19.5; special husbandfree

5.2K 324 20
                                    

ARJUNA'S MISSION - (BUKAN) NGIDAM ROMANSA

[1] Es Pisang Ijo

"Dengar, ini antara hidup dan mati," kata Arjuna, pria itu menatap ke depan dengan sorot serius, meski lawan bicaranya dari ponsel yang ia tempelkan di telinga. "Cepat cari pria, berkumis tebal, penjual es pisang ijo, spesifik harus dia. Mengerti?"

"Baik, Pak Thomas. Dimengerti." Jawaban itu membuat Ajun lega.

"Bagus, dan jangan berani menampakkan wajah kamu di depan saya, sebelum es pisang ijo itu kamu beli dan serahkan ke Romansa."

"Siap laksanakan, Pak."

"Good."

Panggilan dimatikan sepihak, dan Ajun sangat menunggu hasil yang bagus. Berikutnya, dia memesan ....

•••

[2] Cumi Saus Hitam

Dia kira, akan sat set sat set dengan mudah, tetapi nyatanya ....

"Apa?! Habis?!" teriak Arjuna murka, dia menggeram frustrasi. "Habis katamu?!"

"Ah, ti-tidak, Pak. Ada, ada, akan kami bantu restorannya menangkap langsung dari laut. Segera akan kami kirim ke sana."

Mendengarnya, senyum Arjuna merekah. "Bagus, bagus. Terima kasih. Usahakan cepat, oke?"

Lalu berikutnya, senyum Ajun semakin lebar, melihat potret yang dikirim bawahannya.

Penjual es pisang ijo berkumis tebal.

"Kerja bagus, akan saya beri kamu hadiah."

•••

[3] Bakso Mercon

Arjuna tak biasa ke sebuah warung, jadi dia tak terlalu tahu menahu soal hal tersebut. Namun, dari informasi Mbah Google, ini adalah warung bakso viral yang di-review banyak insan, enak banget katanya.

Jadi, Arjuna memilih ini sebagai tempat membeli bakso mercon tersebut, karena dia tak mau membuat Romansa kesal kalau banyak tanya. Dia pun memarkirkan mobil ke parkiran yang tersedia cukup jauh dari sana, sebelum akhirnya rela jalan kaki ke lokasi membeli!

Ternyata eh ternyata, penuh!

Dia bahkan tak bisa masuk, dan hanya diberi karcis oleh penjaga. Seperti antre kebanyakan.

"Aduh, huh ...."

"Mas, Mas, perlu cepet ya?" tanya seorang pria, dia tampak melihat Arjuna dengan tatapan mangsa--bak calo tiket saja. Dia tahu, dari penampilan berjas itu, Arjuna kemungkinan besar orang kaya, dan ekspresinya yang gelisah. Tak sabar.

"Oh, benar, saya butuh cepat. Bakso mercon dan ... satu bakso biasa." Arjuna mau sedikit waktu bersama Romansa, ia canggung kalau tak melakukan apa-apa dan menatapi si wanita makan, setidaknya itu yang dia pikirkan. Jadi dia ikut memesan.

Arjuna harus segera tiba di sana, atau dia akan mengganggu jam tidur sang ibu dari anak-anaknya lebih lama.

"Sini sini, Mas. Ikut saya. Dua mangkuk, 100 ribu aja."

"Ya, berapa pun, mohon secepatnya." Arjuna tanpa babibu menyerahkan uang pada pria itu, yang segera beranjak pergi ke bagian belakang dapur bakso.

Ia pun menunggu, dengan sesekali melihat ke arah jam di ponsel, menunggu dan menunggu.

Sialnya, pria itu tak kembali. "Dia ke mana, sih?!" Arjuna kesal, pelanggan sudah bergantian keluar masuk, dan siapa sangka berikutnya nomor di karcisnya terpanggil.

Arjuna masuk, dan dia sadar satu hal.

Dia baru saja ketipu!

Pria itu bukan pegawai dalam warung bakso ini, dia bahkan tak ada di mana-mana. Sialan!

Arjuna menepuk kening, frustrasi, tetapi dia berusaha menenangkan diri dan mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang. "Hidup dan mati saya terancam gegara penipu, bantu saya nyari orang itu, secepatnya!"

Bukan soal nominal, tapi waktu yang terbuang, Romansa pasti kesal.

Setelahnya, Arjuna menghela napas, dia mau menangis rasanya. Meski syukur saja, tak lama dia mendapatkan pesanannya, Arjuna tancap gas ke rumah Romansa.

Ia harap, Romansa jangan galak-galak padanya, nanti dia betulan nangis.

Husbandfree [tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang