STEP [LOVE] BROTHER

30 || Ungkapan

Ohalooooo!

Sebelum baca, shaw mau kasih tau ke klean kalau shaw bikin AU judulnya Sweet Nothing👇🏻👇🏻

Mutualan dulu gasii sama shaw?
terus baca AUnya deh🥹

Sweet Nothing bakalan ada versi wattpadnya tapi masih coming soon, ya. Jadi bisa nikmatin dulu AUnya.

Yaudah segini dulu promonya. Sekarang lanjut baca dan jangan lupa komen dan vote🫶🏻

Enjoyy epribadeehhh🫶🏻

••••••••
.
.
.

"Kenapa bisa semulus itu lo bikin perasaan gue jatuh ke dalam pesona lo?"

Setelah berucap demikian, Adel langsung pergi meninggalkan Gallan yang termenung di tempatnya. Adel merasa ada hal aneh yang menggerogoti hatinya setelah berkata seperti itu. Gallan tidak mencegah Adel, ia membiarkan gadis itu pergi dengan wajah yang sudah memerah.

Di tempatnya, Gallan tersenyum seraya memainkan pasir dengan kakinya. Ia merasa senang meski belum sepenuhnya.

"Akhirnya, lo menyadari perasaan lo ke gue, Del."

Adel masuk ke kamar dengan perasaan kacau, baru saja ia ingin merebahkan tubuhnya tiba-tiba suara pintu terbuka membuat retensinya teralihkan.

"Gallan? Kok lo bisa masuk?"

"Pintu nggak lo tutup rapat." Setelah kepergian Adel beberapa detik, lelaki itu mengekornya dan buru-buru masuk ke kamar Adel sebelum gadis itu mengunci rapat pintunya.

"Gue mau tidur, Gall." Ujar Adel datar dan langsung merebahkan dirinya ke atas ranjang.

Gallan melangkah mendekat, ia ikut berbaring namun posisinya menindih Adel yang membuat gadis itu terkejut seketika. Tangan mungil Adel mendorong tubuh besar Gallan tetapi itu percuma. Adel tidak bisa bergerak ketika seluruh tubuhnya sudah terkunci oleh Gallan.

"L-Lo mau ngapain?!" Sentaknya tertahan.

"Tidur." Suara berat Gallan membuat Adel merinding sebenarnya.

"B-Berat badan lo anjing!"

Gallan menurut, ia menjatuhkan tubuhnya ke samping Adel. Lalu memeluk gadis itu dari samping. Kepala Gallan meluruk masuk ke tengkuk leher Adel, seperti biasa menghirup aroma tubuh Adel yang sangat di sukainya.

Adel menyikut Gallan agar lelaki itu pergi dari kamarnya, "Gall, lo balik ke kamar lo sana. Nanti kalau tiba-tiba Mama sama Papa ke kemar kita gimana?"

Gallan semakin mengeratkan pelukannnya, "Nggak akan. Mereka mana mungkin masuk, buat apa juga?"

"Gallan.. lo bisa nggak sih jangan kaya gini ke gue kalau kita lagi berduaan?"