Hari ini hari terakhir Kala di Jogja, pasalnya besok ia harus meninggalkan kota ini. Hari ini rencananya ia akan jalan-jalan dengan Raja. Bukan permintaan Kala namun Raja dengan sukarela menawarkan diri.
"Hari ini jadi ke mana kak?"
"Kamu maunya kemana, aku turutin deh?"
"Emang kak Raja hari ini free? Kok mau ajak Kala jalan-jalan?"
"Hari ini cuman shift part time aja di cafe kok, tapi bisa minta tolong gantiin temen aku. Udah biasa juga." Raja menjawab tenang.
"Ih kalau mengganggu kerja kak Raja gak usah jalan-jalan gk papa kok kak." Kala mulai merasa tak enak kali ini.
"Nggk papa kok Kala, kan hari terakhir kamu. Harus seneng-seneng dong." Raja sambil mengusap-usap rambut Kala, membuat sang empu salting mampus.
"Ih Kala bisa keliling sendiri kak kalau Kala bosen mah."
Raja tak menjawab, ia hanya menatap Kala yang sedang memanyunkan bibirnya sambil mengoceh tak ingin merepotkan Raja.
"Oh kak Raja, gimana kalau hari ini aku ikut kak Raja kerja aja. Janji gak akan ganggu." Kala berinisiatif sambil mengacungkan jari kelingkingnya, Pinky Swear.
"Kamu mau, bosen nanti."
"Gak mungkin bosen kak, kalau yang dilihat muka kak Raja." Jawab Kala ingin menggoda nya.
"Hah gimana Kala?"
"Nggk kak." Batin kala (untung lagi budeg mode on, jadi gk keliatan malu nya gw).
Saat hendak keluar kamar kost, tiba-tiba bian dan jek datang menghampiri Raja.
"Ja, kate ngendi koe?" Tanya bian (Trans: ja mau kemana kamu)
"Kerja."
"Lah terus degem Kala mau kemana." Goda Jek pada Kala.
"Mau ikut kak Raja kerja kak, kayak ya seru." Jawabnya.
"Wih Ja, mau pergi sama degem Kala kok gak ngajak." Sindir bian.
"Ambu-ambune pengen metu wong loroan kali. Goda Jek pada Raja dan Kala. (Bau-baunya pingin keluar berduaan aja kayaknya)
"Hust." Tegur Raja pada Kedua sahabatnya yang sedang menggoda mereka berdua.
"Kak bian, kak Jek Kala gk tau kalian ngomong apa karena Kala gk ngerti bahasa Jawa, tapi kalau kalian mau ikut ayo aja kak. Tapi ikut kak Raja kerja." Kala berusaha basa-basi menawarkan pada mereka.
"Ih degem Kala baik banget, okedeh atas permintaan degem Kala, aku sama bian ikut. Boleh ya ja?"
Tak menjawab, tapi mereka berdua tahu jika Raja tak bisa menolak. Akhirnya mereka bertiga jalan mengekori Raja di belakangnya sambil berbincang sepanjang menuju garage.
"Bian kamu sing nyetir ya." Ujar Raja.
"Okelah, aku sing nyetir." Bian mengambil kunci mobil daei tangan Raja, segera menuju kursi pengemudi.
"Loh bajingan, kok kalian semua ndek belakang pie se iki." Bian kesal, pasalnya Kala, Jek, Raja duduk di kursi belakang, sedangkan Bian di kursi pengemudi sendiri. Seolah-olah ia adalah supir pribadi mereka bertiga.
"Weslah jangan protes, ayo jalan mas bian." Ucap Kala mencairkan suasana.
"Degem Kala duduk di samping mas bian ya." Tawar Bian pada Kala.
"Boleh mas." Kala mengiyakan, belum sempat bertukar posisi, Raja langsung menyela.
"Jek kamu aja yang disebelah Bian." Jelas ini bukan permintaan, namun seperti perintah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Raja dan semestanya
Romance"Sialan, gimana ini bisa-bisanya gw kelewat stasiun. Mana ini malam lagi. Apes gw emang bener kata orang jangan melawan restu mama papa." Berawal dari kelewatan stasiun, ternyata menjadi awal mula pertemuan Kala dan Raja. Awal yang mungkin menurut...