secepat binatang buas menembus hutan di siang bolong.
----------
Napas Riley sudah tak beraturan sejak ia berlari meninggalkan kabin Hares. Gadis itu melarikan diri tanpa menoleh ke belakang sama sekali. Tubuhnya banyak menabrak ranting-ranting yang menggantung dan juga menerobos semak-semak yang lebat, menyebabkan beberapa serpihan daun kecil tertinggal di kulit lengannya yang berkeringat.
Riley hanya mengenakan piyama saat ia keluar dari rumah untuk mencari Ruru. Piyamanya berlengan pendek sementara celana yang ia gunakan sampai semata kaki. Celananya sedikit sobek karena rencana pelarian pertamanya.
Kelelahan yang hebat menderanya seketika. Riley tersungkur ke tanah dengan napas tersengal-sengal. Gadis itu duduk di atas ilalang yang menyelimuti hutan bak permadani. Riley menarik napas lalu mengembuskannya dengan perlahan, berusaha mengatur ulang napasnya. Sekelilingnya penuh dengan pepohonan yang menjulang. Dia tak tahu ada di hutan yang mana sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗗𝗼𝘄𝗻 𝗙𝗼𝗿 𝗟𝗼𝘃𝗲 ✔
General FictionKompilasi cerita dark romance. "𝐈𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐫𝐞𝐚𝐥𝐦 𝐰𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐥𝐨𝐯𝐞 𝐛𝐞𝐜𝐨𝐦𝐞𝐬 𝐨𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧, 𝐰𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐥𝐨𝐯𝐞'𝐬 𝐞𝐦𝐛𝐫𝐚𝐜𝐞 𝐭𝐮𝐫𝐧𝐬 𝐢𝐧𝐭𝐨 𝐚 𝐩𝐨𝐬𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐯𝐞 𝐠𝐫𝐢𝐩, 𝐞𝐯𝐞𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐬𝐰𝐞𝐞𝐭𝐞𝐬𝐭 𝐟𝐞𝐞𝐥𝐢𝐧𝐠...