⚠️ Kinda 18+
Sooo pls be wise, and enjoyyy"Kal." Ia mengeram dan kemudian ia menghela nafas panjang, frustasi. Akhirnya Malik kalah melawan nafsunya. "Kiss me, Kal
Jangan ditanya, Kala kagetnya bukan main. Matanya membelalak saat mendengar itu. Malik tahu jika ini sangat mengejutkan, bahkan permintaannya sedikit ngelunjak dan sangat mengejutkan. Apalagi diucapkan pada posisi se-intens ini. Yang dilakukannya memang cukup gila, namun tubuhnya mendambakan hal ini.
"Please, can you kiss me. Or lemme kiss you."
"If its doesnt feel right, lets stop it. And then ill go the fuck away from you." Perjelas Malik.
"Mal..."
"Just this once."
Cup
Satu kecupan mendarat di bibir Malik. Tak dipungkiri, Kala juga terbelenggu oleh hawa nafsunya sendiri.
"Thanks, and im sorry."
Belum mendengar apapun dari mulut Kala, Malik langsung melumat isi mulut mungil milik Kala dengan bibirnya sendiri. Mengabsen setiap inch gigi Kala, sesekali menggigit bibirnya agar Kala membuka mulutnya lebih lebar. Pergulatan lidah terjadi tak lama dari itu dengan Kala yang sedikit mengerang dan Malik yang mendesah keenakan.
Malik yang frustasi, semakin frustasi ketika Kala mengalungkan lengan di lehernya, hingga membuat tubuh mereka tak berjarak. Saling bersentuhan dan bergesekan. Ia hampir gila. Ada ekspektasi khusus di benaknya, bagaimana jika bibir mungil itu akan terasa di lidahnya. Namun nyatanya ekspektasi Malik terlalu rendah. Kenyataan ini puluhan juta kali melampaui ekspektasi nya. Ralat, ratusan kali lipat lebih baik dari imaji yang bertengger di kepalanya selama ini.
Semua bagian tubuh yang melekat dengannya terasa seperti zat adiktif. Seolah tak cukup dan terus menginginkan lebih. Tangan Malik yang awalnya menyangga tubuhnya, kini satu tangan di arahkan ke belakang kepala Kala untuk menyanggah kepala Kala agar ciuman ini lebih terasa "dalam".
Berganti posisi menjadi duduk di tepi Ranjang, dengan Kala yang berada di pangkuan Malik. Kala yang masih mengalungkan lengannya sempurna di leher Malik. Tangan Malik yang semula menyangga, kini berpindah ke punggung itu, menyentuh semua yang bisa ia sentuh dengan tangannya. Tentu tanpa pembatas berbahan fabrik itu yang menghalangi.
Kini Malik dapat merasakan setiap lekuk tubuh Kala dibawah tangannya. Terasa seperti mimpi, membawa Kala duduk si pangkuannya seperti ini, terbua dalam pelukannya dan melumer karena ciumannya. Mendesah dan mengerang ketika Malik melumat dan menggigit lsmbur bibir bawahnya.
Jemari Kala, menjambak rambut Malik, kemudian beralih bermain di tengkuknya, menarik, mengusapnya. Ia lalukan berulang kali. Secara sadar, tangannya menyelinap masuk dari bawah hoodie yang dikenakan Malik. Ssntuhan Kala benar-benar membuat Malik gila. Belum lagi area panas tercipta disetiap tubuh Malik, terutama di "bawah" sana
Tak tahu sudah berapa lama sejak pagutan satu sama lain terjadi. Hingga Malik merasakan mendapatkan izin untuk melakukan lebih dari ini ketika Kala menggerakkan pahanya dengan sedikit tekanan hingga keduanya saling bergesekan dibawah sana. Kala mengerah dengan mulut yang masih bertaut dengan mulut Malik. Kali ini Kala ikut "bermain", dengan menyelipkan lidahnya masuk lebih dalam dan menjikat isinya dengan sensual dan penuh gairah.
Tangan Malik yang awalnya berada di tengkuk Kala, kini ia baws turun ke bongkahan sekal milik Kala dsn meremasnya sensual. Menyalurkan gairah yang berteriak minta dilepaskan.
"Mal," seru Kala setelah melepaskan pagutan mereka berdua.
"Hemm." Jawab Malik singkat, dengan mulutnya yang sibuk melahap permukaan kulit leher Kala, beralih ke telingan dan menjilatnya. Membuat sang empu mendesah sempurna. Hasrat Malik semakin menggebu-gebu pasalnya tak ada satupun tindakan Kala untuk menghentikannya, malah ia seolah memberi akses untuk Malik menjamah seluruh tubuh nya itu tanpa terkecuali.
"Malik." Kala memanggil nama nya ditengah-tengah desahannya, membuat siapapun hilang akal. Hingga Malik menggeram lalu menghisap kuat bawah rahang Kala, hingga meninggalkan bekas. Malik yakini itu akan bertahan selama beberapa hari.
Malik berani bersumpah, melakukan ini dengan Kala membuatnya merasa seperti tak ada di bumi, lebih mirip seperti surga. Bersetubuh dengan seorang "malaikat", entah ia pernah melakukan kebajikan apa hingga di izinkan semesta merasakan hal semacam ini.
"Kala, can i..." Pinta Malik sekali lagi.
"Do what you want. Just do it, this once."
Kini Malik bergerak diatas Kala, dan diperbolehkan melihat wajah itu menggeram dengan mata yang terpejam
Karena ulahnya. Memanggil namanya terus-menerus saat penyatuan itu sedang berlsngsung.Setelah sama-sama menuntaskan kenikmatan hingga ke puncaknya. Malik yang terengah-engah dibuat diam membisu melihat kecantikan Kala dari dekat. Seolah kecantikan itu menjadi berlipat ganda setelah melakukan penyatuan itu. Mata yang terpejam, nafas berat yang menembus ke wajah Malik, wajah yang berpeluh , dan rambutnya yang berantakan jatuh diatas bantal milik Kala. Lagi-lagi Malik kembali terlelap kedalam nafsunya, sampai tanpa sadar ia mencium bibir nya lagi dan lagi dengan sangat lembut, seolah bibir Kala adalah benda pecah belah.
Kala membalas ciuman itu, kini Malik merasa seperti ia titisan dewa, yang bisa bercinta dengan malaikat. Perasaan ini gila, hingga tak sadar bahwa sesuatu seperti ini ada di semesta ini, tempatnya dan Kala bernafas.
Hingga saat nafsu nya mulai menyurut, Malik benar-benar melihat tubuh Kala yang penuh luka itu. Di usapnya perlahan, kemudian di cium nya satu-persatu luka yang ada di tubuhnya.
"Its hurt right. Sorry if i hurt you, i dint meant it. Im just..." belum selesai Malik menyelesaikan ucapannya, Kala langsung menangkup kedua pipi Malik.
"Sorry for? youre not wrong Mal, justru gw say thanks harusnya sama lo." Kala memeluk Malik.
"Gw antar lo ke RS ya, luka lo udah parah itu. Gw yang ngeliatnya aja kesakitan apalagi lo yang ngerasain."
"Pas tadi lo nggk kasihan sama gw yang kesakitan gara-gara lo gigit semua tubub gw." Sindir Kala.
"Ya lo sih pake mancing." Jawab Malik ketus.
"Mancing, lo kata kita di empang. Jelas-jelas lo yang bilang please ke gw hahaha." Ejek Kala.
"Diem atau gw cipok lagi lo."
"Ampun suhu. Btw bentar gw ganti baju dulu."
"Lo duduk disitu aja, gw ambilin baju."
Malik kini sudah duduk disamping Kala, memberikan bajunya berupa hoodie dan joger pants guna di gunakan Kala. Tak lupa ia pun mengenakannya pada tubuh Kala. Kala awalnya menolak, namun Malik bersikeras memakaikannya melihat Kala yang sakit. Toh mereka sudah saling melihat, merasakan, bahkan menikmati tubuh masing-masing insan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Raja dan semestanya
Romansa"Sialan, gimana ini bisa-bisanya gw kelewat stasiun. Mana ini malam lagi. Apes gw emang bener kata orang jangan melawan restu mama papa." Berawal dari kelewatan stasiun, ternyata menjadi awal mula pertemuan Kala dan Raja. Awal yang mungkin menurut...