Raja bangun sangat pagi hari ini. Tempat pertama yang ia tuju adalah pantai yang ada dihadapannya kini. Seolah menunggu sunrise dan mendengar suara ombak menghantam karang membuatnya tenang. Jujur saja dirinya bahagia dan senang disini, Kala di sisinya. Namun tak dapat ia pungkiri, rasa bahagia ini tak pantas rasanya ia rasakan saat ini. Seolah hidup dalam kesulitan lebih baik dibandingkan dengan hidup bahagia, selalu takut kebahagiaan itu ada harganya. Seperti saat ini. Jujur saja, ia selalu takut.
"Kak, sendirian?" Kala menghampiri Raja yang sedang duduk termenung di tepi pantai itu. Membawakannya sebuah jaket dan memakaikannya. "Dingin."
"Kok udah bangun. Kak Raja tidurnya nggak nyenyak ya? Aku ngorok kah kak?" Kala panik sendiri, selalu saja seperti itu. Menduga-duga kemudian panik sendiri.
"Nggak sayang, sini duduk. Aku cuman sengaja mau lihat sunrise kok." Raja menarik pinggang Kala untuk menyuruhnya duduk di pangkuannya.
"Kok nggak ngajak aku?" Kala memajukan bibirnya beberapa inch, sedikit merajuk ala-ala lah.
"Kamu ngorok soalnya." Kala spontan menoleh ke Raja sebelum ia mengomel "tuh kan aku ngorok. Lagian kak Raja ngapain sih pake tuker tidur sama aku, kan jadi malu aku tidurnya mana ngorok lagi."
Cup
Satu kecupan ia daratkan di bibir manis Kala, agar dirinya diam dan berhenti merutuki dirinya sendiri.
"Ngomel lagi aku cium sampe bibir kamu bengkak." Mendengar ancaman itu Kala bergidik ngeri, beda dengan Rajayang justru terlihat senang melihat raut wajah panik terukir di wajah Kala.
Mereka menikmat sunrise berdua. Sangat hikmat. Hingga serasa dunia ini hanya milik mereka berdua, memang betul disana hanya ada mereka berdua saja. Kala menikmati indahnya sunrise, Raja menikmati indahnya sunrise dengan indahnya manusia yang mendekati definisi sempurna ini.
Sejujurnya, hadirnya Kala dalam tiap gundah gulana nya sangat membantu. Sejenak ia merasa dapat melepaskan beban di pundaknya, dan memiliki tempat berlabuh. Rasanya nyaman dan aman berada di sisinya.
"Makan malam mau makan bebek betutu nggak?" Jek menawarkan, padahal saat ini mereka masih sarapan seadanya. Roti dan susu.
"Boleh kak, baru aku mau ngajak makan bebek betutu." Kala menyahuti. Mendapat respon baik dari semua orang. Bergegaslah mereka melakukan reservasi sesuai nomor yang ada di google itu.
Agenda mereka hari ini hanya pergi ke restoran bebek betutu, dan makan disana. Belum terpikirkan untuk ke destinasi yang lainnya. Karena cuaca hari ini cukup terik. Alhasil beberapa dari mereka ada yang karaoke, berenang, work out, dan beberapa bermain game konsol.
Kala dan Raja, mereka memutuskam untuk menjelajah keluar. Mereka meminjam motor milik penjaga villa. Toh hanya sebentar pikir mereka.
Hanya suara deburan ombak sepanjang pesisir pantai. Hening, tak ada yang memulai percakapan terlebih dahulu. Namun mereka saling melirik satu sama lain melalui kaca spion. Hingga kini mereka sampai di pantai Melasti. Butuh hampir 1 jam bagi mereka untuk sampai, dengan padatnya lalu lintas dan sinar matahari yang mulai menyengat di kulit.
"Sayang, panas tapi."
"Kita duduk disana aja ya, aku beliin air kelapa dulu." Raja pergi mencari tukang es kelapa. Rasanya jika minum air kelapa akan menyegarkan tenggorokan mereka yang kering akibat cuaca panas.
Raja datang dengan membawa 2 buah kelapa ditangannya. Kala tentu menyambutnya dengan penuh rasa gembira. Akhirnya es kelapa yang dinanti kini akan segera masuk kedalam perutnya.
Mereka merebahkan diri di alas yang mereka gelar di pasir pantai. Posisi mereka saling bersebelahan. Masih tak ada ucapan sama sekali hingga saat ini. Raja menelisik sekitar dengan cermat, sedangkan Kala ia pun ikut menelisik sekitar karena tak ada yang dilakukannya. Rasanya mengajak Raja mengobrol duluan ia masih sungkan. Takut jika memang Raja sedang tak ingin berbicara, ia hanya ingin menikmati suasana ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Raja dan semestanya
Romance"Sialan, gimana ini bisa-bisanya gw kelewat stasiun. Mana ini malam lagi. Apes gw emang bener kata orang jangan melawan restu mama papa." Berawal dari kelewatan stasiun, ternyata menjadi awal mula pertemuan Kala dan Raja. Awal yang mungkin menurut...