Sebab-Akibat

298 9 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Sebenarnya ucapan bagas ada benarnya, beberapa kali aku merasa seperti danes mengikuti apa yang aku lakukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Sebenarnya ucapan bagas ada benarnya, beberapa kali aku merasa seperti danes mengikuti apa yang aku lakukan. Mulai dari membuat akun studytwt di twitter, memakai baju yang seolah-olah menyerupai baju ku. Biasanya sih kalau aku habis post foto dia juga ikut post foto dan dengan baju yang sama. Aku tidak pernah ambil pusing sih, karena bagaimanapun juga Danes teman ku dari kecil dan aku tidak ingin pertemanan ini rusak hanya karena pikiranku yang negatif ini.

"Oh iya gw sama bagas mau belajar bareng, sampai lupa gw karena sibuk mikirin ucapan Bagas tadi." Kala menggerutuki dirinya

"Fokus Kala!!! Fokus!!! Kamu mau masuk UGM."

Saat Kala sedang prepare untuk belajar bersama dengan Bagas, suara teriakan muncul dari lantai bawah. Suara teriakan yang sangat familiar.

"Kala!!!" teriakan seorang wanita yang memekik satu rumah, wanita itu yakni ibunya.

"Kala, Neskala turun kamu!!" Kala seolah tidak peduli dengan teriakan mamanya. Ia meraih Airpods nya dan memutar musik yang sangat kencang. 

Notif dari hp Kala berbunyi, menampilkan pesan dari Tissa, yang meurpakan sang kakak.

Notif dari hp Kala berbunyi, menampilkan pesan dari Tissa, yang meurpakan sang kakak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan berat hati Kala turun ke bawah, menghampiri mama nya yang sedang duduk di meja tamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan berat hati Kala turun ke bawah, menghampiri mama nya yang sedang duduk di meja tamu. Beginilah keadaan sehari-hari di rumah Nala, siapa orang yang betah untuk tinggal di dalam neraka yang berbalut atap emas nan megah ini.

"Sini duduk"

Mama nya menyadari eksistensi Kala, ketika Kala menuruni anak tangga.

"Kala, mama kan sudah pernah bilang kamu jangan kuliah jauh-jauh. Kuliah di UI aja atau Binus yang disekitar Jakarta, biar kayak kakak mu."

"Hemm" guman Kala

"Jawab, mama tau ya kalau kamu curi-curi daftar di UGM. Kamu kira mama sibuk kerja tapi nggk bisa pantau anaknya hmm?"

"udah kali ini kamu masuk UI aja biar kayak kakak kamu. Jadi anak yang nurut, jangan suka ngebantah. Selama kamu masih dibiayain mama kamu nurut apa kata mama."

"iya ma." jawab Kala lesu

Sebenarnya Kala sudah tahu apa yang akan terjadi sebelum dia turun kebawah, oleh sebab itu ia malas untuk bertemu mama nya. Pulang sesaat hanya untuk mengomelinya. 

Setelah perbincangan dengan mama selesai, Kala kembali ke kamarnya dan buru-buru mengambil tas yang sudah di prepare sebelumnya.

"mau kemana kamu?" tanya mama tanpa menoleh ke arah anaknya itu.

"mmmau belajar ke rumah Bagas." jawab Kala ketus.

"Naik apa kamu, diantar sama pak hadi aja."

"nggk usah mah, Kala bisa naik ojek sendiri."

"mending sama pak Hadi daripada sama ojek." tak lama mama memanggil pak Hadi, supir keluarga Kala, eh ralat supir mama nya.

Sesampai di rumah Bagas...

"Bapak pulang aja, saya nggk usah ditungguin. pulangnya saya bisa naik ojek pak." ucap kala sambil menutup pintu mobil. ia bergegas masuk ke rumah Bagas. Menekan tombol bel rumahnya, dan tak lama keluarlah pembantu Bagas.

"eh den Kala, mau main sama den Bagas ya, itu den Bagas ada di kamarnya. Langsung masuk saja nggk papa, tadi den Bagas sudah nitip pesan ke saya." ucap bi Ira dengan sneyumnya.

"makasih bi, saya permisi masuk."

"Buset anjing dari si Feli belum kawin sampe si Feli udah kawin baru dateng lu ye." sarkas Bagas pada Kala saat tahu bahwa Kala membuka pintu kamarnya.

"Biasa nyokap gw tiba-tiba pulang, abis dah gw di omelin anjing. Kok bisa tau dia gw mau daftar di UGM. Alhasil gw diceramahi lah, dibanding-bandingin lah sama si Tissa." 

"terus, lo masih mau maksa buat daftar ke UGM? setelah tau nyokap lo nge-reog gitu?" 

"ya mau gimana lagi, gw udah secinta itu sama UGM, bahkan sejak dari SMP wishlistku selalu sama, menempatkan UGM sebagai kampus pertama."

"nyali lo gede juga ya nyet, gw aja ngeri dah. itu masih nyokap lo, bokap lo begimana dah." Bagas sambil memeragakan dirinya yang bergidik ngeri.

"Halah, bokap gw mah bodo amat, dia sibuk ama selingkuhannya."

"dah nggk usah bahas keluarga gw lagi, ayo belajar. gw udah niat mau ambis nih."

"Eh btw kal, lo kan eligible SNMPTN, itu mau daftar dimana lo?" kan agak nya sayang juga kalau nggk diambil.

"gw niatnya mau daftar SNMPTN ke UGM gas, urusan nyokap mah belakangan."

"buset Kala si penurut nekat daftar UGM, ati-ati dah lo ntar di coret dari KK, kaga dapet warisan dah." ledek Bagas pada temannya itu



Raja dan semestanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang