Hari-hari Kala menjadi lebih berwarna berkat hadirnya Raja. Raja selalu saja memberikannya sesuatu hal yang baru dan bahkan tidak mungkin terjadi jika tidak bersamanya. Salah satunya adalah dia yang mengiriminya link project yang Kala duga itu ada project yang berusaha ia intip sedari tadi. Karena terlampau penasaran, ia lekas membuka link yang Raja kirimkan. Satu hal yang ia pikirkan saat ini adalah kok bisa ia berfikiran untuk membuat prototype seperti ini.
Sepanjang membacanya entah mengapa dirinya sangat terharu, ia baru tahu pov Raja saat bersamanya. Dirinya merasa sangat spesial, diapresiasi, dan di cintai teramat sangat. Hingga ada satu titik dimana dirinya ditanya 'ingin menjadi pacarnya atau tidak', lucunya disitu tak ada tombol penolakan, semuanya hanya tombol 'Yes'.
Kini dirinya sudah berada di penghujung page. Yang mana tertulis jika dirinya menekan tombol yes, akan langsung terhubung ke telepon Raja. Benar saja, dirinya langsung di arahkan ke panggilan suara kepada Raja. Sesuai instruksi, Raja yang menerima panggilan dari Kala itu langsung dengan sekejap dirinya sudah berada di depan pintu Kala dan mengetuknya.
Tok...Tok...Tok
Segera Kala membuka pintu, dilihatnya Raja berada di ambang pintu. Pemandangan yang tak asing baginya. Namun kini ada suatu kemajuan, yakni Raja membawa 1 bucket bunga. Kemudian ia memindahkan bucket itu ke tangan Kala. "Boleh peluk gak?" Baru kali ini dirinya melihat Raja yang manja itu. Perdana dirinya melihat bibir Raja yang manyun itu.
"Lagi gak pengen dipeluk." Ia mengucapkannya dengan datar, hingga terbesit dalam pikiran Raja jika Kala tidak dalam kondisi mood yang baik. Jadi Rasanya nyesek dan kesal menjadi satu. Raja yang awalnya tersenyum, seketika cemberut.
Puas menggoda, Kala menarik Raja ke pelukannya. Walaupun Raja lebih tinggi dan lebih besar darinya. Raja tentu kaget, namun ia suka karena Kala kini lebih sering 'memulai'. "Aku maunya meluk, bukan dipeluk." Ujar Kala.
"Ih jangan erat-erat peluknya, engap aku." Kini dirinya protes, sebab pelukan ini sangat erat hingga dirinya kesulitan untuk bergerak. "Tubuh kamu tuh mungil jadi aku kalau mau peluk kamu harus erat banget."Raja gombal era. Kedepannya Kala harus mempersiapkan dirinya agar tak terkejut lagi bila tiap saat Raja menggombali nya.
Aku tidak akan pernah mau menukar apapun untuk menggantikan hari ini. Hari ini aku benar-benar sangat bahagia. Walaupun sebelumnya sangat menguras emosi, namun hari ini sepertinya tuhan menjawab doaku. Hari pertama dan malam pertama kami berhubungan dengan status baru. Belum lagi cara confess Raja yang tak biasa baginya. Raja, semua hal darinya aku sangat suka. Dirinya yang selalu berterus terang. Dia juga bisa membuatku merasa begitu berharga dan dicintai.
Aku rasa, diriku dengan Raja memiliki kesamaan. Sama-sama hidup punya segalanya, namun sedari kecil sudah harus berjuang sendiri. Berjuang melawan keluarga yang sangat egois. Hidup kami yang sulit sepertinya melatih diri kami jadi lebih mudah menemukan orang senasib. Dia sangat ramah, berhati-hati dalam bicara, rapi, bersih, wangi, pintar memasak, dan juga banyak olahraga yang ia lakukan terlihat dari tubuh atletisnya.
Bagaimana aku tidak jatuh cinta padanya?
Gerimis turun, dengan Raja yang semakin erat memeluk Kala. Ini sudah mulai masuk musim kemarau, namun saat ini hujan turun. Seolah tahu ada dua orang insan yang perlu dirayakan dalam hidupnya. Indah sekali.
Lagi dan lagi Raja mendaratkan bibirnya di belakang leher Kala, membuatnya merasa merinding dan geli dalam satu waktu yang bersamaan. "K-kak..." Kala tertawa geli, kini tangannya sudah mengalung di lehernya. Ciuman panas ini terjadi lagi. Entah sudah berapa Kali mereka berciuman.
Belum lama berkenalan, namun dirinya merasa seolah memiliki koneksi yang kuat. Hingga saat berkomunikasi hanya perlu menatap mata dan langsung mengetahui apa yang ia inginkan. Kami saling menyambut. Layaknya ciuman yang terjadi saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja dan semestanya
Romansa"Sialan, gimana ini bisa-bisanya gw kelewat stasiun. Mana ini malam lagi. Apes gw emang bener kata orang jangan melawan restu mama papa." Berawal dari kelewatan stasiun, ternyata menjadi awal mula pertemuan Kala dan Raja. Awal yang mungkin menurut...