16. Kabur

136 38 105
                                    

Bismillah dulu biar afdhol bacanya, hehe....

*


62812678xxxx
Gk usah ke kantor polisi, Raza gk ada di sana.

"Siapa, Al?" tanya Zulva kala melihat alis Alka yang bertaut karena membaca pesan yang baru saja masuk di ponsel miliknya. Dan yang lain pun menatap Alka penasaran.

Alka tak menjawab. Tanpa basa-basi ia langsung menelepon nomor tidak dikenal itu. Dan pemilik nomor itu langsung menerima panggilan Alka.

"Lo siapa?"

Tanya Alka saat telepon sudah tersambung, begitupun dengan yang lain tampak serius mendengarkan Alka yang sedang berbicara pada seseorang yang ia telepon.

Alka menautkan alisnya kala orang di sebrang teleponnya malah tertawa.

"Hahaha... Khawatir ya?"

Alka terdiam sejenak, suara itu sepertinya sangat familiar di telinganya. Kini Alka tahu siapa pemilik suara itu. Reno, dia adalah wakilnya Kenzo, genk Scormon's.

"Nggak usah basa-basi, maksud lo apa?"

"Mending lo ke sini aja, kita ngobrol-ngobrol dulu."

"Nggak ada waktu, cepat mau lo apa?"

"Terserah lo sih, kalo nggak mau ya udah."

"Oke. Lo di mana?"

"Jalan Bhayangkara 09."

Tut.

Alka langsung mematikan telepon sepihak.

"Tadi Reno, Al?" tanya Bagas.

Alka mengangguk. "Lo semua tunggu kabar dari gue!" perintahnya lalu meraih kontak motornya.

Seperginya Alka, Bagas langsung memulai aksi menggibahnya.

"Menurut kalian gimana?" tanya Bagas pada teman-temannya.

"Ngomong yang jelas!" balas Meyra ketus.

Bagas berdecak, "ck! Alka pasti udah jatuh cinta sama Raza, iya 'kan?"

Ariel mengangguk. "Kayanya sih gitu, bisa dilihat dari mukanya yang khawatir."

"Berarti kalo gue kenapa-kenapa terus lo khawatir, berarti lo jatuh cinta sama gue? Gitu?" tanya Abim.

Ariel sontak menggeplak mulut Abim, tidak keras namun terasa sakit, "nggak gitu konsepnya, oncom!"

Abim menatap tajam Ariel, "ya santai sih!"

Sementara itu, Alka telah sampai di tempat yang disebutkan Reno tadi. Ia turun dari motornya seletah melepas helmnya. "Reno!" panggilnya setengah berteriak.

Tak ada jawaban.

"Keluar lo bangsat!" Alka mulai tersulut emosi karena Reno tak menunjukkan batang hidungnya.

Lagi dan lagi tak ada tanda-tanda kehadiran Reno di sini.

Alka menggeram tertahan, "buang-buang waktu!" lalu ia kembali menaiki motornya, baru saja ingin memakai helmnya tiba-tiba terdengar suara.

"Dateng ternyata."

Alka kembali turun dari motor, dan melangkah mendekati lelaki yang notebene wakil dari musuh bebuyutannya.

"To the point." Alka tak ingin berlama-lama.

Reno terkekeh, "sabar dikit napa, sih!"

ALZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang