*****
SMA Wardana kini tengah melaksanakan ujian nasional. Tidak sedikit para murid merasa lelah karena harus berpikir keras untuk memberikan hasil terbaik diakhir nanti.
Dan sekarang, hari terakhir sudah ujian nasional dilaksanakan. Para murid bernapas lega dan berlomba-lomba mencari pasokan oksigen untuk bisa mereka hirup. Tiga hari kemarin seakan seperti dipenjara. Tidak bisa berontak dan terus memikirkan jalan keluar.
Bahenol grup keluar dari kelas. Dengan langkah santai mereka sama-sama berseru girang lantaran tugas mereka sebagai murid sekolah akan usai sebentar lagi.
"Kira-kira lo mau kerja di mana, Mar?" Tanya Adel kala mengingat jika Amara ingin bekerja setelah lulus.
"Di kafetarian dekat kampus kakak tiri lo. Di sana ada teman saudara gue. Itu juga gue dibantu sama dia agar bisa masuk sana." Jelas Amara.
Adel mengangguk. Kini ia beralih kepada Maelynn. "Kalau lo? Mau kuliah di mana?"
Maelynn tampak berpikir sejenak. Lalu menjawab. "Di Univ Wardana aja nggak sih?"
Adel mendelik. "Serius? Kata Gallan itu kampus elit. Gue takut gagal masuk sana."
Maelynn berdecak. "Yaelah, belum juga di coba. Nanti kita masuk fakultas dan prodi yang sama yuk?"
"Jangam semuanya disamaain, Mae. Kalau udah kuliah nanti kalian harus bisa memilih sesuai passion kalian. Jangan karena ikut-ikutan aja. Sayang loh, nggak semua orang bisa kuliah. Jadi manfaatkan sebaik mungkin." Nasihat Amara.
Adel yang berada di tengah sahabatnya menoleh ke arah Maelynn dan menyentil pelan dahi gadis itu. "Dengerin tuh kata Ibu Amara. Lo ikutin kata hati jangan ikutin kata teman."
Maelynn tertawa masam. "Iya-iya gue nanti mau pilih jurusan–."
"GILA! NGGAK NYANGKA GUE! INI BENERAN ADEL?!"
"Adelia Diatmika pacarnya si Zein?
"Sumpah, ternyata di belakang dia kaya begini."
"Siapa cowok itu?"
"Om-om yang ada di club kali. Si Adel sama teman-temannya kan suka ke club."
Mendengar namanya disebut. Adel dan dua sahabatnya berhenti ketika melihat kerumunan siswa yang tengah menutupi mading. Tanpa babibu lagi, ketiganya langsung menghampiri mading yang begitu ramai.
"Ini ada apaan, sih? Kok pada sebut nama gue?" Ujarnya yang langsung membelah kerumunan itu untuk melihat ada info apa di mading.
"Ada apaan, Del?" Tanya Maelynn yang juga sudah berada di depan mading.
Adel membeku ketika melihat beberapa lembar foto yang terpampang di mading. Foto-foto yang sangat ia kenal karena memang ia mengenali dua manusia yang berada di dalam foto itu.
Kedua mata Adel mulai memanas. Tubuhnya gemetar hebat dan lidahnya kelu. Ia benar-benar tidak menyangka jika hal ini terjadi juga. Siapa yang melakukan hal ini?
Adel sempat melirik Maelynn dan Amara yang berada di samping dari ekor matanya. Kedua sama, mereka membeku di tempat dengan mulut yang menganga.
"Del, ini beneran lo?" Tanya Maelynn dengan nada terbata.
"Ada apaan, sih?" Suara tak asing itu membuat semuanya menoleh kecuali Adel. Kini air mata gadis itu meluruh turun dengan deras. Ia menangis dalam diam.
"Tumben banget rame nih mading. Ada info kelulusan? Baru juga kita kelar ujian hari ini." Komentar Javas yang ikut membelah kerumunan.
Ancala yang pertama melihat langsung mengambil satu foto tersebut. "Zein.. ini Adel... dan Gallan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
STEP [LOVE] BROTHER
RomanceWARNING 🔞 [TAMAT] ****** #1 - anakkuliah Setelah pernikahan kedua orang tua mereka, Adelia dan Gallan menghadapi hidup sebagai saudara tiri yang selalu bertengkar setiap waktu. Pertemuan pertama Adelia dan Gallan tidak begitu baik. Bahkan mereka...