"Mampus!" umpat Raza lalu menepuk-nepuk pundak Lyo.
Lyo yang tengah menyetir pun langsung mengurangi laju motornya, "kenapa, Za?" tanya Lyo.
"Bang, ada Alka, puter balik!" Raza memberi tahu dengan suara panik kala melihat Alka yang mengendarai motor berlawanan arah dengannya.
"Shit!" umpat Lyo setelah mengetahui ada Alka. Merasa percuma jika putar balik karena Motornya sudah dekat dengan motor Alka. Ia langsung menghentikan motornya di depan warung makan yang tidak terlalu ramai pembeli.
Raza langsung melepas helmnya lalu turun dari motor dengan tergesa-gesa. Lalu ia segera masuk ke dalam rumah makan itu dan duduk disalah satu bangku yang kosong.
Sementara Lyo, ia masih dimotornya mengawasi Alka. Namun sialnya Alka beserta anggota intinya malah berbelok ke arahnya, Ngapain mereka ke sini?
Lyo memilih untuk pergi meninggalkan Raza dan rumah makan itu. Ia menghidupkan kembali mesin motornya lalu menancap gas.
Seluruh mata Alka dkk menatap Lyo dengan tatapan terkejut. Mereka terkejut karena sudah lama tak melihat Lyo dan kini mereka bertemu kembali di rumah makan pinggir jalan ini.
"Marvel kan?" tanya Bagas masih sedikit loading.
Abim menganggukkan kepalanya, "dia ngapain di sini?"
"Makanlah! Masa nyopet!" jawab Zulva ketus.
"Papasi-pasi-papa," sahut Ariel menirukan suara opet yang berada dikartun Upin & Ipin.
"Itu opet, bodoh!" timpal Bagas membenahkan.
Mulut Ariel membentuk huruf "O" seraya mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Udahlah! Ayo masuk, gue laper nih," ajak Alka yang sudah lapar dan merasa kesal mendengar perdebatan teman-temannya yang tak kan ada ujungnya.
"Gasken lah!" sahut Bagas dan Ariel secara bersamaan lalu mengikuti langkah Alka memasuki rumah makan.
Sementara itu, Raza kini tengah kebingungan harus berbuat apa.
"Lyo kampret!" umpat Raza kala menyadari Lyo meninggalkannya dan Alka dkk ternyata berhenti ke rumah makan ini.
Raza menunduk sedalam mungkin kala Alka dkk mulai memasuki rumah makan ini. Dalam hati ia terus merutuki Abangnya karena telah membawanya ke tempat ini dan malah pergi begitu saja.
Alka dkk kini sudah duduk dikursi panjang secara berhadap-hadapan. Mereka memilih tempat duduk yang bersebrangan dengan bangku yang diduduki Raza. Dan mereka belum menyadari jika wanita yang menunduk itu adalah Raza.
"Mbak, mau pesen apa?" tanya seorang wanita paruh baya yang menghampiri Raza dan menyodorkan buku menu.
Raza masih menunduk, "terserah."
Pelayan itu mengernyit, bingung akan jawaban Raza, "terserah itu apa ya mbak?"
"Pokoknya terserah."
"Ini bisa dilihat dulu menunya mbak," ucap pelayan itu sembari menyodorkan buku menu.
"Gue bilang terserah ya terserah!" kepalanya terangkat, Raza pun terpancing emosi. Membuat pelayan itu terkejut dan Alka dkk pun langsung memperhatikannya.
"Baik mbak," ucap pelayan itu dengan nada nakut, lalu pergi.
"Itu Raza, kan?" tanya Abim yang menyadari bahwa wanita di sebrangnya adalah Raza.
Ucapan Abim terdengar ditelinga Raza. Dengan pasrah Raza pun mengalihkan matanya pada Alka dkk. Lalu ia tersenyum manis dengan terpaksa pastinya.
"Eh iya, bidadari," binar Abim.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALZA
Teen Fiction"Nyokap Alka mati gara-gara cowok gue... " "Dan cowok gue mati gara-gara Alka!"