"Sialan, gimana ini bisa-bisanya gw kelewat stasiun. Mana ini malam lagi. Apes gw emang bener kata orang jangan melawan restu mama papa."
Berawal dari kelewatan stasiun, ternyata menjadi awal mula pertemuan Kala dan Raja. Awal yang mungkin menurut...
Bagi Kala ini keputusan yang berat, bahkan tak pernah terpikirkan olehnya akan mengajak Raja untuk memulai semuanya dari awal dalam kondisi seperti ini. Hatinya luluh mendapati bahwa ia merasa dicintai kembali oleh Raja.
"Ayo kita jatuh cinta lagi dan lagi setiap harinya kak." Ucapan Kala membuat Raja menepikan mobilnya. "Ayo kita lakuin semuanya bersama-sama, sayang."
Raja kini mendekat ke arah Kala, dan memeluknya. Masing-masing mencari kenyamanan dalam pelukan itu, tanpa terkecuali. "Makasih ya sayang." Ucap Raja pada ceruk leher Kala, membuat Kala merasa sedikit geli.
"K-kak, geli ih." Kala mencoba mengurai pelukannya, namun apa boleh buat jika Raja semakin mengeratkan pelukan itu dan menghujani Kala beribu ciuman, mulai dari leher hingga beralih ke bibir manis Kala. "Your lips is still sweets, as you as." Raja melepas pagutannya di bibir Kala sebelum dirinya menyunggingkan senyuman. "I love you." Kala yang sedari tadi memejamkan mata sebab terlampau menikmati, dirinya hanya membalas dengan angggukan.
"Mau pulang atau kita bermalam diluar?"
"Kak Raja maunya gimana?" Terdapat jeda, sebab Raja turut memikirkan. "Kita bermalam dikamar aku aja, soalnya besok kan harus ke Surabaya. Kamu jadi ikut kan?" Hanya dibalas anggukan olehnya.
Perjalanan mereka kini telah dimulai kembali. Perkataan 'ayo jatuh cinta lagi dan lagi setiap harinya' entahlah, kata itu terlontar begitu saja. Pertengkaran itu bermula dimalam hari pada cuaca yang dingin, berakhir pada senja dengan matahari yang berwarna jingga. Hangat dan sempurna, bersama dengan orang terkasih.
"Kak, kalau boleh jujur aku tuh tersiksa banget waktu kita bertengkar malam itu." Raja sedikit menoleh kesamping, kearah Kala yang sedang berbicara.
"Kamu kira aku baik-baik aja sayang?" Raja mengambil pergelangan tangan Kala untuk dibawa ke genggaman tangannya dan mendaratkannya di pahanya itu.
"Nggak, aku tahu kok. Selama itu kak Raja jadi kayak mayat hidup soalnya."
"Terus kenapa aku ajak kamu mulai semuanya, kamunya nolak?" Raja menyindir Kala membuatnya tersenyum penuh kecanggungan.
"Aku butuh waktu dan kak Raja juga kan?" Kini Kala meraih tangan Raja guna ia bawa untuk mengelus pipinya sendiri. Raja, tentu ia tak diam segeralah dirinya menangkup pipi chuby milik kekasihnya itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.