28. Hilang

97 18 15
                                    

~pergilah untuk kembali, tapi tidak untuk datang karena ingin berpamitan~

Dengan langkah gontai, Raza terus berjalan tanpa tau arah ke mana. Ia tak ingin pulang ke rumah untuk saat ini sampai pikirannya tenang.

Raza berjalan di atas jembatan yang sudah mulai sepi. Tanpa alas kaki, ia terus melangkah tanpa memperdulikan apa yang akan ia pijak.

Ia meraih ponsel dari dalam sakunya. Menyalakannya lalu menatap wallpaper layar ponselnya dengan tatapan sendu. Itu adalah foto di mana dirinya dan Alka baru saja menjalin hubungan. Setelahnya ia kembali mematikan ponselnya. Dengan ponsel yang ia genggam, Raza kembali melangkah menyusuri jembatan yang sudah sepi ini.

"Neng cantik! Sendirian aja nih," tiba-tiba dia orang preman dengan wajah mesumnya datang menggoda Raza.

Jelas Raza terkejut sekaligus merasa jijik. Namun, ia tetap memasang wajah tenang. "Gue cowok, maap!" balasnya jutek.

Kedua preman mesum itu tertawa mendengar ucapan Raza. "Cantik gini masa cowok."

"Coba buktiin kalo kamu cowok!" sahut preman yang satunya lagi, ia hendak menyentuh Raza.

Dengan cekatan Raza langsung menendang selangkangan preman yang hendak menyentuhnya itu, membuat preman itu spontan menunduk karena rasa sakit di aset berharganya.

Temannya merasa tak terima. "Lo jadi cewek belagu amat, hah?!" bentak preman itu.

Raza hanya terkekeh. "Katanya tadi minta bukti."

Preman itu menggeram kesal, tangannya terkepal kuat. Tanpa diduga ia mengeluarkan pisau lipat dari dalam saku celana levisnya. "Lo bener-bener nyari mati!"

"Eh sabar dulu bro!" cegah temannya saat rasa sakit sudah mereda. "Kita bicarakan dulu baik-baik."

"Gimana kalo kita main? Abis itu lo bebas!" ucap si preman memberi tawaran.

"Main? Boleh!" jawab Raza menyetujui lalu menendang pisau yang preman genggam hingga terhempas. Setelahnya, ia meninju wajah kedua preman itu secara bergantian.

Aksi baku hantam pun terjadi. Dua lawan satu, lelaki lawan perempuan. Itu bukan masalah bagi Raza, selagi ia bisa mengatasinya.

Saat Raza mulai lengah, tiba-tiba si preman menendang wajah Raza cukup keras hingga Raza tak bisa mengendalikan tubuhnya. Raza pun terjatuh dari jembatan.

Byur.

Raza terjatuh ke dalam sungai. Dan nahasnya, ia tidak bisa berenang.

"TOLOOONG!!!" Teriak Raza dengan sisa napasnya yang sudah hampir habis.

Preman yang melihat Raza seperti sekarat dari atas jembatan itu segera berlari sekencang mungkin.

Pasrah. Raza pun menyerah dan kini dirinya sudah tenggelam. Perlahan matanya terpejam dengan air yang berhasil masuk ke dalam hidung Raza menguasai pernapasan gadis itu.

*****

Raza menceritakan semuanya pada kedua orang pemilik rumah yang ia tempati saat ini.

"Kamu pasti dari kota, ya?" tanya Indah karena paham dengan penampilan dan wajah seperti Raza.

Raza mengangguk.

"Sekarang kamu istirahat, besok pagi biar di antar sama anak ibu." ucap Indah.

Elfan membelalakkan matanya. "Kok aku, Bu? 'Kan bisa pergi sendiri!" tolak Elfan mentah-mentah.

ALZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang