41

28 4 1
                                    

Acara tahunan yang diadakan oleh UGM adalah mengadakan pasar kangen dan panggung seni. Pasar kangen ini memang diadakan setelah pekan ujian berakhir. Bahkan tak hanya mahasiswa yang boleh berkunjung, masyarakat umum pun boleh. Sebab terbuka untuk umum. Pasar Kangen diadakan si Lapangan Pancasila Grha Sabha Pramana UGM.

Ada begitu banyak stan makanan, adapula stan dari kelompok UMKM maupun KAGAMA. Membuat suasana semakin ramai. Adanya pasar kangen ini membuat timbulnya kedekatan tersendiri bagi lingkungan masyarakat akademis maupun umum.

Pasar ini dimulai sejak pukul 15.00 hingga tengah malam. Semakin malam acara, semakin seru. Itulah yang dirinya rasakan. Selain dapat makan dan bercengkrama, disana pun ada banyak hiburan dari panggung seni. Menampilkan banyak sekali penampil. Belum lagi lagu-lagu nostalgia tahun 90-an seperti westlife dibawakan oleh GAMABAND. Seolah tak lekang oleh waktu.

"Kal, ayo ngedeket ke panggung yuk." Rama dan Sadam menarik pergelangan tangan Kala untuk mengajaknya mendekat ke arah panggung. Lengkap dengan makanan yang sudah ia bungkus sedari tadi.

Ia sedang tak dalam suasana hati yang baik. Pertengkarannya dengan Raja masih memengaruhi mood nya. Bahkan akhir-akhir ini dirinya merasa malas untuk melakukan sesuatu. Bahkan bertemu dengan seseorang.

Ternyata di dekat panggung terdapat Dika dan jajaran anak teknik yang ia kenal sedang menikmati penampilan dari GAMABAND itu. Dika yang menyadari kehadirannya, mulai mendekat dan mencoba untuk mengajaknya bersenang-senang.

Sesekali mengajak Kala untuk berjingkrak-jingkrak, layaknya konser di stadium nasional berkapasitas 70 ribu orang. "Kak, maaf aku mundur ke belakang ya." Tak lupa ia berpamitan dengan Sadam dan Rama juga.

Pilihan nya terdapat pada kursi dibawah pohon rindang. Dirinya duduk dan menyandar. Sesekali menikmati snack yang dibelinya si stan makanan.

"Gak having fun sama anak-anak lain?" Dika ikut duduk bersebelahan. Kala hanya menggeleng menjawab pertanyaannya itu.

"Kenapa?"

"Gak papa. Aku pamit pulang dulu ya kak." Dika tahu jika Kala sepertinya menghindar darinya. Ia pun lekas menggenggam pergelangan tangannya. Kala menoleh, memberikan tatapan mempertanyakan apa yang sedang ia lakukan saat ini.

"Nggak, hati-hati aja."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Raja dan semestanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang