14. Polisi

194 72 94
                                    

"Kenzo koma."

Dua kata yang keluar dari mulut Alen membuat mereka terkejut.

"Lo tau dari mana, Len?" tanya Alka.

Alen hanya mengedikkan bahunya acuh. Membuat teman-temannya mendengus sebal.

Alen memang sering memberi berita yang mengejutkan, tetapi selalu tidak jelas asal-usulnya. Jika ada yang bertanya maka Alen akan menjawabnya dengan mengedikkan bahu.

"Pas pembagian suara, kayanya lo cuma kebagian satu persen," cibir Zulva yang juga merasa kesal.

Alen hanya memutar bola matanya malas lalu memilih kembali duduk di bangkunya.

"ALKA!"

"ASTAGFIRULLAH!!!" pekik Alka terkejut karena tiba-tiba Raza berteriak tepat di telinganya.

"Nah cakep bener lo, Za. Bikin Alka istighfar," puji Bagas yang disambung dengan tawa oleh teman-temannya.

Raza hanya nyengir kuda, menunjukkan deretan gigi rapihnya pada Bagas. Lalu ia beralih menyentuh lengan Alka yang masih diperban. "Sakit, Al?" tanyanya polos.

Alka menggeleng dengan wajah dinginnya. Setelahnya tiba-tiba ia merintih. "Aw! Sakit, Za!" Ia langsung menjauhkan tangannya dari tangan Raza karena baru saja Raza menekan lukanya yang belum kering.

"Katanya nggak sakit?" Raza mengejek Alka.

"Ya jangan diteken juga!" geram Alka.

Raza tertawa. Membuat yang lain terpaku melihat tawa gadis itu, termasuk Alka, sangat manis.

Kenapa dia manis banget?

Alka mengerjapkan matanya, tersadar akan apa yang baru saja ia pikirkan tentang gadis ini. Apaan sih, Al! Nggak mungkin lo suka sama dia!

Tanpa aba-aba Alka menarik tangan Raza untuk pergi meninggalkan kelas. Raza pun berjalan tertatih-tatih berusaha manyamai langkah lebar Alka.

"Santai, Al. Gue nggak akan kemana-mana kok," tutur Raza saat mereka kini menjadi sorotan para siswa-siswi yang berada di koridor.

Ternyata Alka membawa Raza ke rooftop. Membuat alis Raza bertaut, ia tak mengerti mengapa Alka membawanya ke sini.

"Ngapain ke rooftop, Al?" tanya Raza.

"Bentar lagi bel, lho," imbuh Raza memberi tahu.

"Bolos aja," ucap Alka enteng.

Raza tersenyum menggoda. "Gue tau. Lo mau nembak gue, 'kan?" tebaknya percaya diri.

Alka menggeleng, lalu menyandarkan tubuhnya di pembatas rooftop. Matanya menatap Raza, "jadi sebenarnya lo ada hubungan apa sama Kenzo?" tanya Alka to the point.

"Mantan gue waktu SMP," jawab Raza seadanya.

Jadi bener, Kenzo itu mantannya Raza?

"Emang kenapa, Al?" tanya Raza.

Alka menggeleng. "Lo beneran suka sama gue?" ia bertanya mengganti topik.

Raza mengangguk senang. "Lo mau pacaran sama gue?" tanyanya antusias.

"Usaha dulu kalo emang mau jadi pacar gue," balas Alka dengan senyuman mengejek.

Raza menatap Alka dengan mata memicing, "lo nantangin gue?"

Alka mengangguk. "Oke. Gue kasih lo tantangan,"

Raza bersedekap dada, "apa tantangannya?" tanyanya sombong.

ALZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang