32 || Mulai Takut

307 17 63
                                    

"Halooo, guys!

"Lo udah di mana nyet?"

"Baru sampai bandara. Lihat nih," Adel menunjukkan beberapa paper bag yang berada di atas trolli, "gue bawain oleh-oleh buat kalian!"

"Anjay beneran di beliin! Nggak sabar mau lihat"

"Sabar Mae. Gue di beliin apa aja, Del?"

"Banyak, pokonya lo berdua bakalan suka."

"Siaaaaaap!"

"Adel percepat langkah kamu, nak." Seruan Victor membuat retensi Adel teralihkan.

"Iya Pah."

"Guys, udah dulu ya. Gue mau ke mobil dulu.".

"See you, kabari gue kapan kita harus ke rumah lo."

"Iya bawel!"

Adel mematikan panggilan videonya bersama Maelynn dan Amara. Baru saja sampai bandara kedua sahabatnya sudah meneleponnya berulang-ulang.

Adel berlari kecil seraya menarik troli yang membawa barang-barang pribadinya. Ia sempat kewalahan sendiri dengan barang tersebut. Berbeda dengan Gallan, lelaki itu sejak pagi sampai mereka tiba di Jakarta hanya terdiam dan menjawab ucapan Adel seadanya. Padahal, semalam mereka menghabisi waktu bersama dengan saling meledek.

Gallan masuk mobil lebih dulu, di susul Adel dan yang lainnya. Mereka berdua berada di kursi paling belakang seperti biasa. Mobil melaju dengan kecepatan sedang, di sela-sela itu Adel melirik Gallan yang tengah menggeser-geser layar ponsel tak tentu arah. Wajahnya sedikit pucat dan bola matanya bergerak gelisah.

"Gall," panggil Adel. Tak ada sahutan, Gallan masih asik dengan aktifitasnya.

"Gallan," kedua kalinya, Adel mencoba menyenggol lengan lelaki itu, sontak membuat Gallan terkejut dan menoleh ke arah Adel.

"Hah?"

Adel menyipitkan kedua matanya, "lo sakit? Muka lo agak pucat."

"Ng-nggak." Lalu Gallan melengoskan wajahnya ke arah jendela mobil.

"Gue ada salah, ya? Gara-gara semalam lo nggak gue izinin tidur bareng, lo marah?"

"Nggak, Del." Balasnya tanpa menoleh.

"Lalu?"

Gallan menghela napas, "jangan ganggu gue dulu."

"Lo lagi cosplay jadi cowok kull sekarang?"

Gallan menoleh, kali ini tatapannya begitu dingin terhadap Adel, "Gue bilang jangan ganggu gue."

Adel tersentak. Pasalnya ini pertama kalinya Gallan tidak mau di ganggu. Adel tahu bagaimana ketika Gallan tengah marah, sedih ataupun senang. Selalu Adel yang akan menjadi sandaran bagi lelaki itu. Kali ini Adel melihat sisi Gallan yang berbeda. Entah ada apa dengan Gallan, tetapi Adel memilih untuk mengikuti kemauan lelaki itu.

Tumben? Aneh banget manusia omnivora, Batin Adel.

Sesampainya di kediaman Zaidee, semua turun dan langsung di bantu oleh para pembantu yang ada di sana. Kepulangan mereka sedikit sepi karena kali ini Gallan dan Adel tidak adu mulut seperti biasanya.

Saat masuk rumah, Gallan memilih pergi ke kamarnya dan mengabaikan ajakan Victor untuk makan siang di luar.

"Kenapa Gallan?" Tanya Victor kepada Adel.

"Adel juga nggak tau, Pah. Di mobil dia juga diam aja."

"Mungkin Gallan lagi capek aja kali, Mas."

"Tapi nggak biasanya Gallan jadi diem begitu." Balas Victor.

STEP [LOVE] BROTHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang