_____________________________
Happy Reading!
_____________________________Clara gelagapan. Gadis itu menautkan jari-jemarinya dengan cemas. Pandangannya menunduk, menghindari hunusan tajam dari manik madu Arylien.
"Clara, jawab aku." Arylien terus menuntut. Lelaki itu bahkan masih menggenggam Clara erat.
"Putri Clara tadi mencari tanaman sampai ke hutan ini, Pangeran. Dia tersesat dan saya membantunya keluar." Yang menjawab justru sang peri kunang-kunang.
Tunggu. Clara tertegun, mulutnya sedikit terbuka. "Putri? Kenapa aku dipanggil putri?"
Peri tadi tak menjawab. Makhluk itu berlalu dari sana setelah memberi hormat pada Arylien. Clara ingin mengikutinya, tapi tangannya ditahan oleh lelaki itu. Suaranya berubah lembut.
"Clara~ kenapa tak bilang padaku? Aku bisa membawamu ke halaman istana. Disana ada banyak jenis tanaman yang belum pernah kau lihat. Mau kesana lusa?"
Gadis itu mengerjap sekali. "Istana?"
"Iya. Kau suka istana kan? Aku akan membawamu kesana besok. Kau pasti suka." Arylien mengangkat tangannya, membelai rambut Clara lembut. "Kau harus ke istana, Clara. Bukankah ini impianmu? Melihat istana dari dekat.... Kau yang sangat cantik ini pasti cocok mengenakan gaun apapun yang ada disana."
"Kedengarannya itu terlalu berlebihan, Arylien." Clara tertawa renyah. "Aku hanya akan main di halaman saja. Tak perlu membawaku masuk ke dalam. Aku tak berani bertemu dengan mereka."
"Kenapa tak berani?"
"Dan kenapa aku harus masuk?" Balik bertanya, Clara membuat Arylien tercenung. Lelaki itu lalu mengambil sejumput rambut Clara dalam genggamannya dan menciumnya lembut. Mata madu itu bersitatap dengan Clara. Ekspresinya berubah menggoda.
"Karena Clara pantas mendapatkan segalanya di dunia ini. Apapun itu, aku akan melakukan apapun untuk Clara."
Clara terpegun saat Arylien mendekatkan wajahnya ke ceruk leher gadis itu. Tanpa ia duga, lelaki itu justru mendaratkan kepalanya di bahu Clara.
"Arylien...."
"Clara...," bisiknya. "Clara yang sempurna...."
Bisikan itu membuatnya merinding. Clara buru-buru mendorong Arylien sedikit menjauh. Lelaki itu hanya mendengkus, tapi atensinya langsung tercuri begitu Clara menyodorkan setangkai bunga padanya.
"Apa ini?" Arylien mengambilnya.
"Arylien!" Clara berteriak, tetapi terlambat. Lelaki itu mengaduh ketika memegang bunga pemberian Clara.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗗𝗼𝘄𝗻 𝗙𝗼𝗿 𝗟𝗼𝘃𝗲 ✔
General FictionKompilasi cerita dark romance. "𝐈𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐫𝐞𝐚𝐥𝐦 𝐰𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐥𝐨𝐯𝐞 𝐛𝐞𝐜𝐨𝐦𝐞𝐬 𝐨𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧, 𝐰𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐥𝐨𝐯𝐞'𝐬 𝐞𝐦𝐛𝐫𝐚𝐜𝐞 𝐭𝐮𝐫𝐧𝐬 𝐢𝐧𝐭𝐨 𝐚 𝐩𝐨𝐬𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐯𝐞 𝐠𝐫𝐢𝐩, 𝐞𝐯𝐞𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐬𝐰𝐞𝐞𝐭𝐞𝐬𝐭 𝐟𝐞𝐞𝐥𝐢𝐧𝐠...