8 | Feeling

677 16 0
                                    

Haloo gaiss! Apa kabar? Semoga selalu baik^^

Sebelum baca, mau tanya dong, gimana pendapat kalian tentang cerita yang shaw buat?

Menarik kah?

Atau b aja?

Maklumin aja kalau masih ada kekurangan. Tinggal komen kalau memang kalian mau kritik cerita ini. Tapi yang sopan ya gaiss :)

•••••••

Yaudah, langsung aja...

Happy reading!!!

•••••••
.
.
.

Zein memarkirkan motornya di pekarangan rumah. Ia turun dengan langkah terburu-buru dan bergegas masuk. Sepanjang perjalanan pulang dari club, pikiran Zein mulai bercabang. Memikirkan Adel dan seseorang di rumahnya. Keduanya penting bagi Zein, membuat dirinya bingung sendiri.

Sesampainya, ia melihat seorang gadis tengah duduk di sofa ruang tamu seraya membaca buku. Ketika wangi parfum yang ia kenal masuk ke indera penciumannya,  gadis itu menoleh dan beranjak menghampiri Zein di ambang pintu.

"Lama banget pulangnya." Rengek gadis itu seraya mengalungkan kedua tangannya di leher Zein dengan manja. Gadis itu sedikit berjinjit untuk melakukan hal itu, mengingat tubuh gadis itu hanya sebatas dada bidang Zein.

"Bisa nggak, jangan terlalu bawel?" Ucap Zein dingin.

Gadis itu masih di posisinya, dengan senyum centilnya, gadis itu semakin mendekatkan tubuhnya dengan Zein.

"Aku khawatir, setelah aku sembuh dan pulang ke rumah, kamu tumben banget main hingga larut begini. Biasanya nggak."

Zein merotasikan kedua matanya. "Gue udah punya pilihan dari kehidupan gue sendiri."

"Tetap aja aku maunya sama kamu."

Zein melepas kalungan tangan gadis itu dengan lembut. Meski ada rasa dongkol, Zein harus extra sabar menghadapi gadis di depannya ini. Zein tidak bisa kasar dengannya. Alhasil, hanya sikap dingin dan berbicara seadanya untuk merespon gadis itu.

"Gue ngantuk." Zein hendak melangkah, lalu terhenti ketika lengannya dicegah oleh gadis itu.

"Malam ini aku tidur sama kamu, ya?"

Zein diam. Ia tidak langsung merespon bahkan tubuhnya juga tidak berbalik sedikit pun untuk menatap gadis di belakangnya.

Belum mendengar jawaban, gadis itu berjalan dan berhenti tepat di hadapan Zein.

"Kak Zein boleh, ya? Aku kangen." Pintanya lagi.

Zein menghela napas, ia menatap nanar ke arah gadis di hadapannya. Sekilas ia melihat sosok Adel yang sekarang ada di hadapannya, namun buru-buru ia melengoskan pandangannya ke arah lain.

"Zein... Kakak Zein...." Panggilnya lagi dengan lembut.

"Oke. Lo tidur sama gue malam ini." Balas Zein pasrah.

Gadis itu terpekik girang, ia langsung memberikan kecupan singkat di bibir Zein, lalu beranjak mendahului Zein menuju kamar lelaki itu. Zein menatap sendu ke arah depan. Dengan langkah berat, ia akan melakukan rutinitasnya seperti beberapa tahun lalu.

"Lo kenapa datang? Kenapa nggak mati sekalian."

°°°°°°°°°
.
.
.

STEP [LOVE] BROTHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang