37

27 4 0
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

S

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

S

udah hampir 2 bulan ini Kanaya tidak mengganggunya lagi. Namun entah mengapa akhir-akhir ini Kanaya kembali mengusiknya. Namun tak separah tempo lalu. Kini paling ia hanya chat saja. Namun dengan Raja sebagai korbannya bertahun-tahun rasa anxiety muncul. Sesak di dadanya kembali muncul jika melihat pop up notifikasi darinya.

Seringkali orang menyarankan untuk memblokir nomor Kanaya, namun ia sudah terlampau jengah. Sebab setiap ia blokir, Kanaya akan menghubunginya dengan nomor lain. Bahkan jika dirinya ganti Hp dan kartu sim, Kanaya dapat menghubunginya.

"Kak lagi mikirin apa?" Kala membubarkan lamunan Raja yang tengah duduk seorang diri di kursi depan kamarnya.

"Nggak, kamu ngapain jam segini masih berkeliaran?" Terlihat jelas jika dirinya tengah mengalihkan pembicaraan.

"Kalau ada sesuatu yang mengganjal lebih enak diceritakan kak. Bercerita adalah obat."

"Aku kebetulan lagi pusing sama laprak. Butuh udara segar." Dirinya duduk di kursi samping Raja. Menaikkan kedua kakinya.

"Papah suruh aku pulang." Kala jelas memicingkan kedua matanya. Jelas sekali jika dirinya bingung, apa yang perlu Raja bimbangkan pasal papahnya yang menyuruh dirinya untuk pulang.

"Aku takut aja karena selama ini setiap aku disuruh pulang, selalu aja itu berhubungan sama Kanaya. Kanaya fitnah aku dihadapan papa mama. Akhirnya aku kena sama papa."

Raja dan semestanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang