Hari ini menjadi hari pertama Malik mengajari orang dengan private. Sebetulnya Malik kurang nyaman karena selam ini ia lebih nyaman membagikan ilmunya secara gratis melalui metode daring. Itu sudah ia lakukan bertahun-tahun. Apalagi sekarang mendekati UTBK pasti banyak yang membutuhkan materi-materi seputar UTBK, simple saja tujuan Malik membantu anak yang kurang mampu untuk membayar bimbel yang menurutnya lumayan mahal di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Dan Kala-lah yang menjadi murid pertama bimbel nya. Sebenarnya Malik tak ingin, namun mama Kala menghubunginya secara personal melalui dm twitter, menanyakan ketersediaan Malik untuk mengajari anaknya.
Setelah mempertimbangkan, Malik akhirnya mengambil tawarannya. Dia bersedia dibayar berapa saja, karena tujuannya bukan mencari uang apalagi memanfaatkan situasi dengan memeras uang ibu itu. Mereka akhirnya sepakat untuk memulai private les nya dirumah ibu Ranti. Mulai Besok pukul 7 malam.
Memasuki kediaman ibu Ranti membuat Malik sedikit kagum, tak henti-hentinya ia mengagumi rumah mewah, besar dan megah ini. Dihiasi dengan patung air mancur di tengah halamannya, ditambah dengan rumah bernuansa american style yang didominasi warna putih dan krem itu dengan ornamen menjadi ciri khasnya. Halaman yang masih asri dengan gazebo di dekat taman mini itu. Garasi yang sangat besar memamerkan segala macam merk mobil dan motor yang terpampang disana. Dimasukinya rumah itu, yang kala itu tak ada satpam. Entah mengapa rumah sebesar ini tidak ada satpam benak Malik. Namun ia fikir mungkin sedang libur karena dilihatnya pos satpam juga terpampang dibalik pagar besar itu.
Di pencetnya bel rumah itu, dan kemudian seorang ibu paruh baya menampakan dirinya yang sesuai dugaan Malik itu adalah ART rumah ini.
"Selamat malam, saya Malik guru les yang di panggil oleh ibu Ranti."
"Oh mari-mari silahkan masuk mas, saya panggilkan mas Kala terlebih dahulu." Ucap wanita paruh baya itu sembari menyilahkan Malik untuk masuk dan duduk di ruang tamu.
Ruang tamu yang didominasi warna krem yang melekat pada rumah american style itu terlihat sangat megah. Ornamen khas, patung dan lukisan terpampang indah di ruang tamu itu. Sofa yang di dominasi warna gold dengan mejad berwarna senada membuat rumah ini nampak mewah dan elegan. Ia dengan sabar menunggu di ruang tamu itu.
Tak lama betapa terkejutnya ia bahwa yang akan ia ajari yakni Kala, pemuda yang nampak manis dengan tatapan mata yang teduh dan berwajah bulat namun tetap memiliki rahang yang tegas itu. Ia mengingat Kala, pasalnya Kala merupakan rival nya masa olimpiade dahulu. Saat Kala menuruni anak tangga Malik dapat melihat wajah Kala sedikit dilipat, dengan matanya yang sembap membuatnya semakin terlihat menggemaskan pasalnya wajahnya benar-benar sangat berisi.
Kala memang anak yang sangat pandai, Ia juga tak mengerti mengapa bisa gagal SNMPTN. Mungkin bukan hokinya juga kali, benak Malik. Kala sangat cepat memahami itu semua. Ia merasa dia tidak mengajari Kala, melainkan berdiskusi saat belajar bersama. Selain itu umur mereka yang tak jauh juga mendukung lebih nyaman dalam berkomunikasi. Malik berumur lebih tua 1 tahun diatas Kala, namun mereka seangkatan sekolah. Karena Kala anak akselerasi jadi mereka sama-sama kelas 12 akhir. Malik tahu itu karena Gavriel yang memiliki teman di SMAN 8 memberitahunya bahwa Kala anak akselerasi.
Saat sedang mengajari Kala, telephone Malik berdering terus-menerus menampilkan nama Mas Raja.
"Udah diangkat aja, gak bakal ganggu gw kok." ucap Kala yang sepertinya sadar.
"Nggk perlu, ntar aja kalau udah selesai belajarnya." Malik langsung meraih handphone nya guna menekan menu silent pada handphone nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja dan semestanya
Roman d'amour"Sialan, gimana ini bisa-bisanya gw kelewat stasiun. Mana ini malam lagi. Apes gw emang bener kata orang jangan melawan restu mama papa." Berawal dari kelewatan stasiun, ternyata menjadi awal mula pertemuan Kala dan Raja. Awal yang mungkin menurut...