15 | GALANDEL

871 14 1
                                    

Sudah tiga hari terakhir ini tingkah Adel membuat Gallan heran setengah mati. Pasalnya, gadis itu selalu pulang malam dalam keadaan mabuk parah. Kedua sahabatnya bahkan tidak mengerti mengapa Adel melakukan itu, peran Maelynn dan Amara begitu penting bagi Adel, dalam kesempatan hampir saja Adel di bawa ke sebuah ruangan oleh salah satu pengunjung club. Jika kedua sahabatnya tidak memantau, entah bagaimana nasib Adel saat itu.

Ketika pulang, Adel selalu ingin tidur dengan Gallan. Lagi-lagi Adel sukses memancing Gallan agar bisa menyentuhnya. Adel begitu liar jika mabuk, seharusnya Gallan senang, namun bukan saat Adel mabuk. Ia ingin Adel sadar melakukan hal itu dengan dirinya.

"Gall... Cium gue lagi."

"Gall... Bibir lo bikin candu."

"Gall... Menurut lo gue cantik, kan?"

"Gall... Bikin gue senang malam ini."

"Gall... Lo nggak mau melakukan hal yang lebih dari ini?"

Kurang lebih itulah kata-kata Adel setiap malam yang didengar oleh Gallan. Untung saja orang tua mereka masih berada di luar kota selama sepekan, membuat Gallan dan Adel bebas melakukan apapun yang mereka mau. Jangan tanya bagaimana nasib ART mereka, semua ART di rumah Zaidee tidak berani masuk bahkan ikut campur dalam hal apapun yang mereka lakukan.

Setelah puas dengan yang di lakukannya, Adel terbangun dengan raut wajah santainya. Seolah tidak terjadi apapun semalaman, bahkan ia heran mengapa Gallan yang menjadi orang pertama yang ia lihat ketika membuka mata.

Gallan berkali-kali bertanya tentang kejadian semalam kepada Adel, namun gadis itu tidak ingat apapun. Bahkan ia marah-marah kepada Gallan lantaran bertanya tentang hal yang sama.

Seperti saat ini, hari Minggu begitu indah bagi anak sekolahan lantaran tidak ada kegiatan apapun termasuk sekolah. Gallan menghampiri Adel di kamarnya, menjelang siang seperti ini Gallan tekejut melihat Adel yang tengah santai seraya membaca buku di atas kasur.

"Tumben, " kata Gallan. Adel melirik sekilas ke ambang pintu, tahu itu Gallan ia tak membalas dan melanjutkan membacanya.

Gallan masuk ke kamar Adel, duduk di samping gadis itu seraya memeluk boneka JuJu.

"Lo nggak main?" Tanya Gallan basa-basi.

"Lo nggak pacaran sama Vaness?" Adel balik bertanya.

Gallan mendengus, "Nggak usah bahas dia."

"Ngapain lo ke kamar gue?" Tanya Adel, kali ini ia mulai tak fokus membaca bukunya.

Gallan mengidikkan bahu, "bete aja, biasanya gue main sama Elhan dan Arion, tapi mereka ada waktunya siang."

Adel menutup bukunya, lalu menoleh ke arah Gallan yang ternyata sedang menatapnya, "Berarti lo ada rencana keluar hari ini?"

"Ya."

"Gue boleh ikut?"

Gallan mengernyitkan keningnya, "Lo–"

"Boleh, ya?" Adel memelas.

"Tumben."

Adel menghela napas, "Gue bete, Gall... Biasanya gue suka bikin kue sama mama kalau hari Minggu. Tapi sekarang...."

"Lo bisa bikin kue?" Tanya Gallan dengan kedua mata berbinar.

Adel diam sejenak, lalu menjawab, "Nggak bisa."

"Lah terus?"

"Gue cuma bantu lihatin dan makan aja, mama yang buat." Jawab Adel tanpa dosa.

"Dih, bego."

STEP [LOVE] BROTHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang