53

23 5 0
                                    

BUGH...

Terdengar suara benturan cukup keras. Membuat mereka semua lekas melihat, menuju ke arah sumber suara.

"KAK RAJA!!!" Teriakan yang cukup melengking, suara yang bergetar melihat Raja yang jatuh tersungkur ke aspal.

Penyebabnya adalah tourist asing yang sedang mabuk, membawa motor dan menabrak Raja karena efek mabuk. Bahkan Kala dapat tahu jika tourist tersebut sedang mabuk berat, aroma alkohol yang menyeruak kedalam hidungnya sangat kuat.

"WHAT TF ARE YOU DOING?" Kala membantu Raja untuk berdiri. Untungnya saja tak parah, hanya beberapa memar tertinggal di tubuh indahnya itu.

"I-im ss-ssorry." Tourist asing itu memohon maaf pada Kala, namun karena Kala melihat dirinya meminta maaf sembari tertawa dan dalam kondisi teler Kala langsung saja mendorong dadanya. Yang mana proporsi tubuhnya lebih besar dan tinggi darinya.

Sempat terjadi perselisihan antara dia dan Kala. Bahkan warga setempat dan orang-orang hanya melihat saja, bukannya melerai. Hanya teman-temannya saja yang membantu Raja.

Melihat kekasihnya yang tersulut emosi, Raja menarik Kala untuk menjauhi orang asing itu. Hingga pada titik dimana warga asing itu hendak melanjutkan perjalanannya. Ia berdirikan motor yang tergeletak itu. Kala, dan teman-temannya yang lainnya kelewat kesal. Sudah ada korban, namun dengan rasa tidak bersalahnya ia masih ingin melanjutkan perjalanannya.

Brugh

Kala mendorong hingga tourist itu jatuh bersama motor. Mudah untuk menjatuhkannya, karena lawannya sedang dalam kondisi teler.

Brugh

Niatnya Kala menjadi sasaran tinju tourist itu, namun ternyata Raja yang menjadi korban. Raja mengetahui pergerakannya, sebab itu ia berusaha melindungi Kala. Lagi dan lagi Raja tersungkur. Kini sudut bibir dan hidungnya berdarah. Sangat banyak.

Hendak membalas, namun polisi sepertinya datang lebih cepat dari yang ia kira. Warga setempat yang memanggil polisi itu. Kala, Jek sibuk membantu Raja yang tersungkur. Sedangkan Rama dan Sadam memberikan kesaksian bersama warga setempat.

Kejadian buruk yang tak terduga. Siapa sangka, ia harus babak belur saat sedang berlibur. Sungguh diluar prediksi.

"Kak, pusing nggak? Bisa jalan?" Raja hanya mengangguk. "Bisa kok, udah ayo balik. Sadam sama Rama suruh balik juga."

Kala menggenggam erat tangan Raja, berusaha menjadikannya tumpuannya. Meskipun keadaan Raja tak separah itu.

Sampai di Villa. Dengan kecepatan penuh ia mengambil kotak P3K yang dibawa. Mengobati lukanya itu. Kala yang melihat saja dapat merasakan rasa sakit, apalagi Raja yang mengalaminya.

"Encen bule edan kui. (Trans: memang bule gila itu) Kali ini Kala setuju dengan ucapan Jek. Rasanya ia ingin bergantian memukul wajah bule itu.

"Masih ganteng gak aku Kal?" Bisa-bisanya dalam kondisi seperti ini Raja masih bertanya hal itu. "Nggak, lain kali jangan sok-sok an jadi pahlawan deh."

"Kalau aku gak jadi pahlawan, nanti aku gak bisa lihat wajah cantik kamu dong." Gombalnya.

Jek datang membawa ember kecil berisi air dingin, untuk mengompres luka-luka Raja. "Tak celukne maneh a bule-ne kui, ben awakmu di tinju maneh. Sempet-sempet e gombal. Encen kabeh wong iki edan tenan. (Trans: tak panggilkan lagi kah bukenya. Biar kamu di tinju lagi. Sempet-sempetnya gombal. Emang semua orang ini beneran gila). Setidaknya celetukan Jek dapat mencairkan suasana.

Tak lama setelah membersihkan luak dan darah di wajahnya. Hendak ia membersihkan bekas medis dan kotak P3K nya itu. Hingga darah mengalir melalui hidung nya kembali.

Raja dan semestanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang