32. Restu

81 9 0
                                    

Setelah mempergoki Meta dan Salsa yang bersekongkol untuk mengelabuinya, Alka segera pergi meninggalkan mereka dengan emosi yang menggebu-gebu. Jika saja mereka bukan perempuan, sudah dipastikan mereka akan habis di tangan Alka detik itu juga. Tapi, mereka bukanlah tandingan Alka. Jadi lebih baik Alka segera pergi sebelum ia benar-benar hilang akal untuk menghabisi dua wanita ular tersebut.

Alka masih tak habis pikir dengan Salsa yang notebene sahabat Raza dengan teganya bersekongkol dengan Meta. Tapi mengapa Salsa melakukan ini semua? Apakah tujuan Salsa menusuk Raza dari belakang? Apakah sebelumnya mereka saling kenal?

Merasa tak fokus mencari Raza karena pikirannya yang terus memikirkan Salsa, Alka pun memutuskan untuk beristirahat sejenak di kedai yang tak begitu ramai. Ia pun hanya memesan segelas air putih untuk mengisi perutnya yang kosong.

Alka membuka layar ponsel milik Raza, tidak dikunci memudahkannya untuk melihat-lihat isi ponsel tersebut.

Baru saja ingin membuka aplikasi WhatsApp, tiba-tiba Alka teringat bahwa ia ingin pergi ke rumah Marvel. Ia pun kembali berdiri dan meninggalkan uang berwarna biru di samping gelas air putih yang sama sekali belum ia minum.

Beberapa menit kemudian, Alka pun telah sampai di kediaman Caisar. Terlihat satpam yang masih terjaga di dalam pos satpamnya.

"Pak, maaf mengganggu," ucap Alka sopan kepada satpam tersebut.

"Iya mas, ada yang bisa saya bantu?" tanya satpam.

"Kalo boleh tau, Marvel dirawat di rumah sakit mana, ya?" Alka memulai pertanyaannya.

"Oh... Den Lyo! Den Lyo dilarikan ke RS. PERMATA, mas," jawab satpam tersebut. "Mas ini siapa ya?" tanya satpam itu penasaran dengan alis bertaut.

"Alka, Pak," jawab Alka.

Satpam tersebut tersenyum lebar. "Owalah, pacarnya non Raza ya? Saya lupa, hehe."

"Raza belum pulang, Pak?" tanya Alka.

Senyum lebar di wajah satpam itu memudar kala mendengar pertanyaan Alka. "Belum mas. Saya kasian sama nyonya, non Raza hilang, dan sekarang den Lyo koma, nyonya keliatan tertekan banget."

Alka menghela napas berat. "Saya akan mencari Raza sampai ketemu pak. Percaya sama saya!"

Satpam tersebut mengangguk. "Semoga non Raza baik-baik aja ya, mas..."

Alka hanya tersenyum lalu berpamitan pergi.

*****

Setelah bertanya pada resepsionis di mana ruang rawat Lyo. Alka segera mencarinya.

Setelah menemukan kamar rawat yang ditempati oleh Lyo, Alka segera membuka pintu tersebut dan hal pertama yang ia lihat adalah Milla tengah menatap putranya dengan sorot mata yang sedih, bahunya terus diusap oleh lelaki di sampingnya, Caisar.

Alka melangkah mendekat brankar dengan perlahan. Ia menatap sendu lelaki yang kini terbaring lemah dengan berbagai alat medis menghiasi tubuhnya.

"Om, bagaimana keadaan Marvel?" tanya Alka.

"Bisa kita bicara sebentar?" alih-alih menjawab pertanyaan Alka, Caisar justru mengajak Alka untuk berbincang sejenak.

Alka menautkan alisnya, sedetik kemudian ia menganggukkan kepalanya, lalu mengikuti Caisar yang mulai melangkah meninggalkan kamar rawat ini.

"Apa benar kamu pacar Raza?" tanya Caisar langsung pada intinya.

Alka mengangguk. "Iya, Om. Saya pacar Raza."

"Kamu tidak membencinya? Kamu pasti tau bahwa Raza mantan kekasih dari seorang yang sudah menabrak mamah kamu."

Keterkejutan menguasai diri Alka, dan Caisar menyadari itu. "Ternyata masih banyak yang belum kamu ketahui tentang Raza," imbuh Caisar setelah melihat raut wajah Alka yang terkejut.

Jadi Raza mantannya Zian? batin Alka masih tak percaya.

"Saya tulus mencintai Raza, Om. Sekalipun ia mantan dari seorang yang sudah merenggut nyawa mamah saya," jawab Alka dengan penuh keyakinan.

Caisar menatap lekat remaja di hadapannya mencari apakah ada kebohongan dari ucapan remaja tersebut. Namun, remaja itu terlihat tak main-main dengan ucapannya. Caisar menghela napas panjang. "Bahkan kamu belum mengetahui segalanya tentang anak saya."

"Apapun itu, Om. Saya tetap akan mencintai anak Om," tegas Alka penuh keyakinan.

"Saya merasa Raza menyembunyikan sesuatu yang mungkin hanya dia seorang yang mengetahuinya. Dan jika memang itu benar ada, saya harap kamu tidak akan menarik ucapanmu itu untuk tetap mencintainya."

"Berarti, Om, mengizinkan saya bersama Raza?" tanya Alka.

Caisar mengangguk. Lalu tersenyum tipis. "Raza masih penuh misteri di kehidupanmu, Al. Kamu harus siap untuk menerima konsekuensinya apapun itu!"

*****

ALZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang