38

27 3 1
                                    

Menurutnya Kala selalu muncul disaat yang tepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menurutnya Kala selalu muncul disaat yang tepat. Saat dimana dirinya butuh didengar, saat itulah ia hadir. Seperti saat ini. Ia merasa bersyukur jika Kala tidak sengaja me-reaction stories nya. Dan berujung dirinya yang meminta untuk ditemani dengan cara video call itu.

Mungkin jika dirinya dalam keadaan sadar, ia akan merutuki dirinya sendiri. Entahlah mengapa dirinya meminta sesuatu dari Kala. Apakah jika dirinya dalam keadaan sadar, ia akan meminta hal seperti itu kepada Kala. Setidaknya itulah yang ia pikirkan sejenak sebelum mengangkat Video Call darinya.

Selama Vc berlangsung, mereka hanya diam. Tak saling menatap, namun sesekali saja. Malik dengan alkohol nya dan Kala dengan buku-buku nya. Entahlah, rasanya seperti kita hanya saling mendengar deru nafas masing-masing.

"Kal." Hingga Malik memanggil namanya terlebih dahulu yang tentu hanya dibalas deheman saja olehnya.

"Thanks ya, gw gak tau kalau lo selapang ini. Kalau gw jadi lo, gw udah putus hubungan apapun dengan gw sendiri." Malik mengatakannya dengan suara parau. Sesekali dirinya mengusak kasar rambutnya.

"Nggk, jangan cap diri lo sejahat itu. Kita kan temen." Kala menatap Manik Malik lekat, meskipun hanya dari layar ponsel.

"Lo lagi stress?"

"hmm, gw baru denger kabar nyokap gw masuk RS tanpa gw bisa lihat keadaannya secara langsung." Kala tak terkejut, sebab dirinya sudah mendengar berita ini terlebih dahulu dari Raja.

"Lo pasti udah tahu dari mas Raja ya?" Kala hanya menganggukan kepalanya, dirinya melihat seberapa frustasinya Malik sampai-sampai dirinya begini.

"Nyokap lo baik-baik aja, tinggal nunggu jadwal operasi. Sampai saat itu gw harap lo tetap berdoa buat nyokap alih-alih mabuk." Kala berusaha tetap tegar dihadapannya, walaupun dirinya sendiri merasa sangat emosional mengenai masalah ini.

"Fokus sama studi lo, lalu pulang dengan kabar baik. Gw yakin nyokap lo akan lebih bahagia dan membaik dibanding ngelihat anaknya mabuk karena frustasi, akhirnya belajarnya keganggu." Sisi Kala yang seperti ini jujur saja Malik baru mengetahuinya. Sempat memiliki rasa penyesalan melepaskan anak sebaik dan se-bijak Kala.

Ia meneteskan air matanya, Kala tak berusaha menenangkan ataupun mencoba untuk menghiburnya, ia hanya mendengarkan saja. Dirinya sangat butuh didengar saat ini. Dan ia rasa Kala orang yang tepat. Setidaknya itulah ingatannya sebekum dirinya terkapar akibat meminum alkohol yang terllau banyak itu.

---

"Bunda udah bangun?" Raja dengan reflek nya segera bangkit dan mencoba untuk membantu bunda nya agar dalam posisi yang nyaman.

"Kamu nggk tidur ya kak?"

"Tidur kok bun, cuman Raja bangun lebih pagi ajar dari bunda." Dustanya pada bundanya itu. Namun seolah tahu jika Raja berbohonh, bunda hanya tersenyum.

Raja dan semestanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang