"Mey."
Meyra yang tengah menghapus papan tulis bekas kelas kemarin, menatap Bagas yang memanggilnya.
"Gue ada tebak-tebakan buat lo," Bagas memulai aksi jahilnya.
Meyra menatap jengah Bagas, "apaan?"
"Apa bedanya onta sama elo?" tanya Bagas sedikit menahan tawanya.
Meyra terdiam nampak berfikir, "Ya beda lah! Gue manusia onta binatang," jawabnya jutek.
Bagas menggeleng, "salah."
"Apaan?"
"Tebak lagi lah," ejek Bagas menantang.
"Gak! Males!" bentak Meyra.
Bagas sedikit tersentak akan suara Meyra yang cempreng. "Santay kali. Mau tau gak jawabannya?"
"Ya apaan!?" geramnya.
"Kalo onta di atas, kalo lo di depan," Bagas membocorkan jawaban dari tebak-tebakannya.
Ariel, Abim, dan Zulva sudah tertawa mendengar jawaban dari Bagas, tetapi Meyra malah memutar bola matanya malas, "gajelas lo!" makinya malas lalu kembali melanjutkan aktivitas menghapus papan tulis.
Bagas masih terdiam menunggu reaksi Meyra.
Sedetik kemudian, Meyra membelalakkan matanya. Ia tersadar akan sesuatu. Ia sadar bahwa jawaban dari Bagas adalah__
Meyra menatap horor Bagas, "BAGAS MESUM!!!" teriaknya.
Tak ingin mengambil resiko, dengan gesitnya Bagas berlari sebelum Meyra melempar penghapus hitam yang ia genggam.
Tawa teman-temannya semakin menggelegar. Melihat Bagas yang kewalahan karena Meyra tak kunjung berhenti mengejar Bagas.
"Mey, udah ampun..." napas Bagas tersenggal-senggal.
Namun Meyra masih dipenuhi emosi, ia tak menggubris ucapan ampun dari Bagas. Ia tidak akan berhenti jika belum memberi pelajaran untuk cowok yang selalu menjahili dirinya itu.
Sejengkal lagi Meyra berhasil menggapai Bagas. Namun saat mereka melewati bangku milik Alen, Alen malah meluruskan kakinya menutup jalan. Meyra yang tidak melihat jika ada kaki Alen pun tak bisa mengerem laju larinya. Alhasil ia tersandung kaki Alen.
Beruntung, Bagas sangat sigap. Ia menangkap tubuh Meyra yang hampir menyium lantai kelas ini.
Seketika semuanya terdiam, melihat adegan berpelukan tak disengaja ini.
Meyra mengangkat kepalanya, menatap Bagas begitu pun sebaliknya.
"Ekhm!" Ariel berdeham keras, membuat Bagas dan Meyra tersadar.
Bagas pun langsung melepas pelukannya. Dan ini lah akhir nya, Meyra berakhir nahas mencium dinginnya lantai.
Salsa yang melihat itu pun langsung menolong tubuh Meyra. "Lo gak papa?"
Meyra meringis, lalu menatap tajam Bagas. "Kenapa gue dijatohin, Bagas?!"
Bagas menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "s-sorry, Mey. Gue reflek "
"Anjay! Bagas salting," ejek Ariel lalu disambut tawa oleh teman-temannya.
*****
Bel istirahat berbunyi nyaring membuat kelas XI IPA III yang tadinya mengantuk kini matanya kembali terbuka lebar. Bunyi inilah yang mereka tunggu-tunggu saat rasa kantuk dan bosan menguasai diri mereka.
Bu Lia menutup kelas. Lalu setelahnya seisi kelas mengeluarkan sorakan gembiranya. Kecuali Alka dan Alen. Namun kini ada satu lagi yang terlihat sangat tidak bersemangat, yaitu Raza.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALZA
Teen Fiction"Nyokap Alka mati gara-gara cowok gue... " "Dan cowok gue mati gara-gara Alka!"